Mohon tunggu...
Joshua Martono
Joshua Martono Mohon Tunggu... -

Mencoba menyampaikan apa yang mungkin belum terpikir oleh publik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gereja Kristen Injil di Papua Tolak “Kampanye Boikot Pilpres”

7 Juli 2014   21:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:08 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua Gereja Kristen Injil (GKI) Pendeta Albert Yoku, sebagaimana dikutip dari Liputan6.com edisi hari ini (Senin 7/7), menghimbau kepada seluruh umat GKI di Tanah Papua agar turut serta dalam Pilpres dengan menggunakan hak suaranya secara bertanggungjawab, tidak terlibat kampanye hitam, serta berani menolak segala macam kecurangan.

Himbauan yang disampaikan oleh Pendeta Yoku ini sangat menyejukkan masyarakat di provinsi Papua maupun provinsi Papua Barat, khususnya bagi umat GKI yang tersebar di kedua provinsi itu.Bahkan beberapa sahabat di Jayapura yang saya hubungi mengatakan, masyarakat kota Jayapura akhir-akhir ini merasa resah akibat adanya ancaman via SMS dari orang-orang yang menginginkan pemilihan presiden gagal dilaksanakan di Papua.Keresahan yang dialami sahabat saya bukan berupa ketakutan namun ketidaknyamanan karena handphone miliknya dipenuhi oleh SMS-SMS yang tidak dikehendakinya itu.Beberapa SMS yang masuk, secara terang-terangan menyebutkan nama KNPB (nama sebuah kelompok yang terdiri dari anak-anak muda dari daerah pegunungan Papua) selaku pengirim pesan.

Dengan adanya himbauan dari Ketua GKI itu, setidak-tidaknya telah membuat masyarakat Papua dan Papua Barat menjadi tenang dan yakin untuk tidak mempedulikan pesan-pesan SMS gelap yang memaksa agar memboikot pemilihan presiden.Dalam negara demokrasi, tentunya tidak boleh ada pemaksaan terhadap siapapun untuk memboikot pesta demokrasi rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun