Menilik Kebijakan UEFA Nation League

Adanya UEFA Nation League tahun ini membuat kompetisi negara-negara di Eropa semakin semarak.  Turnamen yang terbilang baru ini, diadakan dengan alasan  untuk menggantikan pertandingan persahabatan yang dinilai kurang efektif, juga untuk mengisi jadwal  kesebelasan negara yang tidak terlalu sering mengadakan pertandingan.

Namun, tentunya ada hal yang membuat saya sedikit kurang setuju dengan keputusan tersebut. Keinginan saya untuk mengikuti perkembangan klub sepakbola terutama liga inggris sedikit menurun. 

Tidak tau mengapa. Yang jelas, memasuki laga ke-10, sudah beberapa kali di akhir pekan tidak melihat klub kesayangan Liverpool  berlaga, meskipun pertandingan antar negara UEFA Nation League juga tak kalah menarik untuk ditonton. 

 Saya memang bukan footbal addict yang tidak pernah ketiggalan informasi tim kesayangannya, tetapi melihat performa setiap tim yang berlaga juga pastinya menarik untuk disimak.

Bulan depan, penggemar liga Inggris  harus menyiapkan alternatif menonton pertandingan lain. Pasalnya, di tanggal 16, 17, dan 18 November, liga antar negara eropa ini, kembali melanjutkan laga kelimanya. 

Pro dan kontra hadir menanggapi turnamen baru terebut. Pelatih Liverpool, Juergen Klopp misalnya yangsedikit geram dengan  penyelenggaran UEFA Nations League ini. Berdasarkan pemberitaan wartakotalive, dijelaskan akibat dari turnamen tersebut membuat jadwal laga di Eropa yang sudah sangat padat menjadi semakin padat. "Mungkin itu bagus, tapi Anda tidak bisa memaksa seorang pemain untuk bermain tiap tiga hari sekali," katanya.

Saya juga menilai adanya UEFA Nation League ini sangat berpengaruh pada penampilan pemain di klub. Jika klub tidak hanya melakoni satu kompetisi saja, pastinya membuat  fisik dan stamina pemain menjadi tergerus.  Tim liga inggris misalnya yang melakoni turnamen Premier League, Carabao cup ditambah lagi jika mengikuti turnamen Liga Champion yang pastinya harus membutuhkan fisik yang prima dalam setiap pertandingan.