Berani Jujur?
Judul tulisan saya sekarang ibarat sebuah advertensi Partai Politik tertentu, yang kadernya satu per satu masuk bui. Tetapi saya memang ingin menulis tentang jujur. Karena seperti kata Ahok, Republik Indonesia memerlukan orang jujur sekarang.
Lalu, apa sih definisi jujur? Mari kita menyamakan persepsi dulu mengenai istilah “jujur”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan jujur adalah lurus hati, tidak berbohong, berkata apa adanya, tidak curang.
Saya ambil ilustrasi, di rumah istri masak semur jengkol,. Saya paling gak suka semur jengkol. Pulang dari University capek capek saya mau makan yang enak dan segar. Eh….ternyata ada semur jengkol yang saya benci setengah mati. Saya maunya jujur berkata apa adanya, saya tak suka semur jengkol. Atau akankah saya berbohong, demi istri tercinta?
Orang mengatakan skenario di atas adalah bohong yang putih. Tak apa lah. “Bonum commune”, atau untuk kebaikan bersama demi menyenangkan istri dan tidak memancing perkelahian di rumah. Anak dan istri happy. Biarpun saya tidak happy, dan saya tidak jujur, membohongi diri sendiri.
Mengartikan kata “jujur” kalau “saya menjalankan apa yang saya pikirkan” adalah peng-arti-an yang terlalu sempit, bahkan bisa salah.
Saya mengutip tulisan seorang sahabat saya Bro Alex (Dr Alex Wijoyo), beliau seorang ahli fisafat, dalam diskusi tentang “kejujuran dalam berpolitik”, bersama dengan Romo Effendy Kusuma Sunur, seorang rohaniawan Katholik yang sedang mengambil PhD di Amerika.
“Kejujuran, keindahan, kebaikan, kebenaran” sering disebut segi empat transcendental, karena berada diluar kategorisasi yang biasa dibuat oleh manusia.
Saya tuliskan secara verbatim saja diskusi mereka, biar nggak salah. “……dalam Filsafat terkenal sebuah dictum….”Verum, Bonum, et Pulchrum convertuntur”…the truth, the good and the beautiful are convertible. Kita mendeskripsikan sebuah entitas dalam ‘kebenarannya’ , dalam ‘kebaikannya’ dan dalam ‘keindahannya’.
Kita mengatakan “Si Ahok jujur” (maaf, saya mengambil contoh Ahok, Gubernur DKI bukan karena saya kampanye untuk Ahok, saya tak kenal sedikitpun dengan Ahok. Ini karena kata Medsos Ahok jujur), karena Ahok menjalankan sesuatu (dalam hal ini amanahnya sebagai Gubernur) dengan benar dan baik.
Berdasarkan uraian di atas rumusan “jujur” adalah “melaksanakan sesuatu dengan baik dan benar”. Barangkali kalau memakai padan kata Bahasa Inggris lebih “nendang”, honesty, sincerity, truth-fulness.
Lalu, apa itu kebenaran? Bukankan kebenaran itu relative? Iya, benar, kebenaran memang relative, tetapi relative yang dalam arti relasional bisa diterima.
Bro Alex menambahkan….’truth atau Verum atau statement of truth sering dirumuskan sebagai adaequatio rei et intellectum atau kebenaran adalah kesamaan, kecocokan, keselarasan, kongruensi rujuknya antara res (realitas) dan budi (intellectus). Martin Heideger, seorang filsuf Jerman mendeskripsikan ‘truth’ adalah un-hidden; telanjang, a-letheia. Maka coba lihat bagaimana ‘truth’ dalam lukisan lukisan klasik ditampilkan sebagai seorang dara yang cantik bugil.
Diskusi semakin gayeng, karena malam semakin kelam, kopi luwak yang dibuat oleh istri saya mulai keluar, memberikan kehangatan, sekaligus membuat adrenalin mulai terpompa karena diskusi yang semakin seru.
“Yang bisa jujur hanya manusia. Kebenaran memang relative dan tidak bisa diterima oleh SEMUA manusia. Tetapi orang jujur adalah orang yang mengerjakan sesuatu yang baik dan benar, yang mengikuti panggilan untuk apa dia diciptakan oleh DIA (Tuhan, Allah).
Uh….makin berat…makin kering. Sebaiknya saya akhiri sampai disini. Tetapi bisa saya simpulkan, orang jujur adalah orang baik dan benar, yang mengerjakan sesuatu dengan baik dan benar, mengikuti panggilan untuk apa dia diciptakan.
Nah, saya tidak bisa tidak setuju dengan ke dua sahabat saya di atas. Berani jujur? Indonesia sekarang perlu orang orang jujur.
Salam,
Dr Joss Riono MSc, MPH, PhD
A/Prof Ophthalmic Epidemiology Lions Save Sight Foundation
University of Western Australia
Perth - Australia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H