Mohon tunggu...
Kapitan JoE JoE
Kapitan JoE JoE Mohon Tunggu... -

A New Yorker, live and work for many years in Rockefeller center Area, Like to visit Ithaca in Upstate NY and Also Jersey shore. \r\n\r\nThe human heart feels things, the eyes can't see and know what the mind can't understand. Berteman dengan siapapun, mulai dari preman hingga President sudah pernah berdiskusi, hobby menulis apa saja, mulai dari Ekonomi, politik, music bahkan masa depan, dididik dan dibesarkan dengan penuh displin, melebihi tentara, membuat jiwa saya tegar, dan tidak pernah takut menghadapi apapun termasuk malaikat pencabut nyawa, life or die is just about the time.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Tidak Paham tentang Kontrak Karya Asing (Debat Capres)

17 Juni 2014   15:44 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:23 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh Presiden Prabowo (kandidat), terhadap Gubernur DKI adalah bagaimana pendapat Jokowi terhadap penguasaan asing terhadap hajat hidup orang banyak di Negeri ini, Gubernur DKI selaku penguasa atas asset-asset pemda DKI khususnya perusahaan milik pemda  ( BUMN), seperti pelabuhan Tanjung Priok, Lahan bekas Kemayoran,  maupun PAM Jaya, Presiden Prabowo menanyakan hal tersebut dalam debat calon Presiden dua hari lalu.

Selaku pemerhati ekonomi, khususnya asset-asset Negara yang telah dijual oleh Presiden Megawati dalam tempo tiga tahun pemerintahan Mega, Indonesia sangat banyak kehilangan harta kekayaan baik asset bergerak maupun hasil alam, semisal penjualan Indosat kepada Sintech Singapura, bekas lahan bandara kemayoran kepada berbagai developer local maupun asing, tanker pertamina hingga lahan gas terbesar di Indonesia maupun di ASIA, yakni wilayah kepala burung di Papua, semua di lego megawati dengan harga yang sangat murah.

Presiden Prabowo ( kandidat) bertanya, saudara Jokowi apa yang harus anda lakukan jika kontrak karya atau perjanjian pengelolaan kekayaan milik negara ternyata merugikan Indonesia, apa yang anda akan lakukan jika nyata-nyata sudah merugikan bangsa?

Jokowi terdiam seribu bahasa, lalu menjawab seperti anak SD yang tidak bisa mengerjakan perkalian bilangan tujuh, jokowi menjawab bahwa saya akan menghormati kontrak tersebut, sebab bagaimanapun hal itu merupakan konstitusi. Jawaban Jokowi ini jelas merupakan jawaban seorang yang pro asing, lebih mementingkan kepentingan bangsa lain dari pada kepentingan bangsanya sendiri.

Dominan pesan megawati dalam debat calon Presiden bulan  ini tentu menandakan bahwa jati diri jokowi yang selama ini merupakan stranger kini menjadi goal keeper kepentingan Ibu ketua umum. Juga dapat dilihat dalam pengadaan bussway dengan budget trilyunan rupiah yang digelontorkan oleh Pemda DKI untuk kepentingan warganya ternyata dijadikan bancakan oleh tim sukses jokowi saat maju menjadi Gubernur DKI.

Bus way dengan import dari Chungko ( China) ternyata syarat dengan Kolusi Korupsi dan Kongsi ( KKK), Bus dengan model ala kadarnya ternyata jauh lebih mahal dari pada bus buatan dalam negeri sendiri. Perusahaan karosesi yang ada di magelang, maupun daerah lain, ternyata sudah menawarkan harga yang lebih murah dari pada bus Chungko tersebut, namun apa daya Kepala Dinas perhubungan DKI sudah digansir (tim jokowi cs) agar bus tersebut harus buatan luar negeri, karena fee bagi sang tim sukses sangat menggiurkan dengan memasukkan bus import bekas.

Keberpihakan Jokowi kepada asing dalam hal mengelola kekayaan Negara menjadi ajuan bagi investor saham maupun hot money market, lihat saja pernyataan para investor yang dimuat diberbagai situs berita di tanah air. Jika Jokowi terpilih menjadi Presiden, Investor akan semakin meningkat di bursa saham maupun pasar uang, sebaliknya jika Prabowo yang jadi Presiden Investor tersebut akan hengkang segera.

Bagi kalangan awam pernyataan ini tentu memiliki indikasi bahwa dampak ekonomi akan melambat jika Prabowo yang akan menjadi Presiden, benarkah demikian analisanya? media memang pandai memainkan situasi untuk menggiring opini, lihat saja berita yang dikabarkan oleh salah satu TV milik si brewok, suvey-survey yang dilakukannya tim abal-abalnya, selalu menempatkan Jokowi 30% diatas Prabowo, mengapa demikian?

Para investor saham maupun pasar uang bukanlah termasuk real Investor, mereka ini termasuk dalam kelas penjudi yang dilegalkan. Pasar modal penuh dengan intrik dan pemodal ini tidak akan menanamkan modalnya lebih dari 3 bulan uangnya dalam salah satu saham perusahaan yang dia harapkan dapat menghasilkan uang dari kenaikan saham perusahaan tersebut.

Hal yang sama juga terhadap mata uang, hancurnya nilai rupiah saat ini tidak terlepas dari minimnya pasokan dollar didalam negeri, oleh karena ketatnya ekonomi AS maupun hancurnya ekonomi jepang dipasar karena dihajar oleh Korea dan China, sehingga membuat pialang mata uang dollar  mengalihkan pasarnya ke Korea dan China.

Jokowi selaku Gubernur DKI sangat kurang memahami tingkah laku pihak asing di Indonesia saat ini, kedatangan duta besar dari berbagai negara dengan makelar si tionghoa dari Cempaka putih menandakan bahwa Jokowi sangat disetir oleh kepentingan bangsa-bangsa tersebut di Negeri ini, untuk tetap menancapkan kukunya serta mengeruk sumber daya alam bangsa ini untuk kepentingan Negeri mereka.

Waspadalah bahwa Kontrak Kerja asing yang dijalankan selama pemerintahan Megawati telah merugikan ribuan trilyun kekayaan Negeri ini, dan hal ini harus dihentikan segera oleh seluruh anak bangsa, dengan keputusan yang harus dibuat oleh Prabowo.

Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun