Mohon tunggu...
Joshua
Joshua Mohon Tunggu... Konsultan - Akun arsip

Akun ini diarsipkan. Baca tulisan terbaru Joshua di https://www.kompasiana.com/klikjoshua

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Kunjungan ke Pabrik Deltomed: Dari Wonogiri demi Sehatnya Negeri (1)

19 Juni 2014   22:06 Diperbarui: 6 Januari 2016   19:33 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tini, salah satu karyawan Deltomed yang sempat saya wawancarai mengatakan cara memasukkan produk ke dalam kotak masih manual dan melibatkan sedikitnya 200 orang tenaga kerja setiap harinya. Ia duduk bersama beberapa orang rekannya dan mengerjakan pengemasan produk Kuldon Sariawan. "Dalam sehari, saya dan teman-teman di meja ini mengemas sekitar 100.000 hingga 200.000 butir tablet," akunya dihiasi senyum ramah saat tangannya begitu cekatan mengemas produk.

140316453754255404
140316453754255404
Direktur pengembangan bisnis Deltomed, Dr. Abrijanto SB, M.Si., saat memberikan paparannya.

 

Produk Berkualitas = Tanggung Jawab Sosial

Pemikiran saya tentang jamu sebagai obat-obatan rakyat yang kuno dan tidak higienis seketika terkoreksi begitu melihat pabrik dan cara pembuatan obat-obatan herbalnya yang modern, bersih, sanitasi dan merakyat. Selain memberdayakan petani dan tenaga kerja, harga jual obat-obatan herbal produksi Deltomed pun terjangkau dan menghasilkan margin signifikan yang menguntungkan perusahaan. Betapa herbal yang terbilang sepele kini menjadi bisnis milyaran rupiah yang berpotensi turut menghidupkan ekonomi kerakyatan. Mengagumkan!

Pakar kesehatan gigi dan mulut, dr. drg. Dewi Prihandini, Sp.PM kepada saya mengatakan tidak perlu kuatir mengonsumsi obat-obatan herbal karena sebagian besar tidak akan mengakibatkan kerusakan gigi seperti penipisan email hingga karies gigi. "Yang perlu diperhatikan adalah kebersihan atau higienitas gigi dan mulut. Usahakan rajin meminum air putih untuk membersihkan sisa-sisa obat herbal yang mungkin menempel pada gigi agar tidak bereaksi dengan asam mulut dan menjadikannya penyebab karies," jelas dokter yang juga mengajar pada Fakultas Kesehatan Gigi dan Mulut di Universitas Tarumanegara ini.

Secara pribadi Dewi mengaku puas dalam kunjungannya ke Pabrik Deltomed kali ini. Ia kagum atas fasilitas produksi Deltomed yang sedemikian canggih, hingga pengawasan mutu yang ketat demi menghasilkan produk-produk yang aman dikonsumsi dan memiliki manfaat yang menyehatkan tubuh konsumennya.

Rombongan lain telah beranjak dari fasilitas produksi, tak ketinggalan saya dan dr. Abrijanto yang saya ajak mengobrol. Melihat peluang bisnis yang semakin terbuka lebar terutama kesempatan untuk berekspansi menjadi salah satu hal menarik yang ingin saya kupas. "Kami memang berencana melakukan ekspansi meski tak dalam waktu dekat, namun  untuk saat ini tetap fokus mengembangkan produk inovatif untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat," tutur pria berkacamata yang akrab disapa Abri tersebut.

Menurut Abri, kunci kesuksesan Deltomed hingga saat ini antara lain senantiasa dan berani berinovasi. Abri mengatakan, produk Kuldon Sariawan termasuk baru, pertama dan satu-satunya di Indonesia juga dihasilkan atas keberanian perusahaan dalam berinovasi produk. Abri menambahkan, "Sariawan kan memang penyakit paling umum. Bagaimana Deltomed sebagai market leader jamu dan obat-obatan berbasis herbal di Indonesia melihat peluang ini untuk membantu masyarakat meredakan sariawan, akhirnya masyarakat menjadi sadar bahwa sariawan dapat dengan mudah diredakan karena kini ada solusinya. Jadi tak perlu lagi 'pinjam bibir'..."

Abri juga mengaku siap untung siap rugi sebagai konsekuensi dari keberanian berinovasi. Meski sudah menjadi pabrik obat-obatan herbal terbesar di Indonesia, Deltomed, menurut Abri, enggan jumawa. "Namanya juga berbisnis, pasti ada untung dan rugi. Kami tidak akan menyerah semata-mata karena roda bisnis yang senantiasa berubah, melainkan kami senantiasa belajar bukan hanya pada perkembangan pasar obat-obatan herbal, juga atas masukan dari konsumen yang mengonsumsi produk kami." Dokter yang bergerak pada ilmu kesehatan berbasis herbal ini berharap produk-produk Deltomed dihadirkan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan pada masyarakat, bukan semata menjaga lingkungan tetap lestari atau memberikan sumbangan untuk pemberdayaan masyarakat.

Meski dunia pengobatan herbal kini mulai diminati namun tetap berfluktuasi pada keadaan ekonomi saat ini, Abri optimis dengan pola konsumsi herbal yang intens, produksi obat-obatan herbal yang berorientasi pada mutu tertinggi serta kearifan lokal para petani tanaman obat dapat menggerakan ekonomi kerakyatan, khususnya pada industri herbal. "Saya yakin, dengan cara inilah herbal Indonesia dapat menempati singgasana tertingginya dalam ilmu, tradisi dan pasar pengobatan alami di dunia. Kita (Indonesia--red) ini kaya akan sumber daya yang dapat dimanfaatkan secara optimal, hanya saja kita perlu lebih banyak belajar dan berani membuat terobosan," kata Abri.

Deltomed, menurut Abri, memiliki tekad untuk membuat herbal berkualitas sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. "Pak Purwanto (komisaris utama Deltomed) pernah berpesan kepada saya suatu kali, "Abri, buatlah produk yang bermanfaat dan berkualitas." Pesan ini yang selalu mengilhami saya dalam bekerja," terang Abri kepada Kompasianers.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun