Mohon tunggu...
Jovanka Ellena Kosasih
Jovanka Ellena Kosasih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

c'est la vie

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ada Apa dengan Industri Perfilman Inggris?

18 September 2024   22:32 Diperbarui: 18 September 2024   23:02 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman sekarang ini, hiburan merupakan peran penting dalam kehidupan manusia. Berbagai bentuk hiburan seperti buku, musik, dan film dijadikan sebagai tempat penghilang penat dan menghabiskan waktu luang. Oleh karena itu, industri hiburan termasuk ke dalam industri paling penting dan krusial bagi masyarakat global saat ini, terutama industri film.

Industri perfilman dimulai dari berbagai penemuan dan inovasi pada abad 18-an oleh berbagai negara sebagai pelopornya, terutama Inggris. Industri perfilman di Inggris dimulai dengan film "Traffic Crossing Ledge Bridge", yang diproduksi pertama kali pada tahun 1888 oleh Louis Aim Augustin Le Prince.

Industri perfilman dengan teknologi yang semakin memadai, termasuk di negara asal film "Harry Potter" ini, menjadi semakin berkualitas dari tahun ke tahun. Film "The Third Man" (1969) menempati peringkat pertama dalam film Inggris paling terbaik sepanjang sejarah. Di abad 21 ini, film "Under The Skin" terpilih sebagai film Inggris terbaik abad ke-21 menurut jajak pendapat kritikus (60 pengulas film). Ada juga film "Paddington", "Star Wars", "The Hobbits" yang ikut melambungkan industri perfilman The Black Country ini dan membantu Inggris telah menghasilkan berbagai film yang diakui bagi seluruh dunia.

Tak hanya itu, dengan berbagai aktor dan aktris yang memiliki bakat gemilangnya di dunia perfilman semakin membuat industri perfilman Inggris mendapatkan spotlight oleh masyarakat global. Dari Charlie Chaplin, Audrey Hepburn, Emma Thompson, Henry Cavill, Ralph Fiennes, Benedict Cumberbatch, hingga Emma Watson makin membuat Inggris mendominasi industri ini melalui berbagai pencapaiannya dalam berbagai penghargaan. Selama 94 tahun sejarahnya, Oscar Academic Awards telah memberikan 75 penghargaan kepada aktor dan sutradara Inggris secara total. Ada Eddie Redmayne yang memenangkan Best Actor untuk The Theory of Everything (2014) dan juga Daniel Day-Lewis yang telah memenangkan tiga Oscar untuk Aktor Terbaik dalam My Left Foot (1989), There Will Be Blood (2007), serta Lincoln (2012).

Dilansir dari data British Film Institute (BFI), Box office Inggris/Irlandia menghasilkan 986 juta sepanjang tahun, dengan Barbie sebagai film terbesar tahun 2023. Pengeluaran gabungan oleh produksi film dan televisi kelas atas ( HETV ) pada tahun 2023 mencapai 4,23 miliar. Namun, mereka mengalami penurunan sebanyak 32% dari tahun 2022 tetapi hampir setara dengan tingkat sebelum pandemi. Hal tersebut disebabkan oleh produksi film dan TV kelas atas yang terdampak secara global oleh pemogokan Hollywood dan anjloknya komisi dari penyiar lokal yang memiliki banyak program yang diselesaikan setelah pandemi. Dengan eratnya hubungan antara industri film Inggris dan AS membuat industri film dan TV di Inggris mengalami dampak langsung dari berbagai fenomena yang terjadi dalam industri ini, baik positif maupun negatif.

Dengan bahasa, budaya, dan berbagai kemiripan dengan industri film Amerika Serikat (Hollywood), Inggris memperluas pasarnya dan menjadi posisi yang dominan dan bertahan lama dalam industri ini. Inggris tetap menjadi pasar global terbesar kedua untuk produksi film dan TV bergengsi kelas atas, dengan 86% dari 6,27 miliar yang dihabiskan untuk produksi tahun 2022 sebagian besar berasal dari studio dan layanan streaming Hollywood, menurut British Film Institute. Inggris memiliki kelebihan dalam teknologi, ruang produksi, talenta para aktor dan aktrisnya, namun hal tersebut tidak menjamin kesuksesan perusahaan produksi mereka.

Perusahaan produksi film dan video Inggris menghadapi persaingan yang meningkat dari pasar internasional, terutama dari AS dan China, yang memiliki industri film yang lebih menonjol dan sumber daya yang lebih besar. Pada tahun ini, industri perfilman Inggris mengalami penurunan dari tahun 2022 dan 2023. Pendapatan box office pada semester awal tahun 2024 di Inggris menurun 6% dibandingkan tahun lalu, yaitu sebanyak 419 juta. Meskipun dengan film terlarisnya "Inside Out 2" dengan 45,7 juta di box office Inggris dan Republik Irlandia (ROI) dan film-film lain, hanya sebanyak 54,2 juta tiket bioskop terjual di Inggris pada paruh pertama tahun 2024, turun 3% dibandingkan H1 2023.

Industri perfilman Inggris disibukkan dengan perebutan ruang studio seperti Netflix, Disney, dan Amazon yang berebut untuk mendapatkan kesepakatan jangka panjang demi mengamankan alur produksi. Para pemasar mengembangkan tujuan mereka untuk melakukan hal-hal yang dapat lebih memuaskan secara digital membuat keinginan dan minat para penonton menurun (Sweeney, 2023). Orientasi utama menjadi produksi dan laba yang didapat melemahkan industri ini dalam mata global. Adanya perlambatan di seluruh produksi dan pemesanan film, TV, dan komersial di Inggris, menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan. Lantas, apakah industri perfilman Inggris akan bangkit kembali atau ini menjadi awal dari akhir masa keemasan industri perfilman Inggris?

Referensi:

A24. (2022, April 22). "Under The Skin" Voted Best British Film of the 21st century [Online forum post]. JOHN WILLIAMS Fan Network. Retrieved from https://www.jwfan.com/forums/index.php?/topic/34580-under-the-skin-voted-best-british-film-of-the-21st-century/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun