Mohon tunggu...
Gregory Josh Adrianto
Gregory Josh Adrianto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMA Kolese Kanisius, Anggota ADK (Anak Desain Kanisius), Pengguna Aktif KRL

Desain menjadi bagian dari hidup saya, tidak luput dengan dunia K-POP yang kian mewarnai hidup saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mencari Makna Kemerdekaan dalam Kurikulum Merdeka

4 November 2024   11:25 Diperbarui: 4 November 2024   11:27 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa melaksanakan Ujian Nasional | medcom.id

Kurikulum

Perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia telah menjadi bagian dari upaya untuk menyesuaikan sistem pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan zaman yang terus berkembang. Sejak kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum, mulai dari kurikulum pertama yang diterapkan pada tahun 1947 hingga Kurikulum Merdeka yang baru-baru ini diperkenalkan. Setiap perubahan ini mencerminkan ambisi dan tujuan yang berbeda dari pemerintahan yang berkuasa, baik dalam membentuk karakter bangsa, memperkuat kompetensi akademik, maupun mengembangkan keterampilan hidup siswa yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman.

Ada beberapa alasan utama mengapa kurikulum di Indonesia sering berubah. Salah satunya adalah untuk menanggapi dinamika sosial, ekonomi, dan politik yang berubah seiring waktu. Misalnya, pada masa awal kemerdekaan, kurikulum difokuskan pada pembangunan karakter dan kebangsaan, namun pada dekade berikutnya, kurikulum diperluas untuk mencakup keterampilan teknis guna mendukung pembangunan ekonomi nasional. Kurikulum juga diperbaharui untuk mengikuti perkembangan global, misalnya dengan menambah fokus pada keterampilan teknologi dan digital di era modern, yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing lulusan di pasar kerja internasional.

Selain itu, perubahan kurikulum juga dipengaruhi oleh hasil evaluasi dan kritik terhadap kurikulum sebelumnya. Banyak pihak merasa bahwa beberapa kurikulum terlalu fokus pada pencapaian akademik dan kurang memperhatikan pengembangan karakter atau keterampilan non-akademik yang juga penting untuk kehidupan siswa di masa mendatang. Oleh karena itu, perubahan kurikulum sering kali dilakukan untuk menemukan keseimbangan antara pendidikan karakter, pengetahuan akademis, dan keterampilan praktis. Dalam konteks ini, Kurikulum Merdeka hadir untuk menawarkan fleksibilitas lebih kepada sekolah dalam menyesuaikan materi sesuai kebutuhan lokal dan karakteristik siswa, serta merespons kritik terhadap krisis pembelajaran akibat pandemi COVID-19.

Namun, perubahan kurikulum yang terus-menerus ini juga membawa tantangan tersendiri bagi para pendidik dan institusi pendidikan. Setiap perubahan membutuhkan adaptasi, pelatihan ulang, dan penyediaan sarana yang mendukung, yang sering kali membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Guru dan siswa harus beradaptasi dengan sistem yang baru sebelum mereka dapat merasakan dampak positifnya. Meskipun demikian, pemerintah Indonesia tetap mendorong perubahan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang dinamis dan menyesuaikan sistem pendidikan nasional agar relevan dengan tuntutan masa kini dan masa depan.

Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum terbaru yang diterapkan di Indonesia sebagai respons terhadap tantangan pembelajaran, terutama setelah pandemi COVID-19 yang berdampak signifikan pada proses belajar-mengajar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kurikulum ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas lebih bagi sekolah dalam menyusun pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan konteks lokal. Kurikulum Merdeka mulai diperkenalkan secara bertahap sejak tahun 2021 dan diluncurkan penuh pada tahun 2022 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim.

Kurikulum Merdeka lahir dari kebutuhan mendesak akan sistem pendidikan yang lebih adaptif dan relevan di tengah tantangan era modern. Salah satu latar belakang utama kurikulum ini adalah realitas bahwa sistem pendidikan di Indonesia selama ini dianggap terlalu kaku dan berfokus pada penghafalan materi, yang kurang memadai dalam mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global. Dalam kurikulum-kurikulum sebelumnya, pola pembelajaran sering kali bersifat satu arah, di mana guru dianggap sebagai satu-satunya sumber pengetahuan, sementara siswa terbatas pada peran pasif. Padahal, perkembangan teknologi dan informasi yang pesat telah mengubah cara anak muda berinteraksi dan mengakses informasi, sehingga menuntut pola pembelajaran yang lebih fleksibel dan kolaboratif.

Siswa melakukan PJJ di tengah Pandemi Covid-19 | antaranews.com
Siswa melakukan PJJ di tengah Pandemi Covid-19 | antaranews.com

Pandemi COVID-19 yang melanda pada 2020 semakin menegaskan perlunya perubahan dalam sistem pendidikan. Selama pandemi, pembelajaran jarak jauh menjadi satu-satunya opsi untuk melanjutkan pendidikan, tetapi kondisi ini menimbulkan berbagai masalah, seperti ketimpangan akses dan kesenjangan pembelajaran. Banyak siswa yang kesulitan mengikuti pembelajaran daring akibat keterbatasan akses teknologi, internet, atau bimbingan langsung dari guru. Situasi ini menggarisbawahi pentingnya sistem pendidikan yang lebih inklusif dan mampu memberikan opsi pembelajaran yang berbeda sesuai kondisi siswa. Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai respons untuk menciptakan sistem yang lebih fleksibel, berfokus pada kemampuan individu, serta mampu menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi masing-masing daerah dan siswa.

Selain itu, hasil dari berbagai evaluasi terhadap kurikulum sebelumnya menunjukkan bahwa siswa sering kali kewalahan dengan banyaknya materi dan padatnya jadwal pembelajaran. Kurikulum sebelumnya dirasa terlalu padat dengan kompetensi dasar yang harus dicapai di setiap jenjang pendidikan, tanpa memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi minat atau mengembangkan keterampilan praktis. Akibatnya, siswa cenderung lebih berfokus pada pencapaian nilai tinggi daripada memahami materi secara mendalam atau mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dengan Kurikulum Merdeka, materi pembelajaran dirancang lebih terfokus dan mendalam, serta memberikan ruang bagi siswa untuk mempelajari aspek-aspek yang relevan dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.

Mimpi Besar

Kurikulum Merdeka dirancang dengan mimpi besar untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, relevan, dan adaptif bagi seluruh siswa di Indonesia. Dengan filosofi dasar "merdeka belajar," kurikulum ini bertujuan memberi kebebasan bagi siswa dan guru untuk mengeksplorasi cara-cara belajar yang lebih kreatif, kolaboratif, dan kontekstual. Salah satu mimpinya adalah agar pendidikan di Indonesia tidak lagi terpaku pada pencapaian nilai akademis semata, melainkan pada pengembangan kompetensi yang lebih luas, termasuk keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah. Di samping itu, Kurikulum Merdeka berupaya untuk menumbuhkan karakter siswa yang lebih tangguh, mandiri, dan responsif terhadap kebutuhan zaman, sehingga lulusan pendidikan Indonesia dapat bersaing di dunia kerja global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun