Tulungagung merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang terletak dibagian selatan dari provinsi. Dengan luas sebesar 1.056 km, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2020 jumlah penduduk Kabupaten Tulungagung mencapai 1.043.182 jiwa dengan persebaran penduduk sekitar 693 jiwa/km. Kabupaten Tulungagung mempunyai 19 kecamatan, 14 kelurahan, dan 257 desa. Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Tulungagung adalah bahasa jawa.
Tulungagung sendiri bukan merupakan kota seperti wilayah Kediri, bukan pula wilayah yang bisa disebut dengan pedesaan. saat ini status wilayah tulungagung masih berupa kabupaten, dan belum bisa disebut dengan kota. kepadatan penduduk disini bisa dibilang teratur, dalam artian tidak padat, dapat dibuktikan dengan tidak adanya kemacetan dalam lalu lintas dan masih luasnya lahan yang bisa dimanfaatkan untuk sektor selain hunian.
Sumber daya alam nya pun bisa dibilang beragam, pantai, perbukitan, pegunungan, dan lahan hijau turut mengisi wilayah Tulungagung ini. walau bisa dibilang bukan wilayah yang besar, namun Tulungagung cukup lengkap untuk keragaman sumber daya alamnya sehingga dapat menunjang kehidupan masyarakat.
Kegiatan seputar pertanian, perkebunan, maupun kelautan masih mendominasi masyarakat disini sebagai sumber mata pencarian. Selain sumber daya alam dibidang pertanian, perkebunanan, ataupun kelautan, Kabupaten Tulungagung juga merupakan salah satu kawasan dengan penghasil marmer terbesar di Indonesia. Kecamatan dengan penghasil marmer di Tulungagung terletak di desa Besole, Kecamatan Besuki yang memiliki perbukitan kaya mineral.
Kegiatan dalam pencarian penghasilan masihlah seimbang disini, tidak ada yang namanya dominasi satu sama lain, semuanya sama porsinya. Wilayah dengan sektor pertanian terkuat dipegang oleh Kecamatan Sumbergempol dan Kecamatan Boyolangu. Sedangkan untuk perkebunan dan peternakan dipegang oleh Kecamatan sendang. Sektor kelautan dipegang oleh Kecamatan Besuki, Kecamatan Campurdarat, dan Kecamatan Kalidawir.
Namun, yang tidak semua wilayah di Tulungagung merupakan wilayah yang bergerak dalam sektor berbasis alam. Di daerah yang terletak pada pusat Kabupaten Tulungagung, seperti Kelurahan Kepatihan, Kelurahan Jepun, Kelurahan Tamanan, Kelurahan Kampungdalem, Kelurahan Kauman, dan Kelurahan Kedungwaru merupakan wilayah yang masuk dalam Kecamatan Tulungagung sendiri. Mayoritas kegiatan pencarian uang disitu sama dengan kota-kota lain, seperti di isi oleh perdagangan, karyawan, usaha tekstil, dan pabrik-pabrik banyak terdapat pada daerah tersebut.
Bisa dibilang pada 6 kelurahan tersebut merupakan pusat kegiatan sosial, pusat kegiatan ekonomi, dan juga pusat kegiatan politik. Tak heran, di wilayah tersebut jajaran variasi pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal lebih bervariasi daripada wilayah lain yang tidak berada pada pusat dari Kabupaten Tulungagung Sendiri.
Lalu apa yang menjadi permasalahannya?. Permasalahannya adalah, dengan kekayaan sumber daya alam serta sumber daya manusia yang seharusnya sanggup untuk membuat Tulungagung menjadi salah satu kota yang unggul dan di akui di Jawa Timur. Namun, menurut saya sampai saat ini Kabupaten Tulungagung belum bisa mencapai posisi tersebut.
Berada di posisi tengah-tengah tentunya tidak bisa dibilang untung juga. Kabupaten Tulungagung masihlah dalam proses berkembang, bukan maju. Hal ini menyebabkan pilihan pekerjaan di Kabupaten Tulungagung hanyalah itu itu saja. Penduduk yang tinggal di kawasan pedesaann hanya memiliki peluang untuk melanjutkan usaha pertanian, peternakan dan perkebunan.
Lalu yang berada pada kawasan laut, hanya mengandalkan hidupnya sebagai seorang nelayan, ataupun yang paling hebat bisa membuat usaha dengan memanfaatkan sumber daya alam dari lautan.
Dan yang terakhir, penduduk yang tinggal di pusat Kabupaten Tulungagung, hanya memiliki peluang terbesar menjadi karyawan. Karena pada pusat kota, usaha telah dikuasai oleh orang-orang diluar masyarakat asli Kabupaten Tulungagung, justru masyarakat asli kebanyakan hanya menjadi pedagang biasa.