Mohon tunggu...
Jose tano
Jose tano Mohon Tunggu... xi mia 1

jose jonathan tano

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyakit Mematikan yang Tak Diduga

31 Maret 2020   20:12 Diperbarui: 31 Maret 2020   20:23 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apa itu black death? Black death atau pes adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yersinia pestis. Seseorang bisa terkena oleh penyakit ini dari gigitan pinjal (sejenis serangga) yang terpapar bakteri yersinia pestis. 

Pes dibagi menjadi tiga dimana setiap bagian menyerang organ yang berbeda, yaitu pes pada sistem limfatik, pes pada aliran darah, dan pes pada paru-paru. Karena yang diserang merupakan organ-organ tubuh manusia yang berbeda, tentunya juga memberi gejala yang berbeda. Gejalanya yaitu:

1. Pes pada sistem limfatik: salah satu gejala/tanda terinfeksinya pes pada sistem limfatik adalah munculnya pembesaran getah bening (KGB) pada lipat paha, ketiak, atau leher yang berukuran sebesar telur ayam. Benjolan KGB ini terasa lunak dan hangat. Gejala utamanya biasanya adalah demam, menggigil, pusing, lemas, nyeri otot, sampai/serta kejang.

2. Pes pada aliran darah: jika korban terkena pes pada aliran darah, korban tersebut bisa meninggal bahkan sebelum gejala pes pada aliran darah muncul. Gejala pes pada aliran darah adalah nyeri perut, diare, mual, muntah, demam, lemas, pendarahan, shock, serta gangrene( kondisi jaringan tubuh yang mati akibat tidak mendapat pasokan darah yang cukup atau akibat infeksi bakteri yang berat)

3. Pes pada paru-paru: pes pada paru-paru ini merupakan salah satu yang paling jarang namun jika terinfeksi, merupakan yang paling mematikan. Gejala yang diberikan bisa muncul beberapa jam setelah infeksi. Gejala ditandai dengan batuk darah, sesak nafas, mual, muntah, demam tinggi, pusing, dan lemas. Pes para paru-paru dapat berkembang dengan sangat cepat dan menyebabkan penderita mengalami gagal nafas dan mengalami shock dalam waktu hanya 2 hari.

Jadi, dari mana sih penyakit ini? kenapa didengar sangat berbahaya? Kapan korban pertama muncul? Mungkin sekarang kita sudah jarang atau terasa asing jika mendengar black death atau pes, karena penyakit ini mewabah pada abad ke-14 dan pertama kali muncul di eropa. 

Penyakit ini juga pernah menginfeksi indonesia di awal abad ke-20, terutama di jawa. Pada saat abad ke-14, black death/pes telah mematikan 50-200 juta orang eropa, atau diskalakan dengan persentase, 60% populasi eropa meninggal karena bakteri ini. 

Black death tentunya merupakan mimpi buruk bagi orang Eropa pada saat itu, karena pada abad ke-14, teknologi masih belum canggi, bahkan belum ada, pencarian untuk obat black death ini cukup lama dan perkembangan bakteri yang sangat cepat. 

Pandemic black death ini dinyatakan pandemic paling parah dan berbahaya bahkan mengalahkan flu spanyol yang terjadi pada tahun 1918, dimana flu spanyol memakan korban sebanyak 50 juta.

Bakteri yersinia pestis berasal dari kutu tikus, khususnya tikus hitam yang suka tinggal dekat dengan manusia. Ole Jorgen Benedictow, sejarawan Norwegia berpendapat bahwa pes tidak masuk lewat tiongkok namun dari dekat laut kaspia, selatan Rusia, pada musim semi 1346. 

Pes kemudian menyebar ke barat lewat migrasi tikus-tikus berwarna coklat dari rusia yang dibuktikan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat dibandingkan dengan tikus-tikus berwarna hitam. 

Dalam perjalanan laut tersebut, banyak tikus yang terkena pes lalu mati, tetapi kutunya masih bertahan hidup dan mengandung yersinia pestis. Kutu tersebut bingung mau kemana karena induknya telah mati, jadinya kutu-kutu kelaparan tersebut akhirnya bersarang di tubuh manusia sebagai pengganti induknya yaitu tikus.

Persebaran pes juga terjadi lewat kapal dagang Italia. Tikus-tikus berkutu tersebut ikutan naik kapal, menyusup di antara karung dan keranjang barang. Dalam perjalanan, banyak juga tikus yang mati karena terinfeksi pes. 

Seperti penyebaran pes ke barat, kutu tersebut menghinggap manusia. Kutu tikus punya daya tahan yang lebih tinggi dibandingkan kutu manusia. Mereka mampu bertahan hidup di baju, dari baju tersebut, kutu tersebut menular dari satu orang ke orang lain. 

Kapal dagang italia yang mengangkut banyak kutu tikus mengangkut banyak muatan dari beberapa kota seperti Venice, Genoa, London, dan Bruges. Di London dan Bruges, perdagangan Italia terhubung juga dengan Jerman dan Norwegia, jalur perdagangan inilah yang dapat menjelaskan mengapa dapat menyebar dengan sangat luas khususnya di eropa yang telah mematikan 60 persen dari populasinya pada abad ke-14. 

Wabah ini berakhir pada awal tahun 1350-an, pekerja pelabuhan di Venesia dapat memperlambat penyebaran bakteri ini dengan cara mengisolasi pelaut yang baru sampai tujuan dan jika pelaut tersebut sudah pasti tidak membawa penyakit apapun, pelaut tersebut bisa bebas. 

Pelaut tersebut diisolasi selama 30 sampai 40 hari agar dapat dipastikan bahwa pelaut tersebut tidak membawa penyakit apapun. Walaupun penyakit ini berakhir pada awal tahun 1350-an, kita juga harus berhati-hati karena WHO menyatakan bahwa masih ada 1000 sampai 3000 kasus setiap tahunnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun