Salam dari adikmu
untuk kakak tersayang,
Didit
***
Seorang ibu mendekati paruh baya bersama dua anak, lelaki dan perempuan, sedang menyapu air mata yang terus berlinang. Anak lelakinyakira-kira sebaya anak kelas 6 terlihat lebih tegar. Sementara anak yang perempuan, yang sebaya anak kelas 3, berlinangan air mata.
Di depan mereka ada dua kuburan. Satu di antaranya tepat di depan sang ibu duduk masih terlihat gundukan tanah yang masih merah. Itu adalah kuburan anak lelakinya yang meninggal akibat kecelakaan kerja. Truck raksasa yang dikemudikannya jatuh ke kolam saat mundur akan membuang muatan ke kolam. Di sebelah kuburan itu adalah kuburan suaminya.
Baru saja dibacakan sebuah surat dari anaknya yang lain untuk kakaknya yang meninggal.
Matahari semakin meninggi, di hari yang cerah pagi itu,“Ayo, kita tengok kakak kalian di Stal Kuda.”
Melak, 8 Februari 2012
Catatan:
* “Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti…” adalah syair salah satu lagu Dewa.
* Stal Kuda adalah wilayah di Balikpapan tempat rumah tahanan berada.
Sumber: http://www.catatanjo.com/2012/07/cerpen-tidak-usah-tinggalkan-balikpapan.html