Kadangkala kita perlu tampak hebat dan keren, sehingga disadari atau tidak, kita melakukan tindakan intimidatif atau bluffing di hadapan 'calon korban' kita atau people we want to impress seperti calon pelanggan/klien, calon rekan bisnis, calon kekasih, calon mertua, dan sebagainya. Trik-trik intimidasi atau bluffing berikut adalah sekadar contoh dan mungkin berguna:
- Bawalah koran atau majalah berbahasa asing, seperti New York Times, das Spiegel, the Economist, atau Far Eastern Economic Review. Di tempat yang ramai atau di depan people to impress, bacalah koran/majalah itu dengan ekspresi wajah yang serius. Jangan lupa, tatapkan matamu agak lama pada rubrik “Perkembangan Harga Saham”, dan kemudian sekali-sekali melemparkan tatapan kosong/dingin ke mata mereka untuk mensinyalkan seolah-olah otak kamu sedang mengkalkulasi investasi sahammu.
- Di dekat someone to impress, beraksilah seolah-olah sedang berbicara melalui telepon dengan seseorang nun jauh di sana. Dengan suara keras, katakan: “Bilang ke Toni untuk menego ulang, kita butuh tanah itu! Anggaran kita cuman 5 milyar.” Supaya terlihat sopan, kamu mengucapkan kata semacam itu dengan menjauh dari calon korbanmu, bukan supaya tidak terdengar, tetapi justru supaya terdengar oleh calon korbanmu dari kejauhan. Ini dapat disebut "strategi berbisik supaya didengar" seperti halnya "strategi dicintai untuk disakiti" atau "diundang supaya tidak datang."
- Di kantormu, letakkan jam dinding/meja ekstra yang menunjukkan waktu terlambat 7-8 jam. Jika calon korbanmu bertanya, katakan: “Oh, itu waktu Indonesia bagian Jerman”. Supaya calon korbanmu tidak bertanya lebih lanjut, tertawalah dengan keras, dan kemudian alihkan pembicaraan.
- Di depan calon korbanmu, pakailah T-shirt yang bertuliskan tentang special and exclusive event, misalnya, “Justice for the Poor, Bangkok, December 2011,” atau “MIB = Mozart in Bangkok, November 2017.” Jika calon korbanmu menanyakan tulisan itu, jawablah: “Oh, ini waktu aku diundang seorang teman, yang kebetulan dia menjadi panitia”.
- Di atas dasbor mobilmu, letakkan barang-barang seperti kamus Inggris-Itali, peta remote-sensing, dan kaca pembesar. Jika ditanya oleh calon korbanmu, jawablah: “Oh, just some things for this project I'm thinking about . . .”, lalu bergegaslah kamu memberesi barang-barang itu untuk menunjukkan bahwa kamu tidak menginginkan pembicaraan itu lebih jauh. Supaya lebih mantap, gantungkan tasbih, rosario, batu karbala, atau simbol-simbol agama tertentu di dalam mobilmu, untuk mensinyalkan bahwa kamu adalah orang yang taat beragama.
- Jika, ketika kamu di dekat calon korbanmu, kamu mengalami/menerima kejadian-kejadian tak terduga atau mengejutkan seperti pulpen jatuh, isi gelas tumpah atau nyiprat, atau tiba-tiba teringat atau diingatkan akan sesuatu, jangan meneriakkan kata-kata, misalnya, "Shit!", "Damn!", atau "Diamput!", tetapi segera ucapkan (exclaim) "Ya tuhan!", "Oh my God!", atau "Innalillahi!"
Tentu saja, trik-trik ini tergantung pada status sosialmu masing-masing. Yang penting, di dalam lingkungan sosialmu, intimidasi atau bluffing itu jangan sampai tampak atau terdengar too nice to be true.
Jika ada pembaca ingin menambahkan, dipersilakan .....;)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H