Mohon tunggu...
Joshua
Joshua Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMA Kanisius

Selamat Menikmati Tulisan Saya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Revolusi Pendidikan di Tengah Kemajuan Teknologi: Menyiapkan Generasi Masa Depan

13 September 2024   12:31 Diperbarui: 13 September 2024   12:36 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jajaran direksi dan perwakilan kemendikbudristek dalam pembukaan C-XLENCE (Tempo)

Di dunia yang sangat cepat berkembang, kebutuhan akan keahlian juga cepat berubah. Sekarang, teknologi AI (Artificial Inteligent) dan robot mulai mendominasi dan meggantikan pekerjaan manusia.

"Kalian jangan pernah malas berpkir", ucap salah satu guru di kelas. Ya, begitulah model pendidikan di sekolahku. Model pendidikan yang dulu banyak menggunakan pilihan ganda kini digantikan oleh esai. Setiap ulangan harian, penilaian tengah semester, dan akhir semester, saya harus bekerja lebih keras. Sebenarnya, saya lebih menyukai pilihan ganda karena jika tidak tahu jawabannya, saya bisa "nembak". Tidak jarang, trik-trik takhayul dengan mantra-mantra rohani digunakan agar jawaban yang ditebak bisa benar.

Selama menjalani pendidikan di Kanisius, saya selalu ditekankan untuk berpikir kritis dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Setelah dipikir-pikir, pendekatan ini memang benar adanya karena setiap argumen harus memiliki dasar ilmiah yang valid agar dapat dipertanggungjawabkan.

Eksistensi manusia sebagai penguasa bumi sekarang terancam oleh adanya otomatisasi. Pekerjaan manusia yang hanya mengandalkan kekuatan fisik menjadi yang paling rentan untuk tergantikan. Sebuah kenyataan pahit bahwa nilai seseorang harus tergantikan oleh mesin hanya karena alasan efisiensi. 

Oleh sebab itu, pendekatan pendidikan yang diajarkan di sekolah-sekolah harus berevolusi untuk bisa menjawab tantangan zaman. Pendidikan yang hanya mengandalkan ingatan dan teori sudah tidak relevan lagi. Teori-teori tersebut dapat dengan mudah ditemukan di internet, seperti Google dan ChatGPT.

Pendidikan harus bertujuan untuk membentuk pribadi yang tangguh dan memiliki kecakapan berpikir kritis. Selain itu, pendidikan harus membekali individu dengan kemampuan berkomunikasi, mendengarkan, dan memiliki hati yang baik. Nilai-nilai ini adalah keutamaan manusia yang unik dan hanya bisa diberikan oleh Sang Pencipta. Keunikan inilah yang membuat manusia tetap eksis di tengah kemajuan teknologi.

C-XLENCE (1)

Jajaran direksi dan perwakilan kemendikbudristek dalam pembukaan C-XLENCE (Tempo)
Jajaran direksi dan perwakilan kemendikbudristek dalam pembukaan C-XLENCE (Tempo)

Kegiatan Canisius Exhibition of Learning Experience (C-XLENCE)  merupakan kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh siswa kelas 9 dan 12 yang bersekolah di Kanisius. Kegiatan ini merupakan salah satu syarat kelulusan sehingga setiap siswa akan mengalaminya. 

Kegiatan ini diawali dengan memilih topik penelitian dan menekuninya selama 1 semester. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, hasil penelitian akan dipresentasikan kepada khalayak umum dan diuji oleh bapak-ibu guru. 

Sebagai alumi dari SMP Kanisius, saya pernah melewati tahap tersebut. Pada saat itu,kegiatan penelitian dilakukan secara daring karena masih dalam kondisi pandemi. Satu tim terdiri dari 3 orang dengan memilih topik sains atau humaniora. Saya dan kelompok meneliti mengenai potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) panel surya apabila dipasang di Kolese Kanisius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun