Menurut Rae dalam pandangannya menjelaskan bahwa teologi Trinitaris juga menunjukkan bahwa Allah adalah komunitas yang sempurna. Ketiga pribadi tersebut hidup dalam persekutuan yang sempurna dan saling mengasihi. Hal ini menjadi dasar bagi gereja untuk hidup dalam persekutuan yang sama dan saling mengasihi. Seperti pendapat Rae, saya juga meyakini bahwa teologi Trinitaris memberi dasar kuat bagi gereja agar dapat hidup bersama dalam cinta dan persaudaraan.Â
Di lingkungan Trinitas, dijelaskan bahwa hubungan antara sesama umat sangatlah krusial dalam membangun sebuah komunitas yang ideal. Dalam konteks masa kini yang serba maju ini, gereja harus menjadi wadah bagi penerapan konsep ini dalam segala aspek kehidupan sehari-hari dengan baik. Terutama ketika menghadapi berbagai macam tantangan serta kesenjangan sosial yang ada di tengah Masyarakat (Rae 2015, 155).
Menurut Inbody dalam pandangannya menambahkan bahwa teologi Trinitaris juga menunjukkan bahwa Allah adalah pribadi yang relasional. Ketiga pribadi tersebut saling berkaitan dan saling melengkapi satu sama lain. Hal ini menjadi dasar bagi gereja untuk hidup dalam relasi yang baik dengan sesama dan dengan Allah. Menurut pandangan saya, benar-benar setuju dengan pendapat Inbody bahwa melalui pemahaman tentang relasionalitas di dalam theologi Trinitaris, gereja dapat membangun kehidupan berdampingan yang harmonis antara umat manusia dan juga kedekatan kepada Tuhan. Dalam konsep ini diajarkan pentingnya memiliki hubungan saling memperkuat di antara tiga entitas di dalam Tritunggal, sebagai contoh bagi komunitas keagamaan untuk menjalani kehidupan relasional yang sehat bersama manusia lainnya maupun Allah. Di tengah-tengah rutinitas harian kita, mari praktikkan prinsip tersebut untuk selalu saling mendukung dalam kasih sayang bersama-sama. Perlakukanlah orang lain secara positif dan bangun hubungan yang erat kaitannya dengan Tuhan melalui komunikasi pribadi dalam bentuk doa-doa atau ibadah (Inbody 2005, 92).
Menurut Aritonang dalam pandangannya menjelaskan bahwa teologi Trinitaris juga menunjukkan bahwa Allah adalah pribadi yang aktif. Ketiga pribadi tersebut terlibat dalam karya keselamatan dan karya misional. Hal ini menjadi dasar bagi gereja untuk terlibat dalam karya misional dan memberitakan kabar baik kepada dunia. Saya menyetujui pandangan tersebut karena sebagai penganut agama Kristen, kita dipanggil untuk menjadi bagian dari kerja misi dan menyebarkan kabar gembira ke seluruh dunia. Salah satu tanggung jawab kita adalah mencontoh perilaku Allah yang turut serta aktif di bidang penyelamatan dan pelayanan. Agar bisa menyampaikan kabar baik kepada dunia, kita perlu memahami kondisi zaman sekarang serta mengambil pendekatan yang sesuai agar dapat berdaya guna (Aritonang 2022, 226).
Menurut Adiprasetya dalam pandangannya menambahkan bahwa teologi Trinitaris juga menunjukkan bahwa Allah adalah pribadi yang kreatif. Ketiga pribadi tersebut terlibat dalam menciptakan dunia dan memberikan karunia-karunia kepada manusia. Hal ini menjadi dasar bagi gereja untuk terlibat dalam kreativitas dan memberikan karunia-karunia kepada sesama. Saya sepakat dengan pandangan ini, yaitu bahwa Allah merupakan entitas yang penuh kecerdikan dan kerap memberi berkah kepada umat manusia. Kita dipanggil sebagai pengikut Kristus untuk aktif dalam menciptakan hal-hal baru serta melimpahkan karunia kepada orang lain sebagai tanda cinta dan sikap melayani. Anugerah dari Allah berupa kreativitas dan kemampuan istimewa perlu digunakan dengan baik agar kami dapat memuliakan nama-Nya dan menjadi berkat bagi sesama (Adiprasetya 2019, 165).
 Menurut pandangan Pribadi, Teologi Trinitaris merupakan dasar bagi karya misional gereja pada konteks masa kini. Konsep Trinitas menunjukkan bahwa Allah adalah kasih, komunitas, dan misteri. Oleh karena itu, gereja harus menunjukkan kasih, komunitas, dan kerendahan hati dalam karya misionalnya. Gereja harus menjadi tempat di mana orang-orang dapat merasakan kasih dan komunitas. Gereja juga harus menyadari bahwa manusia tidak dapat memahami sepenuhnya kehendak Allah. Oleh karena itu, gereja harus selalu berusaha untuk memahami kehendak Allah dengan kerendahan hati.
Dalam tulisan ini, dapat menyimpulkan bahwa paper ini membahas konsep teologi Trinitaris dan bagaimana konsep ini dapat menjadi dasar bagi karya misional gereja pada konteks masa kini. Konsep Trinitaris menunjukkan bahwa Allah adalah kasih dan kebersamaan, dan gereja sebagai tubuh Kristus harus merefleksikan kasih dan kebersamaan tersebut dalam karya misionalnya. Dalam konteks masa kini, gereja harus mampu menyesuaikan strategi misionalnya dengan konteks sosial, budaya, dan politik di mana gereja berada, dan memperjuangkan keadilan sosial. Konsep Trinitaris juga dapat menjadi dasar bagi gereja untuk membangun hubungan yang baik antara sesama umat Kristen dan dengan masyarakat Indonesia secara umum.
Daftar Acuan
Aritonang, Jan. S. 2022. Cet-2. Teologi Teologi Kontemporer. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Adiprasetya, Joas. 2019. An Imaginative Glimpse. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Inbody, Tyron. 2005. The Faith Of The Christian Church. New York: Wm. B. Eerdmans Publishing Co. Â
