[caption caption="Gambar: Shinta's Notes"][/caption]Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang berarti pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik dan konteks sosial budaya, maka dari itu manusia harus diawali dengan melakukan interaksi sosial atau tindakan komunikasi satu dengan yang lainnya. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubugan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia (Soekanto, 2002: 62). H. Aang Ridwan melalui karyanya Filsafat Komunikasi (2013:111) mengatakan filsafat komunikasi adalah disiplin ilmu yang menelah pemahaman secara fundamental, metodologis, sistematis, analistis, kritis, dan holistis mengenai teori dari proses komunikasi yang meliputi berbagai dimensi dan berdasarkan bidang, sifat, tatanan, tujuan, fungsi, eknik, dan metode komunikasi.
Sejarah perkembangan komunikasi seperti yang dijelaskan oleh Theresia Samantha di kompasiana, perkembangan komunikasi selalu dikaitkan dengan penggunaan retorika di zaman Yunani. Pada masa inilah komunikasi digunakan sebagai alat persuasive menggunakan teknik retorika. Ada juga yang mengatakan bahwa sebenarnya penggunaan retorika telah ada sejak zaman kebudayaan Mesir Kuno, tokoh yang menggunakan adalah Kagemi dan Ptah-Hotep.
Pada masa Yunani tradisi retorika menjadi suatu yang sistematis dan terorganisasi. Dengan kata lain sejarah mencatat bahwa sejarah perkembangan komunikasi dengan tadisi retorika berasal dari kebudayaan Yunani kuno. Kata retorika berasal dari bahasa Yunani yaitu rhetor berarti orator atau teacher. Retorika adalah suatu teknik komunikasi untuk membujuk atau merayu secara persuasif untuk menghasilkan bujukan melalui karakter pembicara, emosional maupun logo.
Berdasarkan sejarah perkembangan komunikasi yang tersuray penggagas komunikasi retorika zaman Yunani kuno adalah seorang pemikir atau filosof bernama Aristoteles. Menurut, Aristoteles retorika mencakup tiga unsur, yaitu ehos (kredibilitas komunikator), pathos (hal yang menyangkut emosi atau perasaan) dan logos (hal yang menyangkut fakta). Dalam pemikiran Aristoteles tersebut mengenai retorika lalu dikembangkan oleh Cicero dan Quintilian yang menyusun aturan retorika menjadi lima unsur.
Rulli Nasrullah melalui karyanya Media siber (CYBERMEDIA) (2014: 1-3) mengatakan perkembangan media komunikasi menurut McNamus (dalam Severin dan Tankard, 2005: 4) bahwa ada pergeseran dari ketersediaan media yang dahulu langka dengan akses yang juga terbatas menuju media yang melimpah. Sekarang pun tekonologi juga memungkinkan indrusti media untuk memproduksi media yang lebih beragam, setidaknya kondisi ini bias dilihat dai kovergensi media yang tidak hanya berada dalam bentuk cetak melainkan juga khalayak bisa menemukan media yang sama dalam bentuk elektronik. Artinya, media saat ini tidak hanya banyak dari sisi jumlah saja tetapi juga khalayak diberikan pilihan untuk mengonsumsi melalui jenis medianya mulai dari cedak, audio, visual, audio-visual, dan online.
Proses penyampaian pesan melalui media pun juga mengalami pergeseran, dimana media selama ini merupakan pusat informasi dan informasi tersebut dipublikasikan dengan satu arah, tetapi media kini menjadi lebih interaktif. Artinya khalayak tidak lagi sekedar objek yang terpapar informasi, tetapi khalyak telah dilibatkan lebih aktif karena teknologi menyebabkan interaksi di media bisa terjadi.Ini akan adanya perubahan dalam sisi khalayak, terutama dalam hal kepuasan terhadap informasi yang didapat.
Melihat sekarang ini media baru yaitu internet, dengan adanya internet memberikan pilihan bagi khalayak tidak hanya dalam mencari dan mengonsumsi informasi semata, tetapi juga bisa khalayak memproduksi informasi, misalnya saja dalam forum jual beli, pembeli yang ingin membeli suatu barang pastilah pembeli tersebut akan mencari informasi terlebih dahulu, seperti harga atau lainnya, setelah ia mendapatkan informasi tersebut dari penjual melalui komunikasi online, maka pembeli tersebut akan berpikir mana informasi yang pasti dan benar setelah ia sudah berpikir maka pembeli akan membeli barang tersebut, dan biasanya pembeli yang sudah menerima barang dari penjual akan menuliskan di comment atau feed back, seperti “Barangnya mantap, terima kasih” itu salah satu komunikasi yang terjalin dengan baik.
Mengapa perlu kita perlu berkomunikasi dalam online ? Kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain walaupun secara komunikasi tidak langsung (menggunakan media yaitu internet), misalnya saja dari feedback atau comment di salah satu forum jual beli yang berisi yaitu “Barang sudah sampai, terima kasih”, dalam hal ini akan menciptakan hubungan komunikasi yang positif. Dengan kehadiran teknologi komunikasi yang sudah maju ini akan memberikan kemudahan bagi siapa pun untuk saling berinteraksi atau berkomunikasi satu dengan yang lain. Menurut Castells (2009: 127) mengatakan bahwa dalam kanal komunikasi yang semakin beragam dan model komunikasi yang jua semakin dipengruhi oleh teknologi media baru ini, pengguna media siber bahkan telah menjelma menjadi creative audience.
Iklan dalam produk pun juga merupakan komunikasi dengan para pembeli atau konsumen, seperti iklan-iklan yang di forum jual beli, ditampilkan oleh penjual termasuk dalam periklanan produk , di dalam iklan adanya pesan dalam komunikasi tersebut, karena dalam produk adanya informasi produk yang biasanya pesan berisi: menjelaskan produk tersebut, dan informasi produk akan lebih menampilkan keunggulan produk tersebut supaya membujuk para pembeli untuk membeli produk. Hal ini untuk dapat menjalin komunikasi online yang baik antara penjual dan pembeli, dimana penjual melakukan penjelasan produk secara rinci supaya pembeli juga yakin terhadap produk tersebut. Proses komunikasi menekankan semua perilaku adalah komunikatif dan masing-masing pihak yang terlibat dalam komunikasi memiliki konten pesan yang dibawanya dan saling bertukar dalam transaksi (Sendjaja, 2002: 4.4). Semua komunikasi yang berada di forum jual beli tergolong dalam komunikasi non verbal.
Dalam kasus ini menggunakan Teori Kegunaan dan Kepuasan (dalam West dan Turner, 2008: 99-104), yang menjelaskan harapan akan penghargaan dibagi dengan usaha yang dibutuhkan, dimana harapan antara penjual dan pembeli dalam forum jual beli adanya komunikasi yang positif sedangkan usahanya yang dibutuhkan yaitu waktu terbuang. Juga menyangkut interaksi parasosial, hubungan antara penjual dan pembeli hanya sekedar kenal saja dalam berkomunikasi online (dunia internet), jadi dalam komunikasi antara penjual dan pembeli hanya berdiskusi tentang produk lewat chating di internet.
Adanya asumsi salah satunya yaitu khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan, masyarakat yang ikut terjun dalam forum jual beli tujuan salah satunya mencari uang tetapi ada juga tujuan lainnya yaitu menjaga keharmonisan komunikasi yang baik antara penjual dan pembeli. Jadi dalam berkomunikasi online lewat forum jual beli dapat menciptakan keharmonisan antara penjual dan pembeli secara positif.