Mohon tunggu...
Annisa Joviani Astari
Annisa Joviani Astari Mohon Tunggu... -

Mahasiswa jurusan Ilmu Lingkungan, senang membaca dan sedang belajar menulis...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sembako atau Baju?

30 Agustus 2010   08:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:36 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuatu yang Gratis memang akan diperebutkan..dan untuk mendapatkannya harus ‘bersaing’ dengan orang-orang yang mempunyai persepsi yang sama…

Terutama bagi orang yang membutuhkan, sesuatu yang gratis dibagikan akan menjadi salah satu bantuan untuk menyokong kelanjutan hidupnya.

Hal inilah yang terjadi ketika ratusan warga Cirebon, Jawa Barat rela berdesak-desakan demi memperoleh pembagian sembako gratis. Dari mulai anak kecil, remaja, hingga kakek nenek, rela mengantri demi mendapat paket yang berisi sembilan bahan makanan pokok tersebut.

Warga Berebut Sembako Gratis, itulah salah satu potret dari kondisi yang tejadi di salah satu titik di negeri kita ini.

Dari pagi mereka mengantri, hingga siang dengan panas yang terik, mereka berdesakan dengan pengantre lainnya. Warga dari 6 desa di Cirebon ini mungkin berharap dengan adanya sumber makanan tersebut setidaknya mereka bisa makan untuk hari ini, dan besok, ataupun mereka akan berpikir “Allhamdulillah, saya punya bahan makanan untuk hari raya nanti”.

Melihat tayangan di atas, terlihat begitu banyak masyarakat Indonesia yang kebutuhan primernya sebetulnya masih belum terpenuhi. Mereka tidak akan berpikir, “Saya mau pakai baju apa pada saat lebaran”.

Hal ini berbanding terbalik dengan situasi yang terjadi pada berita yang saya baca kemarin malam, mengenai Kawasan Pejaten Village yang macet total hingga malam hari.

Fenomena masuknya bulan Ramadhan memang selalu identik dengan belanja dan belanja…

Tidak heran, pemasukkan para pedagang meningkat berkali-kali lipat pada bulan ini. Itu juga merupakan suatu berkah bagi para pedagang, tetapi, pedagang seperti apakah yang diuntungkan?

Hal yang menarik dari berita ini adalah “Para pengunjung membanjiri mal karena sedang diskon besar-besaran. Semua outlet menawarkan diskon 10 persen hingga 70 persen”

Kalau yang penuh itu mal-mal besar, ‘pedagang’ atau pengusaha besar pula lah yang akan meraup keuntungan besar lalu bagaimana dengan pedagang kecil? Semoga mereka juga ‘kecipratan’ oleh berkah pada bulan Ramadhan ini.

Nuansa Lebaran, belanja baju baru. Sebuah tradisi ataukah keharusan agar tidak mau kalah dengan yang lain?

Dari dua berita di atas, terlihat dua situasi yang sangat berbeda menjelang lebaran ini, yang satu antre untuk memenuhi kebutuhan perutnya, dan yang lainnya antre untuk memenuhi kebutuhan otak dan nafsu belanjanya..

[caption id="attachment_244025" align="aligncenter" width="150" caption="Sembako"][/caption]

atau

[caption id="attachment_244029" align="aligncenter" width="210" caption="Baju"][/caption] Tidak memungkiri, saya mungkin masih termasuk dalam orang-orang seperti itu, tetapi dengan adanya perbandingan dua kondisi yang berbeda yang notabene berada dalam pekan yang sama ini, semoga kita bisa lebih bijak membeli sesuatu yang memang dirasakan perlu dan tidak hanya semata-mata untuk memenuhi nafsu belanja.

-jovianiastari-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun