Mohon tunggu...
Josua Gesima
Josua Gesima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S2

Seorang yang berkecimpung dalam Teologi, Filsafat, Ekonomi, Ekologi, dll.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karlina Supelli Kosmos dan Masalah Kebebasan Tuhan

19 November 2022   05:00 Diperbarui: 19 November 2022   05:34 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karlina Supeli Tentang  Kosmos Dan Masalah Kebebasan Tuhan.

Kosmologi Dan Kebebasan Tuhan Di Abad 21

Kosmologi abad 21 menemukan beberapa hal penting terkait dengan alam semesta, salah satu diantaranya adalah ditemukannya angka 137 didalam setiap hasil eksperimen tentang tetapan struktur halus.  Penemuan ini membawa pada kesimpulan bahwa ada tetapan yang sifatnya tetap, yang harus dipenuhi, agar tercipta alam semesta. Penemuan tentang tetapan yang sifatnya tetap ini. kemudian memunculkan pertanyaan : Apakah tetapan yang bersifat tetap itu membatasi kebebasan Tuhan ketika Tuhan menciptakan alam semesta ini Pertanyaan tentang kebebasan Tuhan ini sebenarnya bukan hal yang baru, karena diabad abad sebelumnya pertanyaan yang sama juga selalu muncul dalam upaya manusia memahami tentang alam semesta.

Kosmologi Dan Kebebasan Tuhan Di Abad 13

Upaya memahami alam semesta diabad 13 didominasi oleh kosmologi Aristoteles yang menyatakan bahwa di luar alam semesta tidak ada apa apa. Kosmologi Aristoteles membatasi alam semesta, karena segala yang ada hanya ada didalam alam semesta. Tidak ada tempat, waktu dan ruang diluar alam semesta, juga tidak ada kekosongan. Muncul pertanyaan : Jika diluar alam semesta tidak ada apa apa, lalu dimana sorga? dimana tempat para malaikat dan orang kudus? Apakah Tuhan tidak mampu menciptakan ruang kosong? Pada titik ini kosmologi Aristoteles pun dianggap telah membatasi kebebasan Tuhan. 

Hal ini memicu upaya dari filsafat dan teologi untuk kemudian membangun kosmologi yang masuk akal sekaligus yang membebaskan Tuhan. Munculah Thomas Aquinas (1225-1274) yang mencoba mengatasi tegangan antara filsafat Aristoteles dengan doktrin iman. Thomas Aquinas memperluas kosmos Aristoteles. Thomas Aquinas menambahkan dua bola langit diluar batas kosmos Aristoteles, yaitu Firmamentum (berupa selubung bening) membentuk cakrawala yang bisa diamati. Diatasnya ada Empirium (sorga, tempat malaikat dan orang kudus). Empirium tidak bisa dilihat secara empiris, dan hanya bisa dilihat dengan kacamata iman. Salah satu warisan dari kosmologi Thomas Aquinas bagi kosmologi modern adalah membuka kemungkinan adanya ruang kosong dan dunia majemuk yang sebelumnya ditolak oleh Aristoteles.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun