Mohon tunggu...
Ignatius Jovan Liem
Ignatius Jovan Liem Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMA Kanisius

Seorang siswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayahku Pahlawan

18 November 2024   07:27 Diperbarui: 18 November 2024   07:27 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dengan susah payah, aku membopong ayahku ke kamarnya. Aku membaringkannya di tempat tidur, lalu menyelimuti tubuhnya dengan kain tebal. Aku mengusap kening ayahku yang berkeringat dingin.

"Ayah... bertahanlah, Ayah..." ucapku lirih dengan air mata yang tak terbendung lagi.

Dalam keadaan setengah sadar, ayah menggenggam tanganku. "Maafkan Ayah, Nak... Ayah hanya ingin..."

Suaranya terhenti, napasnya tersendat-sendat. Aku memeluk ayah dengan erat. Hatiku hancur melihat kondisi ayah yang semakin lemah.

"Ayah... jangan tinggalkan Nino..." isakku pilu.

Ayah berusaha tersenyum, tetapi senyumnya terlihat begitu lemah. "Nino... jadilah anak yang baik... raihlah cita-citamu..."

Napas ayah semakin melemah. Genggaman tangannya mengendur. Aku terisak, tahu bahwa ayah telah pergi meninggalkanku untuk selamanya. Hujan di luar masih deras, seakan menangisi kepergian seorang pahlawan tanpa tanda jasa.

Di tengah kesedihan yang mendalam, aku berjanji dalam hati. Aku akan mewujudkan impian ayah, menjadi orang sukses, dan memperjuangkan nasib guru agar tidak ada lagi guru yang harus menderita seperti ayahku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun