Mohon tunggu...
Josua Purba
Josua Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan

Mahasiswa FMIPA Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan ~Bahagia itu sederhana~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rindu Pelukan Nenek

21 September 2023   23:11 Diperbarui: 21 September 2023   23:21 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu berjalan dengan begitu cepat nya dan umur pun sudah semakin bertambah begitulah kehidupan didunia ini, Orang-orang yang kita cintai dan sayangi juga sudah tidak bersama kita lagi untuk selamanya. Begitu dengan sosok nenek, sosok nenek merupakan salah satu orang yang paling special bagi setiap cucu-cucunya. Namun, tidak semua orang dapat bertemu dengan neneknya. Hanya beberapa orang saja yang beruntung dapat bertemu dengan neneknya sampai saat ini. Tidak dengan aku yang sudah kehilangan sosok seorang nenek dengan begitu cepatnya.

Nenek ku merupakan sosok yang pekerja keras, sama seperti aku. Kami sering melakukan pekerjaan di kampung seperti berkebun, berjualan, dan lain sebagainya selama dikampung halaman ku. Nenek ku lahir pada tahun 1948. Nenek ku sering kali bercerita tentang selama hidup nya pada zaman dulu, dia mengatakan dia pada waktu dulu tidak tamat sekolah tetapi walaupun dia tidak tamat sekolah semangat nya tidak putus asa untuk mencapai yang ia inginkan, ia dari masa muda nya sudah bekerja keras sampai ia tua sekarang.

Pada waktu itu kegiatan mudik  dan liburan panjang menjadi satu-satunya kesempatanku untuk bertemu dengan nenek ku dan keluarga besarku di kampung halaman. Orang tua ku adalah perantau. Aku sendiri lahir dan besar di kota. Kampung halaman ku jauh dari kota pematangsiantar. Sekitar 155 km jarak antara kota pematangsiantar dengan dolok sanggul. Butuh uang yang banyak untuk pulang.

Aku lahir dari keluarga yang kecil dan sederhana dan penuh syukur. Aku adalah anak kedua dari 1 saudara. Hidup sebagai anak kedua bukanlah suatu perkara yang selalu menyenangkan seperti kata orang diluar sana. Yang selalu di banding-bandingkan menjadi tamparan yang cukup menyedihkan. Berkat nenek ku yang memiliki banyak anak, aku jadi memiliki banyak sepupu. Nenek lahir pada tahun 1948, memiliki 7 orang anak, 2 laki-laki dan 5 perempuan.

Nenek ku bernama Tiurlan Sihite. Seorang perempuan yang pekerja keras walaupun badan dan kulitnya sudah keriput dan lesu itu selalu kurindukan. Nenekku juga sangat suka mendengarkan aku bercerita. Dia selalu memberikan perhatian penuh dan membuatku menjadi lebih tenang. "sudah, tidak apa! Sini nenek peluk!" itu yang selalu terlintas dalam pikiran ku sampai saat ini.

Aku menjadi teringat pada waktu aku masih kecil dulu yang pernah merengek minta untuk ke pasar malam yang berada di kampung halaman ku dulu. Apa daya nenekku yang tidak bisa membawak ku ke tempat tersebut dikarenakan sudah larut malam dan jarak ketempat nya cukup jauh dan pada saat itu tidak ada kendaraan untuk pergi ke pasar malam tersebut. 

Pada masa kecilku bila tibanya libur aku akan pulang kampung untuk menemui nenek ku, disana aku bisa membantu nenek berladang, berjualan dan masih banyak kegiatan lainnya yang bisa membuat ku merasa senang di kampung halaman. Aku dekat sekali dengan nenek ku, sampai apabila aku sakit pasti nenek ku datang menghampiri aku untuk melihat aku sakit setelah nenek ku datang pasti sakit ku itu sembuh dan aku bisa melakukan aktivitas ku kembali.

Memang dari aku lahir nenek ku lah yang merawat aku dirumah dikarenakan setelah ibu ku melahirkan aku ibu ku dioperasi dikarenakan ada kista di dalan perut sehingga harus di operasi dan dirawat di rumah sakit. 

Nenek dan ayahku lah yang merawat aku dirumah sampai ibu ku pulih dan pulang dari rumah sakit. Nenekku lah yang memberikan aku minum susu, memandikan aku dan merawat aku sampai ibuku pulih kembali. Dikarenakan aku juga lah cucu pertama laki-laki dari anak nenek ku sehingga nenek ku sangat sayang dan cinta sama cucunya sampai-sampai aku masuk dibangku SMP jika ada libur aku pasti selalu akan pulang kampung, sampai banyak kata orang aku adalah anak terakhir dari nenekku dikarenakan aku sangat dekat sekali dengan nenek ku ternyata aku adalah cucunya.

Seiring dengan berjalan nya waktu tepat pada bulan 10 tahun 2017 nenek ku pulang dari rumah anaknya di kota batam, nenek ku jatuh sakit sampai-sampai harus berobat dikampungnya. Menjelang 1 bulan berobat dikampung penyakit nenek ku tak kunjung sembuh sehingga harus dibawak ke rumah ku untuk berobat dan dirawat bersama kami, tepat akhir bulan 11 nenek ku datang kerumah kami untuk berobat dan dirawat bersama kami. Setelah kami membawak nenekku ke rumah sakit ternyata nenek ku terdapat cairan di paru-paru nya, kata dokter itu awal nya dari magg berlanjut ke asam lambung sehingga ada cairan di paru-parunya. 

Kami pun menangis setelah mendengar itu, tetapi nenek ku tetap semangat menghadapi penyakitnya. Hampir 2 bulan lebih nenek ku keluar masuk rumah sakit untuk di rawat tetapi penyakit nenek ku tak kunjung sembuh bahkan semakin memburuk. Sampai pertengahan bulan 1 nenek ku tidak mau lagi dirawat dirumah sakit dikarenakan nenek ku kasihan melihat kami anak dan cucunya menjaga nya dirumah sakit, akhirnya nenek ku meminta kami untuk membawanya pulang kerumah dan dirawat dirumah saja.

Setelah nenek ku pulang dari rumah sakit, beberapa minggu dirumah nenek ku memintak kepada kami agar dia dibawak pulang ke kampung (kerumahnya sendiri) dikarenakan dia sudah rindu dengan rumahnya. Tepat minggu kedua di bulan 2 kami pun membawak nenek ku untuk pulang kerumah nya, tetapi aku tidak bisa mengantarnya pulang dikarenakan aku pada saat itu sedang masuk sekolah. 

Setelah nenek ku diantar oleh ibu dan ayahku ke rumah nya, dan seminggu di rumah nya Pada tanggal 28 Februari 2018 adeknya ayah ku menelpon kami dan memberikan kabar yang sangat membuat kami menyesal dan membuat kami menangis. Nenek ku telah berpulang dan meninggalkan kami untuk selamanya, disaat kabar itu aku dengar aku merasa sangat kehilangan seseorang yang aku sayangi dan aku terus berpikir apakah aku bisa mengiklashkan ini semua ? 

Kami pun berberes pakaian kami untuk pergi ke kampung halaman untuk mengekebumikan nenek kami ke tempat peristirahat yang terakhirnya, selama perjalanan aku tidak henti-hentinya mengeluarkan air mata dan selalu mengingat semua kenangan bersama nenekku. Sesampainya di rumah nenek ku, aku melihat nenek ku sudah tidur dan berpakaian rapi dan dibaluti oleh kain ulos. 

Aku disitu berteriak dan memeluk nenek ku sambil mengeluarkan banyak air mata, aku seakan tidak bisa kehilangan sosok seorang nenek yang sangat aku cintai. Setelah beberapa hari tibalah acara pengebumian nenek ku, disaat nenek ku sudah masuk di kubur aku tidak mau meninggalkan tempat kuburannya aku mau tetap disamping dan ingi  menjaganya sampai selamanya.

Tetapi disaat itu semua keluarga ku mengatakan kepada ku ikhlas kan lah nak nenek mu itu pergi dengan tenang, dia sudah tidak merasakan rasa sakit lagi dan dia sudah senang bersama bapa disorga. Jelang beberapa hari setelah nenek ku dikuburkan aku pun sudah bisa mengikhlaskan nenek ku untuk meninggalkan kami untuk selamanya, walaupun terkadang pada saat melihat semua fotonya aku selalu meneteskan air mata dan selalu ingat akan kenangan bersama nenek ku dulu. 

Berjalan waktu sampai saat ini pun aku masih merasakan kesedihan itu, sampai pada bulan 5 tahun 2023 aku pulang kakampung dan berjiarah ke tempat peristirahatan nenek ku aku menangis dan mengatakan "Nek.... cucumu ini sudah besar. Dia sudah menginjak kuliah tanpa nenek." doakan cucumu ini ya nek supaya segala kuliahnya lancar dan bisa sukses dan membahagiakan ibu dan ayah itu yang selalu kudoakan dalam hatiku, semoga nenek disana tenang dan bisa melihat kami anak dan cucunya nenek dalam keadaan sehat walaupun nenek hanya bisa melihat kami dari surga sana. Terima kasih atas semua kasih sayang nya nenek kepada ku, akan ku ingat selalu sampai aku menua nanti. Ceritamu, tatapanmu, kasih sayang mu, pelukanmu, hingga suara lembut mu yang akan selalu membuat hatiku rindu. Aku berharap nenek bisa tenang dan senang melihat kami disini dari kejauhan sana. Dengan ini, akan ku kirimkan salam rinduku melalui setiap doaku dari cucumu ini Nek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun