Mohon tunggu...
Ignatius Jovan Liem
Ignatius Jovan Liem Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMA Kanisius

Seorang siswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Runtuhnya Pembatas Kolese Kanisius

30 Maret 2023   20:03 Diperbarui: 30 Maret 2023   20:08 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi masih ada perbedaan antara seragam yang dikenakan per hari oleh siswa SMP dan SMA yang menjadi salah satu pembeda di antara kedua instansi tersebut. Siswa baik SMP maupun SMA akan mudah mengenali bahwa seorang siswa SMP atau SMA dengan melihat seragam yang dikenakan siswa tersebut. Jika masih ada perbedaan dari segi seragam, maka instansi SMP dan SMA akan terus menjadi dua instansi yang berbeda.

Selanjutnya masih ada perbedaan-perbedaan lain yang mendorong stigma bahwa SMA dan SMP yang berbeda, salah satunya adalah kepengurusan OSIS atau Presidium di SMA dan Presidium Legionnaire di SMP. Perbedaan kepengurusan OSIS di SMP dan SMA sangat mencolok hingga bahkan nama dan sistemnya sendiri berbeda. Di SMP, seluruh siswa langsung dapat mengikuti kaderisasi OSIS setelah mengurus berkas-berkas yang diperlukan. Setelah menyelesaikan dan lulus proses kaderisasi, mereka akan menjadi Legionnaire. 

Gelar Presidium akan diberikan jika dia menjadi OSIS SMP untuk dua periode. Hal ini sangat berbeda dengan sistem kepengurusan OSIS di SMA. Siswa SMA tidak dapat langsung mengikuti proses kaderisasi jika mereka ingin, tetapi mereka harus terlebih dahulu mengikuti Advanced Leadership Training (ALT). 

ALT sendiri merupakan pelatihan kepemimpinan tingkat lanjut yang melatih keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kepemimpinan. Siswa yang lulus dari ALT akan menjadi Legionnaire 1. Para Legionnaire 1 baru berhak mengikuti kaderisasi OSIS. Bagi yang lulus di kaderisasi OSIS akan menjadi Presidium, sedangkan yang tidak akan menjadi Legionnaire 2.

Sistem yang berbeda ini akan menjadi penghambat bagi para pengurus OSIS dari SMP dan SMA untuk melakukan kolaborasi. Tetapi hambatan tersebut bukan berarti tidak mungkin. Ada dua cara kolaborasi OSIS SMP dan SMA. Cara yang pertama adalah menghilangkan pembatasan SMP dan SMA itu sendiri sehingga hanya ada satu OSIS. Cara yang kedua adalah dengan menerobos pembatas tersebut dan berfokus pada persamaan-persamaan tujuan, visi, misi, dan sistem untuk melakukan kolaborasi. Kedua cara ini merupakan cara yang mungkin saja untuk dilaksanakan asalkan ada niat dari kedua pihak.

Cara yang pertama seperti yang sudah disampaikan adalah dengan menghilangkan atau meruntuhkan tembok pemisah SMP dan SMA itu sendiri. Cara ini merupakan cara yang membutuhkan tahapan panjang dalam prosesnya tetapi juga membantu penyatuan SMP dan SMA menjadi satu Kolese Kanisius sendiri. Penyatuan pengurus OSIS SMP dan SMA berarti harus ada sistem-sistem baru yang dibentuk sebagai penyeimbang. 

Misalnya dibentuk ketentuan baru yaitu siswa kelas tujuh belum memiliki hak untuk mendaftar sebagai pengurus OSIS karena masih merupakan masa adaptasi dan menghindari perbedaan umur, pengetahuan, dan keterampilan yang sangat jauh dari siswa kelas sepuluh atau sebelas. Selanjutnya perlu juga dibuat kegiatan seleksi dengan skala yang lebih besar dan anggota pengurus OSIS yang lebih banyak dikarenakan bertambahnya sasaran pelayanan dari OSIS sendiri. Selain itu, perbedaan sistem OSIS antara SMP dan SMA juga perlu disamakan, seperti bagaimana periode masa jabatan pengurus OSIS dan gelar dari Legionnaire dan Presidium.

Cara yang kedua merupakan tetap mencari celah kolaborasi walaupun sistem kepengurusan OSIS SMP dan SMA yang sangat berbeda. Jika hal ini terjadi, maka yang perlu dilakukan adalah mencari kesamaan dari visi dan misi serta tujuan dari OSIS itu sendiri. Dasar dari adanya kolaborasi adalah adanya kesamaan tujuan. Tanpa adanya kesamaan dari tujuan, maka kolaborasi tak akan mungkin terjadi. Setelah ditemukan kesamaan dari tujuan antara OSIS SMP dan SMA, maka baru mencari acara kolaboratif yang baik. 

Menurut saya sendiri, acara kolaboratif yang baik untuk saat ini adalah acara dinamika antara siswa dari SMP dan SMA karena pasti masih ada banyak siswa SMP yang belum mengenal banyak siswa SMA begitu sebaliknya. Dengan adanya acara dinamika, maka dapat membuat siswa SMP dan SMA menjadi lebih dekat. Acara dinamika sendiri dapat berupa permainan-permainan, makan bersama, nonton bersama, ataupun acara perlombaan di mana satu tim beranggotakan gabungan siswa SMP dan SMA. 

Sebaliknya, perlu dihindari adanya kompetisi antara siswa SMP dan SMA karena kurang efektif dalam mendekatkan hubungan siswa dari SMP dan SMA serta perbedaan baik keterampilan dan pengetahuan karena perbedaan umur dan pengalaman yang cukup jauh. 

Maka dari dua cara kemungkinan diadakannya kegiatan kolaboratif antara OSIS SMP dan SMA yang keduanya merupakan cara yang mungkin, dapat dipilih dan dilakukan. Dengan diadakannya kegiatan kolaboratif antara OSIS SMP dan SMA, maka diharapkan persatuan Kolese Kanisius semakin dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun