- Kredit itu memang diskenariokan untuk "Bermasalah" atau dikenal dengan Fraud , Banyak modus yang digunakan seperti :(1) Debitur fiktif dan jaminan yang fiktif disini peran RM (si bankir) sangat dominan.(2)Nilai Asset yang menjadi jaminan di "Mark Up" peran penilai/appraisal sangat krusial (3) Penyalahgunaan wewenang saat pencairan fasilitas (tidak sesuai ketentuan yd disetujui komite)
- Kesalahan dalam tujuan penggunaan fas. kedit atau dikenal "site streaming" hal ini lebih disebabkan dari ketidak disiplinan debitur dalam mengelola pinjaman Bank, kebanyakan hal ini terjadi di segmen kredit Kecil apalagi kalau si debitur diberikan kredit jenis "Rekening Koran"
-Â Kesalahan dalam melakukan struktur fasilitas kredit sehingga tanpa disadari debitur terperangkap dalam cashflow usaha yang ketat atau malah debitur menjadi tergoda untuk melakukan "site streaming", (cth : debitur yg sebenarnya membutuhkan modal kerja namun kredit yang diberikan cicilan)
- Faktor Eksternal yang berpengaruh negative terhadap bisnis si debitur : permasalahan dengan suplier (pasokan bahan baku), kompetisi indsutri sehinggga mengurangi sales/penjualan, masalah perijinan usaha, ,masalah pada power supply dsbgnya.
- Faktor Internal yang merdampak pada menurunya kemampuan bayar ke Bank spt : miss-cashflow, internal fraud (oleh pegawai), interfinancing, over stock, AR semakin lambat, CAPEX yg berlebihan dan sebagainya
- Force Major : Krisis Nasional/Dunia, Kebakaran, Bencana Alam, Demonstrasi/ dan sebagainya.
Namun hal-hal diatas sebenarnya sudah dapat diantisipasi dengan pendekatan-pendekatan proses kredit yang dilakukan Bank seperti pada pembahasan saya di awal artikel ini namun terkadang INKONSISTENSI yang menjadi masalah utama sehingga filter-filter yang diharapkan dapat menyaring bahan baku yang masuk untuk diproses menjadi tidak berfungsi.
Berbicara KREDIT di Bank itu berarti berbicara bagaimana Bank dapat mempercayai pengelola kreditnya dari level processor s/d approval, jika Bank masih belum bisa mempercayai/Trust kepada pengelola kreditnya maka SISTEM yang harus bicara,...
SISTEM yang Seperti apa,..... ?
Semoga Bermanfaat
(Info : Penulis merupakan seorang bankir aktif yang memiliki pengalaman bekerja selama -/+ 14 tahun dengan ruang lingkup kredit perbankan, baik kredit untuk segmen korporasi, komersil dan kecil termasuk kredit program pemerintah, pernah bekerja di beberapa Bank (lokal dan asing) dan saat ini menjadi Business-Risk Reviewer di salah satu Bank di Indonesia)