Mohon tunggu...
Joshua Michael Ahuluheluw
Joshua Michael Ahuluheluw Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis | Life Coach | Grafolog

Joshua Michael Ahuluheluw, M.Psi., Psikolog, CMHA merupakan seorang pribadi yang aktif dan suka sekali berbagi pengalaman dengan berbagai golongan. Joshua yakin bahwa setiap orang memiliki keunikannya tersendiri. Dengan keunikannya, individu mampu bangkit menjadi pribadi yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Respons Psikologis Kita ketika Mengalami Stres

19 Desember 2022   10:10 Diperbarui: 21 Desember 2022   08:04 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila saya jelaskan sebagai sebuah cerita, mungkin seperti ini gambarannya :

Mata : "Tidak!! Di depan kita ada ular!! Apa yang harus aku lakukan tubuh? Aku takut!!"

Amigdala : "Ini ancaman berat, kita hanya punya tiga pilihan yaitu MELAWAN atau MENGHINDAR atau DIAM saja tunggu digigit. Coba kita tanya ke Hipotalamus"

Hipotalamus : "Duh, kayanya kita harus LARI dari ancaman ini. Kita bisa terluka berat bila digigit oleh ular ini. Oke, saatnya aku kirimkan sinyal ke sistem saraf otomatis. Aku akan suruh dia untuk memproduksi bahan bakar untuk bergerak"

Sistem Saraf Otomatis (SSO) : "Baik hipotalamus. Kita akan siapkan bahan bakar berupa adrenalin dan kortisol, hormon stres yang bisa bantu kita untuk gercep (gerak cepat) dan lari dari ancaman ini". Dan seketika itu juga, manusia lari menjauhi si ular

Ketika berhadapan dengan sumber stres atau ancaman, memang tidak sekompleks itu. Terjadinya sangat singkat, bahkan bisa dalam hitungan detik.

Secara umum, pada saat SSO terstimulasi, sensasi yang dirasakan oleh beberapa anggota tubuh antara lain (Nunez, 2020):

Detak jantung

Pada kondisi seperti ini detak jantung menjadi lebih cepat untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Namun pada saat tubuh "membeku", detak jantung bisa jadi meningkat atau menurun.

Paru-paru

Nafas menjadi lebih cepat utnuk memasok oksigen ke dalam darah. Pada saat kondisi freeze, mungkin Anda akan menahan nafas.

Mata

Jangkauan pengelihatan Anda menjadi lebih luas untuk mengamati kondisi sekitar. Pupil akan terdilatasi dan mengijinkan sumber cahaya masuk lebih banyak (sehingga pengelihatan Anda semakin lebih jelas).

Telinga

Pendengaran Anda akan jauh lebih peka dari biasanya.

Darah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun