Ekskul gamelan di SMA Kolese Kanisius telah menjadi wadah bagi siswa yang ingin mengeksplorasi seni tradisional dan menemukan makna di balik setiap dentingan alat musiknya. Keterpukauan pada harmoni gamelan sering kali menjadi motivasi utama para siswa untuk terlibat lebih dalam. Melalui ekskul ini, mereka bukan hanya belajar memainkan berbagai alat musik seperti gambang, saron, dan gong, tetapi juga menyerap nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap nada.
Saat bergabung dengan ekskul ini, siswa mendapatkan kesempatan untuk berkolaborasi, berlatih disiplin, dan saling mendengarkan satu sama lain. Setiap latihan diisi dengan dedikasi dan kerja sama, di mana tiap anggota memiliki peran penting dalam menciptakan harmoni yang indah. Bimbingan yang penuh dedikasi dari para pendamping turut membantu membentuk karakter para siswa, menjadikan ekskul gamelan sebagai medium tidak hanya untuk belajar musik, tetapi juga untuk pengembangan diri dan kepemimpinan.
Pembelajaran di ekskul ini mengintegrasikan nilai-nilai kepemimpinan yang relevan, seperti totalitas dalam berperan dan pentingnya komunikasi yang baik. Selain itu, proses kreatif juga ditanamkan melalui pengembangan variasi musik. Tidak hanya menjadi ruang ekspresi seni, ekskul gamelan di Kolese Kanisius juga melatih siswa dalam kerjasama tim dan disiplin yang tinggi.
Partisipasi dalam ekskul gamelan juga memberikan pengalaman berharga dalam melestarikan budaya lokal. Setiap pertunjukan, seperti saat tampil di CC CUP, merupakan puncak dari dedikasi, kerja keras, dan kebersamaan seluruh anggota. Meskipun latihan dilakukan dalam waktu terbatas, harmoni yang tercipta membuktikan bahwa kesungguhan dan kolaborasi dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Pada akhirnya, ekskul gamelan ini bukan hanya tentang musik tradisional, melainkan perjalanan dalam membentuk karakter, kerja tim, dan dedikasi pada seni dan budaya Indonesia. Di balik setiap irama yang dihasilkan, tersimpan pengalaman berharga dan rasa syukur atas kesempatan untuk menjaga warisan budaya yang kaya ini.
Sebelum Berpisah
Gamelan, seperti sebuah orkestra alam, mencerminkan keseimbangan yang ada di dunia. Setiap instrumen, mulai dari gong hingga saron, seperti alam semesta yang bekerja harmonis meski dengan tugas dan suara yang berbeda. Begitu pula budaya tradisional, di mana setiap tradisi dan nilai yang diwariskan generasi ke generasi berfungsi seperti bagian dari instrumen dalam gamelan, menjaga harmoni sosial dan kultural yang membentuk jati diri sebuah bangsa. Namun, ketika perkembangan zaman semakin cepat, budaya tradisional seperti gamelan mulai terpinggirkan, seperti instrumen yang suara halusnya semakin tenggelam di tengah hiruk-pikuk modernitas.
Seiring teknologi dan globalisasi yang terus berkembang, budaya tradisional semakin dihadapkan pada tantangan untuk bertahan. Ibarat gamelan yang berusaha mempertahankan iramanya di tengah modernitas yang menggema, budaya tradisional berjuang menjaga tempatnya di tengah laju zaman yang serba cepat. Di saat yang sama, budaya-budaya ini membutuhkan ruang untuk dihidupkan kembali dalam konteks yang relevan dengan generasi sekarang, seperti bagaimana ekskul gamelan di sekolah-sekolah modern menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, menjaga irama warisan yang berharga agar tetap berdenting di dalam hati generasi muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H