Lalu, apa itu kebenaran? Bukankan kebenaran itu relative? Iya, benar, kebenaran memang relative, tetapi relative yang dalam arti relasional bisa diterima.
Bro Alex menambahkan….’truth atau Verum atau statement of truth sering dirumuskan sebagai adaequatio rei et intellectum atau kebenaran adalah kesamaan, kecocokan, keselarasan, kongruensi rujuknya antara res (realitas) dan budi (intellectus). Martin Heideger, seorang filsuf Jerman mendeskripsikan ‘truth’ adalah un-hidden; telanjang, a-letheia. Maka coba lihat bagaimana ‘truth’ dalam lukisan lukisan klasik ditampilkan sebagai seorang dara yang cantik bugil.
Diskusi semakin gayeng, karena malam semakin kelam, kopi luwak yang dibuat oleh istri saya mulai keluar, memberikan kehangatan, sekaligus membuat adrenalin mulai terpompa karena diskusi yang semakin seru.
“Yang bisa jujur hanya manusia. Kebenaran memang relative dan tidak bisa diterima oleh SEMUA manusia. Tetapi orang jujur adalah orang yang mengerjakan sesuatu yang baik dan benar, yang mengikuti panggilan untuk apa dia diciptakan oleh DIA (Tuhan, Allah).
Uh….makin berat…makin kering. Sebaiknya saya akhiri sampai disini. Tetapi bisa saya simpulkan, orang jujur adalah orang baik dan benar, yang mengerjakan sesuatu dengan baik dan benar, mengikuti panggilan untuk apa dia diciptakan.
Nah, saya tidak bisa tidak setuju dengan ke dua sahabat saya di atas. Berani jujur? Indonesia sekarang perlu orang orang jujur.
Â
Salam,
Â
Dr Joss Riono MSc, MPH, PhD
A/Prof Ophthalmic Epidemiology Lions Save Sight Foundation