Wabah pandemi Covid-19 (Coronavirus disease 2019) telah meresahkan segala elemen kehidupan di seluruh dunia. Sudah lebih satu tahun lamanya wabah ini memberi dampak negatif terhadap keberlangsungan kehidupan manusia, Â salah satunya berdampak terhadap perputaran roda perekonomian seluruh dunia serta mengubah dunia pendidikan yang seharusnya dilakukan secara luring menjadi secara daring.Â
Meskipun telah banyak sosialisasi mengenai protokol kesehatan disampaikan hingga aturan dan kebijakan yang telah diterapkan untuk meminimalisasi penyebaran serta menanggulangi dampak terhadap kesejahteraan negara. Tetapi itu semua tidak memiliki pengaruh yang signifikan karena penyebarannya yang sangat cepat menjadikannya sulit untuk dikendalikan, bahkan saat ini muncul varian mutasi baru hasil dari mutasi virus SARS-COV-2. Pemerintah pun telah melakukan langkah baru yaitu menyebarkan vaksin untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan berharap agar semua dapat kembali pada keadaan semula.
Akibat dari keterlambatan Indonesia dalam menangani kasus penyebaran Covid, ini menyebabkan negara menjadi kesulitan dalam menghentikan kasus pandemi yang meluas ke seluruh pelosok bumi negeri ini.Â
Dari mulai persuasi #StayAtHome yang diarahkan agar masyarakat untuk tetap di rumah hingga #WorkFromHome supaya semua masyarakat mengerjakan segala aktivitasnya di rumah, lalu  kebijakan-kebijakan Pemerintah yang telah diciptakan dari PSBB hingga PPKM yang sedang dilakukan saat ini tidak menunjukan penurunan angka kasus yang terjadi.Â
Itu semua diakbiatkan karena ketidak tegasan Pemerintah dalam menanggulangi hal ini dan juga masyarakat yang acuh akan hal tersebut dan lebih mempercayai berita-berita palsu bahwa pandemi Covid-19 itu hanyalah konspirasi belaka.
Begitu banyak dampak negatif yang dirasakan pada bidang ekonomi negara ini, dari penurunan daya beli masyarakat hingga terbatasnya aktivitas yang  dapat dilakukan ini mengakibatkan UMKM yang terdampak harus mengurangi beban usaha dengan melakukan PHK terhadap para karyawannya serta memperkecil biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Tetapi dibalik semua dampak tersebut, hal ini dapat mendorong UMKM untuk berinovasi dalam menciptakan produk yang dibutuhkan masyarakat serta lebih memnafaatkan digitalisasi dalam segala aktivitas usahanya.
Selain itu, dalam bidang pendidikan pun mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitasnya sehingga harus dilakukan secara daring sebagai upaya pencegahan masyarakat bertemu secara langsung yang menyebabkan terciptanya kembali rantai kasus pandemi ini.Â
Kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara daring dengan menggunakan media pembelajaran via virtual conference, group chat dan platform pendidikan lainnya seperti google meet, google classroom dan zoom. Hal tersebut juga mempengaruhi KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang dilakukan mahasiswa sebagai syarat dalam menyelesaikan perkuliahan yang ditempuh, KKN saat ini harus dilakukan secara daring di daerah domisili masing-masing seperti yang telah diterapkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
KKN yang diadakan oleh Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat (LPPM) UPI pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 ini telah menentukan tema yaitu "Kuliah Kerja Nyata Tematik Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan & Ekonomi" sebagai implementasi MBKM pada masa pandemi Covid-19 yang dilaksanakan pada tanggal 1-30 Juli 2021. Ada berbagai sasaran yang ditawarkan oleh LPPM untuk dipilih oleh mahasiswa agar dapat merancang program yang tepat.
Salah satu mahasiswa UPI yang mengikuti KKN bernama Josse Farhan Lingga telah melaksanakan tugasnya dengan sasaran pendataan & pendampingan UMK (Usaha Mikro dan Kecil) serta memberikan pelatihan keterampilan fungsional terhadap masyarakat yang mengalami PHK akibat Covid-19. Tugasnya tersebut dilakukan secara daring di daerah domisilinya yaitu di wilayah Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, yang dilakukan sesuai pendampingan dari dosen pembimbing yaitu Dr. Leni Anggraeni, M.Pd.
Pendataan dan pendampingan dilakukan pada salah satu UKM yang bergerak di bidang kuliner yaitu Sesadjen Blabawuda. UKM tersebut telah mengalami penurunan penjualan yang disebabkan oleh prioritas kebutuhan masyarakat yang telah berubah, sehingga pemilik UKM Sesadjen Blabawuda yaitu Dhimas Ageng Prasetyo lebih memfokuskan pada bisnisnya yang lain yaitu di bidang perkebunan sayur serta produk barang-barang antik.Â
Oleh karena itu, Dhimas telah melakukan pengurangan jumlah produksi untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan. "sebenarnya usaha ini yang paling stabil memberikan profit per minggunya karena ada langganan yang selalu order, tetapi untuk saat ini usaha kuliner tidak dapat dikembangkan  karena di lokasi usaha ini kebetulan pada gaptek jadi gak memungkinkan untuk digital marketing" ujar Pemilik UKM tersebut.
Proses pendataan dilakukan untuk mengetahui profil dariUKM tersebut dan juga mengetahui bagaimana sistem di setiap aspek usaha seperti manajemen produksi, pemasaran hingga keuangan serta mengetahui kesulitan apa yang dihadapi pada masa pandemi ini. Setelah itu, dilanjutkan dengan diskusi mengenai solusi yang tepat untuk membantu UKM mengatasi masalah. Dikarenakan pemilik usaha lebih memfokuskan pada bisnis yang lain, maka tidak banyak hal yang dapat dilakukan untuk membantu usaha tersebut.
Pendampingan yang dilakukan adalah memberikan saran yang memberikan solusi yaitu melakukan sistem bertahan pada bidang kuliner. Dengan menahan jumlah produksi yang berlebihan dan lebih memfokuskan pada usaha yang lebih memberikan profit dan kebermanfaatan.
 Mahasiswa tersebut juga membantu untuk mengembangkan usaha dengan cara mendaftarkan UKM pada platform digital seperti Google Bisnisku untuk memperluas pemasaran produk serta membantu mendaftarkan UKM pada platform pasar bursa efek yaitu Santara untuk memperoleh modal melalui investasi.
 Dengan cara-cara tersebut diharapkan usaha dapat memperluas cakupan penjualannya serta mendapatkan modal untuk mengembangkan produk. Selain itu juga, mahasiswa tersebut memberikan solusi pada UKM untuk mengembangkan usahanya setelah pandemi Covid-19 berakhir. Hal-hal yang disarankan pada Ukm yaitu untuk memberikan karakter yang lebih spesifik, produk dapat disesuaikan dengan nama usahanya yaitu Sesadjen Blabawuda yang berasal dari bahasa jawa yang artinya sajian makanan.Â
Pemilik harus dapat berinovasi dengan mengkombinasikan nama usaha tersebut terhadap produk yang dijualnya, tema produk tersebut dalam segi rasa maupun kemasan bisa disesuaikan dengan kata "Sesadjen" yang diartikan oleh orang awam yaitu sebuah kata sakral, horror dan ilmu hitam. Pemilik dapat memodifikasi bentuk makanan tersebut menjadi lebih menarik dan cita rasa yang berbeda dengan yang lain.Â
Dengan menciptakan produk yang anti mainstream tersebut dapat menspesifikasikan market yang dia punya menjadi lebih terarah dan juga memberikan efek penasaran pada segala kalangan masyarakat terutama milenial yang memiliki keingintahuan yang tinggi. Saran terakhir yang diberikan pada pemilik adalah memisahkan keuangan milik pribadi dengan keuangan usaha, hal ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan produk. Dengan memisahkan keuangan, pemilik dapat mengetahui berapa besar pendapatan yang dimiliki dan menyalurkannya sesuai dengan prioritas yang ditetapkan.
Sasaran kedua yang ditujukan pada pelatihan keterampilan fungsional terhadap masyarakat yang di PHK akibat Covid-19 telah dilaksanakan secara daring melalui platform video conference yaitu Zoom Meeting. Empat orang masyarakat yang bersedia untuk mengikuti kegiatan tersebut adalah Muhammad Sonang lulusan 2017 yang telah di PHK pada tahun 2020 di salah satu pabrik di Bandung Barat.Â
Lalu ada Ringkit Sitohang(2018) yang di PHK pada tahun 2020 juga di salah satu pabrik di Karawang. Setelah itu merupakan seorang pelajar lulusan baru yaitu Ajun Bakaweni yang belum memiliki pengalaman kerja dan yang terakhir adalah Asep Saefudin (2014) merupakan mantan satpam yang di PHK pada tahun 2020 juga.Â
Mereka bersedia untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan pada tanggal 20 Juli 2021, pada pertemuanitu, keempat orang tersebut diberikan motivasi & semangat berwirausaha untuk dapat bertahan dan menciptakan peluang usaha sesuai kemampuan masing-masing serta diberikan pelatihan keterampilan yaitu "merancang dekorasi dengan bahan daur ulang" agar mereka dapat menciptakan suatu karya produk yang memiliki nilai dan kebermanfaatkan untuk dijadikan peluang usaha memperoleh penghasilan.
 Mereka dilatih untuk membuat sebuah dekorasi dari bahan yang dimiliki di rumah tanpa harus membeli dan alat-alat sederhana yang dibutuhkan. Menciptakan suatu barang yang menarik dan memiliki manfaat terhadapan kehidupan sehari-hari, mereka juga dilatih untuk mengkombinasikan ide yang dimiliki dengan hal-hal yang sedang "hype" dan "kekinian".
"setelah pelatihan tersebut, saya mempunyai keinginan untuk berwirausaha dengan modal yang tak terlalu besar. Keterampilan yang diajarkan juga lumayan dapat membantu pemahaman saya terhadap langkah-langkah apa aja yang dapat saya lakukan untuk menciptakan produk, terimakasih bang atas pelatihannya" ujar Ajun Bakaweni peserta dalam pelatihan tersebut.
Pelaksanaan program KKN Tematik Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan & EKonomi dalam mengimplementasikan MBKM pada masa pandemi Covid-19 ini diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat dan membantu meningkatkan kualitas pendidikan daring yang dilakukan oleh pejuang pendidikan. Serta harapan supaya wabah pandemi ini agar cepat berakhir dan kehidupan menjadi normal seperti semula akan terus dikumandangkan dalam bentuk doa pada yang Maha Kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H