Ini berarti solusi untuk dapat keluar dari ‘jebakan’ prisoner’s dilemma—yang di dalamnya terdapat situasi saling mengunci dan saling tidak perÂcaya atau bahkan saling menghancurkan—adalah dengan berpikiran jangka panjang, yaitu bahwa hari ini bukanlah yang terakhir melainkan masih ada hari besok, hari lusa, dan hari-hari setelahnya yang semakin lebih baik dibanding hari ini. Di samping itu, untuk mengindari ‘jebakan’ prisoner’s dilemma, perlu adanya kesepakatan (agreeÂment) atau komitmen awal (pre-committment) di antara pihak-pihak yang berinÂteraksi.
Â
Referensi
- Joesoef, Jose Rizal (2004). "Dimensi Positif dan Normatif Ekonomika." Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 5(3): 113-20 (Nomor SK Akreditasi: 39/DIKTI/Kep/2004).
- Manski, Charles F. (2000). "Economic Analysis of Social Interactions." Journal of Economic Perspectives, 14(3): 115–36.
- Tullock, Gordon (1967). "The Prisoner's Dilemma and Mutual Trust." Ethics, 77(3): 229–30.
- van Damme, Eric, & Jörgen W. Weibull (1995). "Equilibrium in Strategic Interactions: The Contributions of John C. Harsanyi, John F. Nash and Reinhard Selten." Scandinavian Journal of Economics, 97(1): 15–40.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H