Olimpiade Paris 2024, merupakan ajang perhelatan olahraga terbesar yang diadakan setiap 4 tahun sekali. Atlet-atlet terpilih dari seluruh dunia yang telah lolos babak seleksi berkumpul menjadi satu, bersiap menunjukkan kebolehannya masing-masing. Indonesia berkesempatan mengirim putra-putri terbaik bangsa untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Kontingen Garuda Muda terlihat berangkat secara bertahap dari bandara Soekarno Hatta menuju Paris, Prancis. Dengan semangat membara, mereka membawa nama INDONESIA di pundak mereka. Salah satu cabang olahraga yang paling diandalkan Indonesia dalam meraih medali emas pada Olimpiade Paris 2024 adalah bulu tangkis. Ada nama-nama terkenal yang sudah sering menyabet gelar-gelar bergengsi dalam ajang bulu tangkis kelas dunia.Â
Kita sudah tidak asing lagi dengan nama Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting yang telah menyabet prestasi juara All England 2024 lalu dengan menempatkan dua tunggal putranya. Namun, dalam Olimpiade Paris 2024, performa mereka tidak sebaik yang diharapkan.Â
Jonatan Christie bertekuk lutut di hadapan pebulutangkis asal India Lakshya Sen melalui pertandingan straight game dengan skor 18-21 dan 12-21. Sementara itu, Anthony Sinisuka Ginting kalah dari wakil tuan rumah Toma Popov. Pebulutangkis asal Prancis tersebut menang setelah melalui 3 set permainan dengan skor 19-21, 21-17, dan 15-21.
Kekalahan keduanya menambah daftar kelam bagi tunggal putra Indonesia di Olimpiade. Selain mereka, ada pula ganda putra Indonesia yang harus gigit jari di Olimpiade Paris 2024. Mereka adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang harus kalah dari unggulan asal China, Liang Weking/Wang Chang dengan skor 22-24 dan 20-22.
Kekalahan para petahana juara dunia ini membuat tradisi medali emas yang sudah disabet oleh para atlet terdahulu menjadi terancam. Sejak mulai diikutsertakan dalam ajang empat tahunan, cabor bulu tangkis menjadi olahraga yang kerap menyumbangkan emas untuk Merah Putih.Â
Pada Olimpiade Barcelona 1992, Susi Susanti untuk pertama kalinya berhasil memberikan emas pada cabor bulu tangkis di kelas tunggal putri. Pada ajang yang sama, tunggal putra Indonesia, Alan Budi Kusuma berhasil berkontribusi dengan meraih medali emas.Â
Selanjutnya, pada Olimpiade Atlanta 1996, Rexy Mainaky/Ricky Subagja berhasil menyabet gelar juara pada cabor bulu tangkis ganda putra.
Tidak berhenti sampai di situ, pada Olimpiade Sydney 2000, ganda putra Indonesia, Tony Gunawan/Candra Wijaya juga berhasil menyumbang medali emas. Empat tahun kemudian, pada Olimpiade Athena, taufik Hidayat, tunggal putra Indonesia juga berhasil menyumbang emas bagi Indonesia.
Semangat itu terus dibawa hingga Olimpiade Beijing 2008 ketika ganda putra Indonesia berhasil tampil menjadi juara di cabor bulu tangkis. Namun, perjuangan dalam mempertahankan gelar juara harus terhenti pada Olimpiade London 2012. Putra-putri bangsa belum bisa menyumbangkan medali emas bagi Indonesia.