Mohon tunggu...
Bu Will
Bu Will Mohon Tunggu... Freelancer - Profilku

Mahasiswa - Universitas Tribuana - Kalabahi Alor, Tinggal di Fanating

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

“Ketika Dia Yang Telah Tiada Datang Di Suatu Malam”

30 Juli 2014   13:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:52 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ketika Dia Yang Telah Tiada Datang Di Suatu Malam”

Malam Rabu, (Selasa, 13 Mei 2014)

Suatu hari ditengah kegelapan malam yang dipenuhi dengan problema dan ketegangan yang sangat tinggi karena terjadinya konflik diantara serumpun family. Dimana kakakku yang baru pulang dari Kupang dan hamper sebulan bersama kami, terpaksa dia harus putus kuliahnya karena problema juga yang dialami di tanah rantauan. Dimana dia berpikir bahwa akan melanjutkan studynya di Alor, namun beberapa minggu kemudian dia berubah pikiran dan saat malam itu juga menunggu keputusan besoknya berangkat ke Kupang atau tidak. Namun,beberapa saat kemudian konflik mulai merendam. Disaat itu  aku hanya terdiam dan terbaring sambil merenungkan betapa, kutak menyangka ini semua bisa terjadi dalam kehidupan serumpun family ini. Dan didalam keadaan yang seperti ini ku tak dapat berbuat apa-apa selain hanya Doa Pengharapan yang kulantunkan disetiap pagi dan malam. Kuterbaring sambil berpasrah, beberapa saat kemudian munculnya sesosok yang telah sekian lama sudah tiada karena dipanggil pulang oleh sang pencipta sejak aku masih di kelas 4 SD, dia datang dengan wajah yang sangat marah sambil memukulku, seluruh badanku bagaikan selembar kasur yang dipukul dengan pemukulnya dan tubuhku seolah-olah tak berdaya namun alam bawah sadarku masih terasa walaupun hanya sedikit, kucoba melihatnya namun tidak bisa, kucoba terbangun itupun juga tidak bisa. Namun, sayangnya dalam aksinya dia tidak berkata-kata padaku alasan dia memukulku. Setelah beberapa saat aku sadar dan terbangun sambil, langsung menuju ayahku yang sedang belajar dia ruang belajarnya sambil berkata “Ayah….‼ mama pukul Aku”. Ayahku hanya menjawab “tidak apa-apa anakku” lalu kuterdiam sejenak dan kembali ke kamar tidurku. Ku meletakan tubuhku diatas tempat tidurku yang tanpak kasur dank mulai berkata sambil merenungkan “Mengapa semuanya  jadi begini” dimalam yang sangat gelap tak ada bintang yang menemani sang  rembulan namun hanya problema yang meliputi seisi rumahku, tidak seperti malam-malam yang lalu, Dia Datang Dengan Penuh Kasih Sayang dan ingin melihat kami semua anak-anaknya terkhusus aku, teringat kembali masa laluku saat masih bersamanya Kasih Sayang Yang Begitu Kurasakan Tak Sebanding dengan apa yang kurasakan selama ini, dan aku mulai merasakan sesosok itu agak menguasai diriku dan ku mulai berkata-kata sesuai dengan problema yang sedang kami hadapi, air mataku berjatuhan bagaikan air mata penuh tanda Tanya ?????. “Mengapa ini Semua Harus Terjadi” apakah ini salahku, mengapa saya dipukul begini sedangkan saya tak bersalah. Dimalam itu ayah, ibu, Om dan tanta serta Kakaku terbangun dari pembaringannya dan menghampiriku didalam sebuah kamar tidur sederhana dengan perabot seadaanya, melihatku mereka bersedih dan pada panic dimalam itu namun, sejenak kuterdiam dan membisu semua pada hening melihat keadaanku sambil tetesan air mata mengalir di pipih seolah-olah masih bertanya kenapa semua bisa terjadi, dan kuterdengar suara omku berbicara dengan sosok itu dengan bahasa daerah, ayahku ketempat peristirahatan dan berbicara juga kakakku memelukku dengan sedih dan tantaku mengurut kaki dan tanganku. Beberapa saat kemudian ku berhenti seolah sosok itu pergi meninggalkanku. Dimalam itu semuanya duduk dan kembali merenungkan masa lalu dan masalah-masalah yang terjadi selama ini dimana tidak adanya saling mendengar satu sama yang lain  dalam family ini, semuanya ingin menang sendiri, seakan-akan kutak mampu mengahadapi semuanya ini. Namun, ku menyadari bahwa masih ada Tuhan didalam semua ini dan kupercaya suatu saat nanti semua akan bersatu kembali seperti dulu lagi. Karena bagi Tuhan tak ada yang mustahil dan DIA selalu menyediakan segala sesuatu itu inda pada waktunya. TAMAT

I LOVE U MOM BUT  U GO LEAVE OUR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun