Mohon tunggu...
JosRampisela
JosRampisela Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup senang mati masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Tidak Pilih Yusril

26 Maret 2016   20:47 Diperbarui: 26 Maret 2016   21:03 2115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagaimana bila tiba masa pemilihan DPR, DPRD?

Hak rakyat DKI dan sekitarnya turut diamputasi, hak tersebut otomatis dimonopoli oleh komisi di DPR yg ditentukan sesuai dengan selera partai2 yg ada di DPR.

Saat rakyat di daerah lain sibuk berpesta demokrasi, anda dipersilakan termenung, curhat, ngomel, marah2, demo asal tidak anarkis. Dilarang nonton tivi karena akan memicu adrenalin anda untuk demo ke rumah pemimpi.

Saya tidak tahu apakah pengebirian hak memilih ini termasuk pelanggaran HAM berat, pelanggaran HAM sedang atau ringan tetapi jelas membawa akibat2 yg merepotkan.

Soal pemilihan nama misalnya: kalau daerah gabungan tetap bernama Jakarta, orang bogor, tangerang, karawang, bekasi pasti protes karena identitasnya dihapus semena-mena. Supaya terasa adil, digabungkan menjadi Jabodetabekkar. Pertanyaan yg timbul apa status DKI masih tetap disandang atau tidak.

Pemilihan nama ini akan mengundang debat berkepanjangan, mungkin 53 kali makan siang sampai tengah malam dgn Presiden Jokowi baru semua sepakat

Soal berikutnya, semua perwakilan negara asing dan perusahaan internasional dan nasional yg berkantor di Jakarta harus berubah menjadi Jabodetabekkar. Bayangkan saja CNN international live dari ex Jakarta pasti lidahnya keseleo mengucapkan "livefrom Jabodetabekkar" biasanya cukup "live from Jakarta".

Soal keseleo lidah ini yg sangat penting, jangan sampai Indonesia masuk daftar WHO sebagai negara dengan resiko tertinggi keseleo lidah.

Akhir kata, kepada rakyat Jakarta saya mohon jangan memilih pemimpi yang akan menghilangkan hak anda untuk memilih gubernur, dan kepada DPD partai DKI Jakarta jangan mengusung calon yang justru akan menghapus keberadaan anda di DKI hanya karena dia tidak mampu menyelesaikan masalah macet dan banjir.

Bila tiba saatnya pilpres 2019 hendaknya rakyat di Jabodetabekkar menolak calon pemimpi yang akan membawa masalah serius bagi negara tercinta. Bayangkan saja apabila ada sengketa di Natuna misalnya, dan presiden pemimpi mengusulkan Natuna bergabung dengan Cina untuk menyelesaikan sengketa. weleh weleh weleh.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun