Mohon tunggu...
Josua Hasiholan Munthe
Josua Hasiholan Munthe Mohon Tunggu... MAHASISWA -

Seorang Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Angkatan 2018 Departemen Manajemen Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selama Hayat Masih Dikandung Badan

22 November 2018   11:21 Diperbarui: 22 November 2018   11:39 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Josua Hasiholan Munthe

Angin malam menusuk bagai semerbak bunga yang meluluhkan raga
Beriring detik, bertambah gelap
Tiap malam ku merenungi hidup tanpa makna
Akulah pujangga yang sudah rusak

Ketidakpastian menjalar bak akar beringin satu abad
Ketidakpastian menjalar seolah fitnah kejam
Melenyapkan gudang dalam seribu malam
Memenjarakan hati, mengelabui nurani

Kulayangkan surat kecil tuk Ibu Pertiwi
Semuanya sia-sia... Sia-sia...
Hanya terlempar jaringan mahal tak kasat mata

Kaum jelata tergeletak di lorong bencana setiap malam
Diterpa malu, ditampar dingin, dihisap kehidupan
Bertahun tahun tiada henti menetaskan pahit kesakitan
Kaum jelata, kaumku yang kukasihi.
Tunggu!!!
Selama matahari masih bersinar,
selama bulan masih benderang,
selama pelangi masih berwarna,
dan selama hayat masih dikandung badan
Pantaskah aku generasi muda hanya diam?
Tidak, Tak kan pernah! Tak kan mungkin!

Aku berjuang tapi tersingkir
Aku pulang berkawan pencapaian, tak digubris
Aku berusaha mengkritik, tak dilirik
Aku bersorak! Berteriak! Menjerit!
Hanya ada sepi, Hanya ada parau suara ini

O, Tuhan.....
Berilah hamba jalan,
Begitu sakitnya hidup dirundung ketidakadilan
Sakit yang merasuk dalam-dalam
Ingatkan mereka bahwa kami adalah saudara jua
Yang berasal dari rahim Hawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun