Niat awal sang imigran ingin berjumpa dengan bos besar awalnya hanya karena ingin menghadiri acara makan yang diadakan bos tersebut dan peran sang imigran awalnya hanya sebagai tamu biasa dan menikmati makanan yang disajikan.
Setelah selesai makan, sang imigran pun bergegas kembali karena ada urusan lainnya. Namun sebelum pulang, sang imigran berpamitan dengan bos besar itu karena selama acara berlangsung, sang imigran dan bos besar belum sempat melakukan kontak fisik.
"Makasih ya sudah datang ke acara saya, nih ongkos buat kamu", ucap bos itu sambil memberi amplop berisikan uang. "Wah, sama-sama bos, semoga kita bisa ketemu lagi", ucap sang imigran.
Saat berada di lobby gedung, asisten bos tersebut memberikan uang sejumlah 100 ribu rupiah untuk ongkos sang imigran. Sang imigran pun makin senang dengan ongkos tersebut. Setelah ditinggal asisten bos itu, sang imigran membuka isi amplop yang diberikan bos besar itu lalu ia terkejut karena isi yang ada di dalam amplop tersebut ternyata sejumlah 500 ribu rupiah.
Selama di jalan, sang imigran tersebut merenungi apa yang telah ia perbuat kepada Pak Kusir dan apa yang ia terima dari bos besar dan asisten bos itu saling berkaitan. Uang yang dikeluarkan sang imigran kembali lima kali lipat dari apa yang ia keluarkan.
Sang imigran mulai menyadari bahwa sampai kapanpun kita tidak akan pernah merasa rugi jika kita memberikan sesuatu kepada orang lain, bahkan ketika kita pun dalam masa kesulitan. Pada akhirnya, perbuatan baik yang kita lakukan kepada orang akan selalu berbalik kepada kita melalui setiap momentum yang tidak kita ekspektasi.
Tiga kunci untuk hidup lebih berkelimpahan: peduli pada sesama, berani pada sesama, berbagi dengan sesama.
-William Arthur Ward
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI