Mohon tunggu...
Benediktus Jose Robianto
Benediktus Jose Robianto Mohon Tunggu... Lainnya - anak SMA

tertarik dengan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Plagiarisme di Dunia Akademik: Kegagalan Etika atau Kurangnya Pengawasan

29 Agustus 2024   08:48 Diperbarui: 29 Agustus 2024   09:00 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus plagiarisme yang melibatkan profesor dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta memperlihatkan sisi gelap dunia akademik di Indonesia. Meskipun tindakan ini bisa dianggap sebagai masalah pribadi, dampaknya terhadap integritas akademik secara keseluruhan tidak bisa diabaikan. Ketika nama-nama ilmuwan dicatut tanpa izin, bukan hanya reputasi individu yang dipertaruhkan, melainkan juga kepercayaan terhadap institusi pendidikan.

Kasus plagiarisme yang diduga dilakukan oleh seorang profesor muda di Unas Jakarta menunjukkan kegagalan serius dalam menjaga etika akademik. Penggunaan nama dosen lain tanpa izin untuk mempublikasikan penelitian bukanlah tindakan yang dapat dianggap remeh. Meskipun pihak universitas melihat ini sebagai masalah pribadi, tindakan tegas seharusnya diambil untuk menjaga integritas akademik dan menghormati hak kekayaan intelektual.

Kasus ini bermula ketika beberapa dosen dari University Malaysia Terengganu (UMT) menemukan nama mereka tercantum sebagai penulis dalam beberapa publikasi yang disusun oleh Kumba Digdowiseiso, seorang profesor dari Unas, tanpa persetujuan mereka. Para dosen tersebut merasa frustrasi dan menganggap tindakan ini sebagai pelanggaran hak intelektual yang serius, yang merusak reputasi mereka.

Meskipun Kumba menyatakan bahwa masalah ini telah diselesaikan, para dosen UMT tetap menyatakan bahwa nama mereka masih tercantum dalam publikasi tersebut tanpa izin. Hal ini menunjukkan adanya potensi pengabaian serius terhadap norma-norma akademik yang seharusnya dijunjung tinggi oleh setiap akademisi.

Plagiarisme dalam akademik dapat dianalogikan dengan tindakan pencurian identitas. Sama seperti seseorang yang mencuri identitas orang lain untuk mendapatkan keuntungan pribadi, plagiarisme melibatkan penggunaan karya atau identitas akademik orang lain tanpa izin, yang bisa merusak reputasi dan kepercayaan yang telah dibangun dengan susah payah. Kedua tindakan tersebut tidak hanya merugikan korban tetapi juga menciptakan ketidakpercayaan dalam masyarakat yang lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun