Mohon tunggu...
Joshua Martono
Joshua Martono Mohon Tunggu... -

Mencoba menyampaikan apa yang mungkin belum terpikir oleh publik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemerintah Inggris Masa Bodoh dengan Hak Asasi Anak Papua

3 September 2014   11:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:45 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_356927" align="aligncenter" width="448" caption="Koleksi pribadi (Anak-anak di bawah umur asal Papua saat dibawa unjuk rasa di seberang kantor Kedubes RI di London, Selasa 2/9/2014)"][/caption]

Sikap masa bodoh Pemerintah Inggris terhadap Hak Asasi Anak terekam dalam sebuah foto aksi unjuk rasa yang berlangsung di seberang kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (Kedubes RI) di London, Inggris, Selasa (2/9) siang kemarin.

Enam orang anak di bawah umur asal Papua yang dibawa oleh lima orang dewasa asal Papua dan tiga orang dewasa berkulit putih berteriak-teriak di seberang kantor Kedubes RI sambil membawa poster bertuliskan Martinus YohameMurdered by Indonesia.Sengatan matahari di musim summer membuat keenam anak-anak Papua itu seringkali menyeringai menahan sengatan.

Anak-anak di bawah umur yang seharusnya wajib dilindungi hak asasinya namun justru dieksploitasi demi kepentingan politik orang dewasa.Nasib anak-anak Papua di Inggris sangat berbanding terbalik dengan nasib anak-anak Papua di Jakarta.Jika anak-anak Papua di Inggris dipaksa untuk ikut unjuk rasa di bawah sengatan terik matahari, anak-anak Papua di Jakarta yang disekolahkan di Surya Institute justru merasakan sejuknya air conditioner sambil menyerap ilmu yang diberikan oleh pengajar masing-masing.

Anak adalah harapan masa depan kita.Jika tidak dibekali dengan ilmu yang beranfaat dan hanya diajarkan kekerasan melalui gambar-gambar sadis, maka jangan menyesal jika anak-anak Papua di Inggris akan tumbuh menjadi calon teroris internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun