Mohon tunggu...
Joshua
Joshua Mohon Tunggu... Konsultan - Akun arsip

Akun ini diarsipkan. Baca tulisan terbaru Joshua di https://www.kompasiana.com/klikjoshua

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kompas K-Report: Sinergi Tiga Media untuk Jurnalisme Warga

14 Juni 2012   22:45 Diperbarui: 6 Januari 2016   19:42 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita ini tidak ditulis oleh Admin Kompasiana, memang. Tidak ditujukan untuk mempromosikan Kompas dan aplikasi yang akan saya perkenalkan ini secara langsung atau tidak, namun saya akan mengupas aplikasi yang cukup menarik ini. Boleh dibilang, pertama di Indonesia. Memiliki perangkat ponsel pintar seperti BlackBerry memang merupakan salah satu bentuk kemudahan yang saya temukan dalam hidup. Betapa tidak, gadget yang masih merajai pasar Indonesia meski harus 'kucing-kucingan' dengan ponsel pintar lain seperti Android dan iPhone, semakin hari semakin memanjakan pengguna setianya dengan kehadiran berbagai aplikasi penunjang. Pangsa pasar ponsel pintar yang berkembang, pesatnya arus perputaran uang dan informasi, serta inovasi yang berkembang cepat membuat sebagian besar industri konten--terutama media--memilih untuk menerbitkan aplikasi yang memudahkan pembaca, pemirsa dan pendengar untuk mengakses informasi yang mereka sajikan dengan mudah.

Sebut saja Trans Corporation melalui Detikcom telah sukses dengan aplikasi MyTrans, yakni sebuah media video content streaming yang memudahkan pemirsa Trans TV dan Trans 7 untuk dapat mengakses program-program yang sedang tayang di detik ini juga berupa live streaming maupun rekaman program yang pernah tayang sebelumnya atau lebih dikenal dengan istilah on demand. Selain diakses dengan platform web pada browser, MyTrans lebih familiar di aplikasi tablet seperti iPad dan Android tablets (Android Honeycomb). Oleh sebabnya, MyTrans menjadi aplikasi live streaming pertama di Indonesia.

Mengenai Kompas sendiri, sebetulnya saya yakin bahwa Kompas sudah memikirkan hal ini sematang-matangnya. Hal ini ditunjukkan dengan hadirnya aplikasi live streaming serupa dengan MyTrans untuk Kompas TV. Sayangnya, aplikasi ini untuk sementara waktu hanya tersedia untuk pengguna smartphone berbasis Windows. Hal inilah yang menyulitkan sebagian besar pengguna ponsel pintar, karena tidak semua menggunakan satu jenis sistem operasi yang sama pada ponsel mereka.

Perlu saya beritahukan di sini, saya pernah mencoba melakukan live streaming atas Kompas TV melalui aplikasi Kompas TV for Windows yang dapat Anda unduh (download) secara gratis melalui pranala (link) yang terdapat di situs resmi www.kompas.tv . Uji coba ini saya lakukan di ponsel Windows milik rekan, kebetulan ia pakai Nokia Lumia dengan akses data dari Telkomsel. Lancar di awal, memang, namun menjelang satu menit setelahnya streaming-nya patah-patah lalu terhenti sendiri. Inilah yang menjadi masukkan saya kepada tim Kompas TV agar dapat mengembangkan aplikasi serupa secara lebih baik di platform lain selain Windows, dan memperbaiki gangguan-gangguan pada aplikasi Windows yang sudah mereka lansir. Oke. Saya rasa itu lebih dari cukup. Mari kita beralih ke soal lain. Jurnalisme warga.

INOVASI KOMPAS

Ngomong-ngomong soal jurnalisme warga, banyak penyedia konten media yang berlomba-lomba menghimpun masyarakat beserta informasinya sebagai bahan tambahan atau suplemensi produk berita yang disajikan. Tentunya kita sudah familiar dengan Kompasiana sebagai produk media Kompas. Jurnalisme warga terbilang banyak sekali di Indonesia dari segi produk, contohnya saja Citizen 6 oleh Liputan 6 SCTV, Wide Shot oleh Metro TV yang tayang setiap hari Senin - Jumat siang, Suka-Suka di Kompas TV yang tayang setiap hari Senin - Jumat petang,  Kompasiana Freez di Harian Kompas setiap hari Kamis, hingga U-Report oleh VIVA Media. Secara pribadi saya memperhatikan inovasi Kompas semakin hari semakin baik. Setelah pada usia ke-4 Kompas.com yang reborn dengan memperkenalkan maskot "orange dotter", eksistensi Kompas sebagai media masyarakat dipertegas dengan hadirnya Kompasiana dan aplikasi Kompas K-Report. 

13396879297463304
13396879297463304
Nah, Orange Dotter sebagai (dugaan saya) maskot Kompas.com pertama kali diperkenalkan pada lomba Fantastic 4th Anniversary of Kompas.com, dimana setiap pengguna akan mencari karakter robot yang seluruh tubuhnya berwarna jingga yang menyala-nyala seperti lampu pijar, dan pada badannya terdapat huruf "K" sebagai insial khas Kompas. Ya, logo bola jingga dengan huruf "K" begitu dekat di mata pembaca sebagai ikon Kompas.com. Karakter Orange Dotter ini bersembunyi di balik artikel, tulisan, objek dan struktur tata letak dalam sebuah laman web Kompas.com yang diakses pengguna, dan ia akan muncul secara tiba-tiba lalu hilang lagi. Siapa yang paling banyak menemukan mereka, dialah yang menang dan berhak atas hadiah menarik berupa laptop dan ponsel pintar. Saya malah berharap, Orange Dotter menjadi representasi Kompas.com, seperti karakter Burung Dofi yang merepresentasikan Kompasiana. .

KENAL LEBIH DEKAT K-REPORT

Inovasi di atas adalah contoh kecil tentang seluk-beluk inovasi dalam industri media. Aplikasi yang akan saya bahas ini saya temukan secara tak sengaja saat saya hendak men-download aplikasi Kompas.com melalui BlackBerry App World. Tahu-tahunya, setelah kata kunci "Kompas" dimasukkan, yang muncul justru bukan satu, namun beberapa aplikasi dan semuanya tergolong gratis. Aplikasi yang satu ini boleh saya bilang pertama di Indonesia, karena saat banyak media berlomba-lomba menghimpun berita dari masyarakat melalui jalur e-mail, kiriman video lewat pos, bahkan hingga meliput langsung bersama juru kamera di stasiun televisi, Kompas.com justru memberikan solusi penghimpunan berita yang tergolong lebih mudah, canggih, juga efisien melalui aplikasi ponsel. 

13396884471073494094
13396884471073494094
Bersama pengembang aplikasi 7 Langit, Kompas Cyber Media menghubungkan 3 media sekaligus dalam satu aplikasi: Kompasiana, Kompas TV dan Kompas.com dalam K-Report. Laporan yang masuk pun tidak serta merta hanya tampil di news feed aplikasi ini, namun memiliki peluang besar untuk tayang di televisi, nampang di koran hingga media online.

Meskipun Kompasiana mempelopori jurnalisme warga di jaringan Kompas terlebih dulu, namun tidak menutup kemungkinan ini adalah kulminasi dari segenap inovasi yang berkembang dalam program Kompas 3M: Multichannel, Multiplatform, Multimedia. Program ini hanya membutuhkan 600 KB memori ponsel BlackBerry Anda, jadi untuk aksesnya begitu ringan dan cepat, tidak memerlukan kapasitas memori besar dan tersedia baik untuk ponsel bersistem operasi BBOS 5 hingga BBOS 7 yang saya gunakan saat ini.

Tampilannya cukup sederhana dengan konsep warna "brown-creme" yang menonjolkan kesan kritis, tegas, dinamis dan ramah.

1339688938270653761
1339688938270653761
Anda perlu mendaftar untuk menggunakan aplikasi ini. Jangan khawatir, Anda hanya mendaftar di aplikasinya saja. Setelah aplikasinya terpasang sempurna, cukup akses dan klik tombol Registrasi jika Anda berada pada laman utamanya. Cukup dengan mengisi nama, kota, nomor ponsel dan alamat e-mail, tanpa perlu menghubungkan Kompas ID atau pun kata sandi (password). Data Anda secara otomatis tersimpan pada pengaturan aplikasi. Yang menjadikan aplikasi ini menarik adalah, adanya tantangan dalam melakukan penghimpunan berita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun