Mohon tunggu...
Jovita Valentina Amarta
Jovita Valentina Amarta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Reformasi Ekonomi Vietnam: Belajar dari Keberhasilan Tiongkok di Tengah Tekanan Demokrasi

11 Juni 2023   18:38 Diperbarui: 11 Juni 2023   18:46 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berakhirnya perang dingin yang diikuti dengan runtuhnya Uni Soviet dan dominasi demokrasi di dunia membuat gelombang demokrasi secara besar-besaran dan berkembang ke seluruh dunia. Namun, hal ini tidak membuat tiga negara penganur komunis di Asia ikut terbawa arus demokrasi. Vietnam, China, dan Korea Utara tetap berada di pendiriannya mengukuhkan komunis sebagai ideologi negaranya. Selama perang Vietnam berlangsung, China sebagai negara tetangga sekaligus sekutu komunis memberikan bantuan penuh baik secara ekonomi maupun militer dalam rangka mempertahankan dominasi komunis agar tidak jatuh ke tangan Amerika Serikat.

Perang Vietnam pun berakhir dengan Vietnam Utara sebagai pemenang sehingga dominais Amerika Serikat di Vietnam Selatan mulai memudar. Populernya arus demokrasi pasca berakhirnya perang dingin tidak membuat Vietnam mematahankan pendiriannya sebagai negara komunis. Vietnam berusaha untuk tetap bertahan namun juga tidak ingin terlindas dengan arus demokrasi dan globalisasi.

China yang saat itu sebagai sekutu komunis Vietnam, setelah perang Vietnam berakhir melakukan reformasi pada tahun 1980 dengan mengubah ekonomi terpusatnya mnejadi ekonomi yang berorientasi pada pasar dengan tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi serta mengatasi berbagai permasalahan seperti inflasi, standar hidup, dan pengangguran. Terbukti dalam hitungan tahun saja China sudah berhasil bangkit dari keterpurukan ekonominya dan mulai bangkit menjadi negara yang kuat namun dengan tidak meruntuhkan ideologi komunisnya.

Melihat perubahan China yang baik dan dapat mempertahankan ideologi komunisnya namun dapat tetap terbuka dengan dunia internasional maka Vietnam juga turut mengambil langkah untuk melakukan perubahan. Melalui "Doi Moi" istilah dari reformasi Vietnam tahun 1986. Perbuahan pun dilakukan juga dalam bidang politik di mana terdapat perubahan konstitusi pada tahun 1992.

Perubahan kebijakan luar negeri Vietnam pun mulai dilakukan dengan menjalin hubungan diplomatik dengan berbagai negara serta menormalisasi hubungannya dengan Amerika Serikat. Vietnam juga mulai menjalankan reformasi ekonominya dengan mulai menjalankan pasar bebas dan kerjasama dengan negara lain dengan tetap memiliki pendirian terhadap ideologi komunis. Selama 30 tahun Vietnam berusaha mengejar ketertinggalan ekonomi dan berusaha menjadi negara maju pada tahun 2020, dan tentu saja hal ini butuh banyak pertimbangan-pertimbangan.

Isu globalisasi yang bergulir menjadi sangat menarik dikaitkan dengan kondisi Vietnam pada masa itu. Kondisi dimana komunis mulai tenggelam oleh gelombang demokrasi, kemudian dihadapkan pada globalisasi ekonomi membuat Vietnam untuk mengidentifikasi posisi dan permasalahan yang dihadapi dalam perubahan konstelasi dunia yang berlangsung cepat.

Negara - negara komunis berusaha untuk bertahan dibawah tekanan internasional yang mengobarkan semangat demokrasi ke seluruh dunia. Banyak Negara pecahan Uni Soviet yang kemudian mereka bertransformasi menjadi Negara demokrasi dengan banyak konsekuensi yang harus mereka hadapi salahsatunya globalisasi ekonomi.

Gelombang demokrasi membawa arus globalisasi dunia, arus ini tidak mungkin terelakkan bagi semua Negara di dunia ini. Menghapus komunis dengan mengganti demokrasi yang diikuti oleh liberalisasi ekonomi merupakan satu cara yang harus dilakukan oleh negara -- negara pecahan Uni Soviet pasca berakhirnya Perang Dingin. Percepatan pertumbuhan ekonomi Negara melalui liberalisasi menjadi tuntutan utama dalam perdagangan dunia.Ikut serta atau tertinggal dalam perekonomian menjadi satu alternatif pilihan bagi negara -- negara di dunia.

Lalu muncullah model Reformasi Ekonomi Gradualis yang merupakan suatu model baru dalam dunia internasional. Sistem ini digunakan untuk mengidentifikasi suatu peristiwa reformasi ekonomi yang dilakukan oleh negara -- negara yang berideologi komunis. Reformasi ini telah didahului oleh Cina. Model kebijakan ini menjadi suatu alternatif bagi negara komunis untuk menjawab tantangan perubahan konstelasi dunia yang sangat cepat. Mereka harus berpikir secara rasional bagi kepentingan seluruh rakyatnya. Keegoisan negara komunis harus diimbangi dengan memikirkan kesejahteraan bagi rakyatnta serta eksistensi Negara di tengah berkembangnya dunia yang sangat pesat.

Vietnam belajar kesuksesan dari Cina dalam rangka reformasi ekonomi gradualis dengan melakukan beberapa strategi.

  • mengirimkan Nguyen Tan Dung dari Partai Politburo central comitte pada tahun 1997 untuk mempelajari strategi yang dilakukan oleh Cina dalam reformasi ekonominya
  • fokus kepada peningkatan investasi asing untuk masuk ke Vietnam untuk menggeliatkan perekonomian di Vietnam.
  • melakukan kerjasama perdagangan diantara kedua Negara. Secara bilateral Cina melakukan normalisasi hubungan dengan Cina pada tahun 1991, dan berlangsunglah perdagangan antara kedua Negara yang saling menguntungkan.

Konsep gradualis sangat cocok diterapkan di Vietnam di tengah gencarnya arus demokrasi dan globalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun