Di sisi lain, AI membuat proses belajar-mengajar menjadi lebih efisien. Siswa dapat mengakses informasi kapan saja dan dimana saja tanpa perlu menunggu penjelasan dari guru di kelas. AI mampu memberikan jawaban instan dan solusi yang disesuaikan dengan pertanyaan yang diajukan siswa.
Namun, kemudahan ini sering kali mengurangi motivasi siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam demi memeriksa validitas dan kebenaran dari informasi tersebut.
Di masa lalu, siswa perlu mencari referensi dari buku-buku di perpustakaan atau berdiskusi dengan guru dan teman untuk memahami materi secara mendalam. Kini, dengan adanya AI, mereka cukup mengetik materi yang belum dipahami dan menerima jawaban secara instan.
Secara keseluruhan, meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi pembelajaran dengan membantu siswa menemukan informasi dengan cepat sesuai kebutuhan, ketergantungan yang terlalu besar terhadap AI menimbulkan masalah.
Siswa menjadi terbiasa dengan kemudahan ini dan cenderung melupakan proses pencarian informasi yang membutuhkan usaha dan analisis. Mereka menerima informasi yang disediakan oleh AI tanpa mempertanyakan kebenarannya atau kepercayaan sumbernya.
Demi mencapai Indonesia Emas 2045, siswa perlu bijak dalam memanfaatkannya agar teknologi ini mendukung, bukan menghambat, proses belajar mereka. Kebijaksanaan ini berarti siswa harus memahami bahwa AI hanyalah alat bantu yang menyederhanakan pencarian informasi, bukan sumber utama yang mutlak diandalkan. Menggunakan AI secara cerdas berarti tetap melibatkan kemampuan analisis dan kritis saat menerima informasi yang diberikan teknologi ini.
Siswa perlu bertanya, “Apakah informasi yang saya dapatkan benar dan valid? Apakah ada cara lain untuk memahami materi ini secara lebih mendalam?” Dengan pertanyaan-pertanyaan ini, mereka bisa mengembangkan rasa ingin tahu dan keterampilan berpikir kritis yang penting dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Selain itu, siswa juga perlu menyadari bahwa keterampilan menyelesaikan masalah, berdebat, dan berdiskusi adalah hal-hal yang harus dilatih dan tidak bisa diberikan oleh AI begitu saja. Dengan memadukan penggunaan AI secara bijak dan tetap mengasah kemampuan berpikir mandiri, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih utuh dan siap menghadapi tantangan dalam mencapai Indonesia Emas 2045.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI