Mohon tunggu...
Joshua
Joshua Mohon Tunggu... Konsultan - Akun arsip

Akun ini diarsipkan. Baca tulisan terbaru Joshua di https://www.kompasiana.com/klikjoshua

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Waspada Metode Penipuan Baru Oknum Salesman "Home Appliances"!

11 April 2012   02:11 Diperbarui: 6 Januari 2016   19:43 1845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Inilah hal yang paling saya benci dalam proses marketing. Bukan hanya saya, mungkin juga Anda termasuk. Dalam berjualan, mereka juga "kepo", alias ingin tahu banyak soal kondisi keuangan calon pembelinya. Karena mengetahui dua kartu masing-masing Paspor BCA dan kartu debit Visa yang saya punya adalah kartu debit (Paspor BCA juga masuk dalam jaringan debit Maestro MasterCard dan jaringan ATM Cirrus MasterCard), HS menanyakan jumlah saldo yang terdapat di masing-masing kartu yang saya punya, apakah di atas kisaran tertentu untuk menentukan apakah saya layak untuk menerima voucher diskon yang tidak berguna itu. Ini kan privasi! Oma saya juga nampak tersinggung dengan pertanyaan mereka tersebut, karena Oma saya saja tidak tahu berapa saldo yang ada di masing-masing kartu kepunyaan saya, apalagi mereka para salesman!

Kami bergegas meninggalkan para salesman secara persuasif, artinya ada penolakan secara halus dari Oma dengan kalimat, "Wah, kalau harganya setinggi itu, kami tidak mampu menjangkaunya."  Melihat reaksi kami, HS mengantar kami hingga tiba di eskalator untuk naik ke lantai dasar, tetap dengan senyum membualnya, sementara oknum yang lain ada yang berjaga di selasar mencecar calon korban lain,  ada pula yang kembali ke showroom untuk berjaga.

Intinya, dalam hal ini, Oma hampir saja "kecele" (tertipu). Nampak secara detil dari kalimat per kalimat yang diucapkan para oknum salesman, dengan kesan bahwa hadiah tersebut diperoleh secara cuma-cuma dari supermarket tempat kami belanja, Oma saya kemudian terbujuk rayu. Oleb sebabnya, ada beberapa pelajaran penting dari kejadian yang menimpa kami kemarin, juga tips penting dan menarik untuk Anda agar tidak menjadi korban penipuan sama seperti kami.

Pertama: Segeralah beranjak seusai berbelanja dari supermarket. Ini adalah gaya super cuek yang paling saya suka, seakan tidak peduli pada para salesman yang berjejal di hadapan saya hanya untuk berbasa-basi berbata-bata. Hal ini penting untuk efisiensi waktu dan biaya.

Kedua: Hindari kontak mata langsung dan kontak fisik berlebihan. Meskipun hal ini membuat saya dicap sebagai "anak dengan kebutuhan khusus" dengan senantiasa menunduk di hadapan mereka ketika berkomunikasi, namun saya melakukannya untuk menghindari tindak kejahatan hipnotis. Jagalah pikiran Anda dengan penuh kewaspadaan, dan yang terpenting dari semuanya adalah jangan sampai pikiran Anda terbuai dan/atau kosong.

Ketiga: Penukaran undian dan/atau pengambilan hadiah di supermarket adalah di supermarket tempat Anda berbelanja. Setiap undian dan/atau hadiah yang ditawarkan kepada konsumen juga tercantum dalam katalog, spanduk dan struk secara jelas. Apabila ada syarat dan ketentuan tertentu, maka Anda dapat mengetahuinya secara jelas di bagian informasi di supermarket, situs resmi mereka atau struk (bila ada). Hadiah-hadiah berupa uang, barang elektronik dan barang berharga selalu diundi dan penyerahan/pengundiannya dilaksanakan di hadapan pihak-pihak dari Notaris, Kepolisian, dan Kementerian Sosial RI.

Keempat: Promo yang mengatasnamakan jaringan pembayaran elektronik seperti Visa, MasterCard, Debit BCA, JCB, American Express, Discover, dsb., pasti diumumkan melalui situs resmi bank dan/atau situs resmi jaringan pembayaran elektronik masing-masing maskapai/penyedia.

Kelima: Jangan terbuka soal saldo rekening dan/atau limit kartu belanja Anda. Hal ini juga perlu Anda jaga serapat-rapatnya bank menjaga saldo Anda. Saya juga mensinyalir hal ini jika dikaitkan dengan kegiatan hipnotis, maka Anda akan terhipnotis dan mendapat sugesti untuk mengambil sebagian dan/atau seluruh uang Anda di ATM. Secara halusnya, membelanjakan produk mereka yang sebetulnya tidak Anda perlukan.

Keenam: Berani mengatakan dengan tegas dan persuasif kalimat "Tidak, terima kasih." untuk promo yang tidak ingin Anda coba dan/atau ikuti.

* * * * *

© Joshua Francis. All rights reserved.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun