Mohon tunggu...
Joseph Imanuel Setiawan
Joseph Imanuel Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Joseph IS

Cerdas adalah mengenal diri dan menjadi dewasa

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Strategi Nembak Mana yang Paling Baik?

17 Juni 2022   16:39 Diperbarui: 17 Juni 2022   16:45 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu istilah pacaran bukan hal yang asing bukan? Banyak anak muda dan remaja yang berharap punya cerita yang baik tentang pacaran. Mereka punya impian tentang bagaimana carita pacaran mereka masing-masing dan pastinya pasangan idaman yang ingin mereka miliki.

Sebelum sampai ke sana, sebenarnya banyak pertimbangan memulai suatu hubungan. Pertimbangan itu sekitar keocokan pikiran, budaya, gaya hidup, kepercayaan, dan lainnya.

Setelah pertimbangan itu dibuat, pada umumnya kita akan memikirkan untuk menembak orang yang kita sukai. Ngomomg-ngomong, pasti kita sudah sering  mendengar istilah nembak ini. Secara sederhana istilah ini dipakai untuk menggambarkan tindakan seseorang dalam mengungkapkan perasaannya dan menagajak seseorang untuk menjalani suatu hubungan.

Pada umumnya, laki-laki lebih sering untuk dijadikan objek yang lebih wajar untuk melakukan tembak-menembak. Tentunya bukan memakai senjata, tetapi dengan kata-kata yang indah dan memikat. Selain itu juga kejutan-kejutan dalam berbagai bentuk dibuat agar perempuan incarannya terkesan. Semua itu laki-laki rencanakan untuk mendapatkan kata ya ketika momen tembak-menembak.

Tapi, apakah ada yang penah berpikir kenapa kita harus menembak seseorang? Memang pertanyaan ini cukup aneh karena proses tembak menembak adalah suatu hal yang wajar dan sangat biasa dilakukan.

Momen menembak dinantikan seseorang dalam rangka ingin mengungkapkan perasaan yang dimiliki terhadap seseorang.  Pernyataan perasaan diharapkan agar orang lain dapat mengerti perasaaan kita, apalagi orang yang kita sukai. Pastinya harapan itu bukan hanya perasaan kita yang dimengerti, tapi juga diterima dan bisa memulai suatu hubungan.

Pertanyaan selanjutnya, apakah yang akan dilakukan selanjutnya? Lalu, mengapa pernyataan perasaan sangat identik dengan proses tembak menembak atau biasa juga disebut jadian?

Padahal sebenarnya kedua hal tersebut bisa dijadikan dua proses yang berbeda. Pernyataan perasaan memang harus dilakukan, tapi sebenarnya menyatakan perasaan tidak sama dengan ajakan untuk memulai hubungan. Menyatakan perasaan bisa dijadikan momen untuk menarik perhatian seseorang dan mengajak orang yang kita sukai untuk berdiskusi tentang latar belakang dan harapan masing-masing tentang hubungan.

Setelah pertimbangan yang matang, barulah di satu momen kedua orang yang sudah saling mengetahui perasaan, latar belakang, ekspektasi, dan mendeteksi kecocokan satu sama lain bisa memutuskan untuk menjalin satu hubungan.

Dalam hal ini, proses tembak menembak bisa dijadikan sebagai momen mengajukan niat untuk menjalin hubungan. Namun di sini dasarnya bukan sekedar perasaan, tapi tujuan yang dimiliki pada hubungan yang ingin dijalani.

Tentunya tujuan yang dibuat tidak perlu muluk-muluk, apalagi untuk remaja dan dewasa muda, mengingat masih banyak proses yang harus dilewati. Tujuan atau rencana yang dibuat sekitar cara mereka mengejar prestasi, merintis karier, menabung, dan hal lain yang membangun satu sama lain. Tidak lupa juga untuk dapat mengembangkan karakter satu sama lain dan saling mengingatkan satu sama lain agar lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun