Kejadian ini sudah berulang kali terjadi di Stasiun besar Poncol Semarang, terutama penumpang yang akan berangkat ke Jakarta, hendak menggunakan jasa kereta api dari stasiun ini. Sekitar dua jam lalu, saya mengantri hendak membeli tiket tujuan Jakarta dengan menggunakan KA tawang jaya. Kereta ini adalah KA pertama tujuan Jakarta, berangkat sekitar jam 7 malam.
Tadi pagi berdasarkan informasi yang saya terima di Pekalongan, kursi kereta ini masih banyak yang kosong, berhubung ada tugas penting di Ungaran Semarang, maka saya putuskan nanti saja setelah selesai tugas, saya langsung beli tiket di stasiun poncol.
Namun apa yang terjadi sungguh diluar dugaan saya, petugas tiket katakan tiket habis terjual, dalam benak saya ada apa gerangan tiket disini habis terjual? bukankah hari ini masih minggu kerja dan bukan week end? dengan berat hati saya berujar apes benar hari ini, dan saya memutuskan untuk berangkat ke Jakarta dengan menggunakan pesawat.
Akan tetapi naluri saya berkata, coba hubungi customer service disamping kiri stasiun ini, mungkin ada yang bisa membantu, namun hal yang samapun disampaikan petugas bahwa tiket KA Tawang Jaya telah habis terjual. Sambil menghubungi teman untuk book tiket pesawat ke Jakarta, saya mencoba duduk didekat loket penjualan tiket sekitar 5 menit, banyak orang ngantri untuk membeli maupun menukar tiket yang mereka sudah pesan sebelumnya.
Namun saya curiga ada seorang Bapak Memegang 2 lembar copy KTP, sambil antri saya bertanya Bapak mau beli tiket Kereta Api apa? dengan tegas Bapak ini berujar ( pakai seragam warna merah campur sedikit batik dan tanda pengenal yang namanya tidak dibuka), mengatakan mau membeli tiket KA Tawang Jaya. Saya bergurau bukannya sudah habis pak, lima menit lalu saya antri untuk membeli tiket tersebut.
Bapak ini hanya tersenyum dan langsung mendapat tiket yang dia beli untuk orang lain ( Calo), dan saya pun berkata kepada petugas penjual tiket yang bernama Devi, kenapa anda katakan 5 menit lalu tiket habis terjual dan sekarang bapak calo ini bisa dapat tiket? dia terdiam seribu bahasa, dan saya pun beli tiket, lalu mengajukan komplain ke customer service yang sengaja mematikan layar monitor informasi kursi, dan setelah saya protes layar tersebut baru di hidupkan.
Dengan kalimat mohon maaf seribu bahasa petugas Customer service berujar baru dua menit yang lalu ada gerbong ekstra untuk kereta api ini, tentu ini hanya kalimat pemanis untuk mencari aman, dan saya katakan saya akan melaporkan hal ini kepada Menhub, Dirjen, maupun Dirut KA, oleh karena permainan tiket lewat calo ini sudah sering dilakukan di stasiun ini.
Bagi Pak Menteri perhubungan maupun Dirjen Perkeretaapian khususnya Direktur Utama PJKA, tolong ditindak petugas tersebut, terutama yang berhubungan dengan customer, saya yakin ulah ini perbuatan dari pimpinan stasiun, padahal dalam kenyataannya sampai saya membeli tiket masih ada 39 kursi yang kosong, seperti informasi di layar monitor. Sejujurnya banyak kursi yang kosong dalam kereta ini, karena sudah beberapa kali saya menaiki kereta ini dari Pekalongan menuju Jakarta, dimana kalau di Semarang disebut penuh, namun lewat calo kursi bisa didapat, please cut off oknum pegawai KA seperti ini, karena sangat merugikan penumpang maupun nama baik Kereta Api.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H