Tentunya ada beberapa hal yang tidak selalu berdampak positif dari pembangunan perumahan secara vertikal.
Hal yang paling terasa adalah peralihan dari segi sosial budaya. Dengan menempati atau meninggali rumah susun, apartemen, dan bangunan lain yang dibangun tinggi. Memunculkan sebuah batas yang besar antara penghuni-penghuninya.
Mereka jadi jarang berinteraksi satu sama lain, dan menjadikan mereka individu yang acuh terhadap sesama.
Beda dengan perumahan biasa, orang-orang didalamnya cenderung lebih banyak interaksi satu sama lain dan bersikap peduli.
Namun menurut pandangan saya pribadi, tidak ada masalah untuk inovasi pembangunan tempat tinggal dengan arah vertikal.
Selain untuk efisiensi lahan, banyak manfaat yang diberikan jika kita lebih memilih untuk menambah lahan keatas daripada kesamping.
Sebagai seorang planner, kita dituntut untuk terus melakukan inovasi terkait pembangunan serta pengembangan dari kota.
Tak menutup kemungkinan bahwa nantinya kota akan dibangun secara vertikal dan bersifat permanen dalam artian bukan lagi sebuah opsi melainkan sebuah kewajiban. Dikarenakan sudah tidak memungkinkan lagi bagi bumi untuk mengikuti pertumbuhan penduduk yang tiap saatnya meningkat.
Saya akan melakukan inovasi yang efektif untuk membuat bagaimana kota yang dibangun dengan segala efisiensi dan tetap memberi kesan nyaman pada penduduknya bahkan jika nantinya semua rumah digantikan menjadi gedung gedung besar, bisa saja dalam satu gedung terdapat puluhan rumah mungkin.
Namun tentunya banyak pertimbangan yang perlu dipikirkan untuk melanjutkan inovasi tersebut. Tentunya kita harus menyeimbangkan segala hal dan memikirkannya dengan matang sehingga kita bisa mendapatkan hasil terbaik dari apa yang kita rencanakan.
Tapi saya sangat yakin bahwasannya pembangunan perumahan secara vertikal akan menjadi trend dalam waktu dekat. Di Kota-kota besar saja apartemen sudah ada dimana-mana, dan tinggal di apartemen merupakan jati diri dari sifat sosial masyarakat kota.