Mohon tunggu...
Joshua Hermanto
Joshua Hermanto Mohon Tunggu... Pelajar -

Yogyakarta. One Piece & Conan Fans. Gamers. I Belong to Jesus! Salam kenal :D

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pandangan Remaja Terhadap Seksualitas

20 Juli 2016   22:40 Diperbarui: 20 Juli 2016   22:50 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari www.sisidesa.com

Apa reaksi anda ketika berbicara kepada seseorang mengenai seks? Rasa menghindari dan menjauhi segala hal berbau tentang seks seperti sudah mendarah daging dan menjadi sifat kebanyakan orang Indonesia. Padahal, ilmu seks sendiri sangat penting untuk diketahui baik orang dewasa maupun remaja.

Ilmu ini menjadi penting karena berhubungan langsung dengan kesehatan alat reproduksi manusia dan kondisi mental/psikis seseorang. Terutama bagi kaum remaja yang seringkali labil dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ilmu seks harus disampaikan dengan benar oleh orang yang tepat. Akan berbahaya jika pengetahuan tentang seks didapatkan secara 'ngawur' dan berakibat konotasi negatif nantinya.

Sebelum menuliskan pendapat saya, saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman teman saya yang justru 'salah arah' karena tidak menerima pendidikan seks yang benar.

Ada satu teman saya  saat kelas 1SMP mulai mengakses 'blue film' setelah dipengaruhi temannya untuk membuka suatu website. Hal ini didasari karena rasa penasaran dan rasa tak mau dianggap cupu oleh teman-teman lainnya. Ironis bagaimana dia justru mengetahui hal-hal tentang seks justru dari hal-hal seperti itu dan melalui teman-temannya. 

Sex Education is Important!

Gambar diambil dari www.sisidesa.com
Gambar diambil dari www.sisidesa.com
Cerita sedikit diatas menggambarkan bagaimana kebanyakan anak-anak remaja justru mendapatkan ilmu seks dari 'dunia luar', bukannya dari orang-orang terdekat seperti keluarga atau sekolah. Anggapan yang menyatakan bahwa perbincangan seks antara orangtua dan anak adalah hal yang tabu harus dihilangkan perlahan-lahan, karena pada dasarnya seharusnya keluarga-lah yang berperan utama dalam memberikan pengetahuan seks kepada anak-anaknya.

Peran Orangtua lainnya adalah membatasi anak-anak mengakses Internet untuk hal yang negatif. Tentu kita tau bersama bagaimana 'kejamnya' dunia maya jika disalahgunakan. Hal penting lainnya menurut saya adalah bagaimana orangtua harus memastikan bahwa lingkungan si anak positif. Saat orangtua sibuk dengan pekerjaan dan tak mengawasi anak, lingkungan si anak-lah yang paling menentukan pandangan anak kepada suatu hal, pastikan si anak bergaul dengan teman teman yang positif.

Selalu dekatkan diri antar anggota keluarga agar si anak tidak stres dan mengekspresikan hal itu ke sesuatu yang negatif. Sex Education juga dapat diberikan sekolah baik melalui pelajaran biologi ataupun penyuluhan-penyuluhan tentang bahaya seks bebas, sampai ancaman hukum jika melakukannya.

Sekolah perlu bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk menghindarkan generasi muda terjerumus ke pemahaman yang salah. Keluarga dan Sekolah adalah 2 tokoh utama untuk membimbing para remaja memiliki moral tentang seks yang baik! 

Kesehatan Reproduksi dan Mental

Gambar diambil dari www.bidikberita.com
Gambar diambil dari www.bidikberita.com
Kita sendiri menyadari bahwa terjerumus ke dunia seks bebas, dapat menyebabkan gangguan alat reprouduksi bahkan lebih parah lagi penyakit mematikan macam HIV/AIDS. Generasi remaja harus diedukasi tentang hal ini agar mereka dapat berpikir tentang resiko dari suatu tindakan yang salah. Terlebih lagi, gangguan mental ikut mengintai para korban pelecehan seksual.

Kasus pemerkosaan, pelecehan seksual di tempat umum, pedofil terjadi karena para pelaku kehilangan moral untuk menahan diri/nafsu, tidak berpikir panjang, dan hilangnya rasa kemanusiaan. Seramnya, pelecehan seksual seringkali dilakukan oleh orang-orang terdekat/orang di lingkungan si anak. Maka itu saya katakan di poin sebelumnya, lingkungan positif sangat penting untuk anak. Dengan siapa dia bergaul, dimana dia bergaul adalah hal yang harus diketahui orangtua.

Revolusi mental!

Contoh kegiatan positif remaja. Gambar diambil dari wwwpojoksatu.id
Contoh kegiatan positif remaja. Gambar diambil dari wwwpojoksatu.id
Saatnya menjaga generasi penerus bangsa! Bagi Keluarga, jangan sampai anak anda mengetahui hal-hal seks secara salah, jadilah teman curhat yang baik bagi anak untuk sharing masalah seputar reproduksi di usia remaja mereka.

Bantu mereka berkembang baik pikiran maupun mental. Bagi para remaja, sibukkan diri dengan kegiatan positif dan jauhi seks bebas, yang terutama ingatlah bahwa Tuhan membenci setiap perbuatan tercela seperti zinah.

Bagi negara dan aparat, hukum dengan tegas setiap pelaku pelecehan seksual, pemerkosa, dan siapapun yang melecehkan seksual orang lain. Mari ciptakan kualitas reproduksi dan mental , serta moral yang baik bagi para generasi muda Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun