Menjalani kehidupan yang sulit adalah resiko menjadi manusia. Setiap hari dipenuhi tantangan dan misteri yang harus dijalani dan dilewati. Menjalani kehidupan bisa disamakan dengan menjelajahi sebuah gua. Tak tahu apa yang akan dilewati di depan, tapi yang pasti ada jalan keluar yang berarti gua yang gelap itu sudah berhasil dilewati. Begitu pula kehidupan, jangan hanya dilewati, tapi dijalani dan dijelajahi, apa pun itu tantangannya, harus dilewati agar sampai jalan keluar. Menjelajahi  setiap masalah masalah dan tantangan dapat membuat kita mengerti dan melawan kekurangan dan keterbatasan sehingga dapat lulus dari setiap tantangan itu.
Melihat kondisi pandemi sekarang ini, membuat kita membuka mata hati kita. Di luar masalah kesehatan yang menjadi fokus awal untuk dijelaskan, ada banyak masalah di mengantri di belakangnya dan menunggu diselesaikan. Mungkin masalah ekonomi secara tak langsung dapat disandingkan di posisi depan, karena ekonomi pun menjadi bagian manusia untuk bertahan hidup.Â
Khususnya untuk terus memenuhi pokok yaitu makanan setiap harinya. Sebenarnya sebelumnya pun banyak orang yang hidup dari hari ke hari dengan penghasilan yang ada. Tapi itu mungkin sudah cukup bagi mereka. Namun sekarang, pekerjaan dan nafkah mereka pun terhambat dengan kondisi pembatasan seperti ini, bahkan diperparah dengan berbagai bencana alam.
Untuk kalangan usia saya, mungkin belum banyak orang yang sudah merasakan beratnya kehidupan. Walaupun sudah banyak anak yang harus menanggung hidupnya sendiri atau bahkan bertanggung jawab pada keluarganya. Setidaknya bagi para pelajar tantangan yang setiap hari dihadapi adalah pelajaran dami pelajaran yang setiap harinya menanti beserta ujian di ujungnya. Belum juga bagi yang sudah menginjak jenjang yang tinggi akan mulai pusing memikirkan masa depan, yang mungkin juga belum sepenuhnya mereka pahami tentang itu. Lepas dari sana, mereka berlanjut untuk mulai menjelajahi tantangan mencari dan merintis pekerjaan dengan segala resikonya.
Memang semakin lama tantangan, masalah dan beban terus bertambah sejalan dengan bertambahnya umur dan tanggung jawab menjadi dewasa. Tak ada satu orangpun yang dapat mengetahui dan memprediksi apa saja tantangan yang akan dihadapi di masa depan. Tak ada seorangpun pula yang mampu menolak setiap masalah yang datang. Yang bisa dilakukan hanyalah mengusahakan dan ikhlas atas semua hal yang telah terjadi.
Walaupun tak bisa diprediksi, kabar baiknya, masa depan dapat dipersiapkan. Yang menarik adalah mengerti cara mempersiapkannya, karena kita bukan mengotak-atik masa depan itu sendiri, tapi hal yang bisa diusahakan adalah membekali diri dengan berbagai hal.
Banyak manfaat dari mengenal diri sendiri. Mengenal diri menjadi salah satu hal yang dapat membuat kita mungkin lebih ringan dalam menghadapi masalah. Mengenal diri dapat menjadi faktor penting kita bisa melewati dan menang dari tantangan yang datang di hadapan kita.
Hal-hal yang harus kita kenali sebagai manusia adalah seperti apa saja yang kita sukai/tidak, apa saja yang bisa membuat kita senang/sedih/marah, orang-orang yang bagaimana yang cocok dengan kita untuk jadi teman, bisa memilih orang yang tepat untuk di sekitar kita, nilai-nilai dan prinsip yang menjadi pegangan kita ( kelompokan mana prinsip dan nilai yang bisa/tidak ditoleransi) untuk mencari pasangan.
Belajar dan mencari ilmu
Belajar memang identik dengan sekolah. Tapi nyatanya kini belajar ternyata bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja dan juga dari mana juga. Banyaknya media untuk dapat memperoleh informasi menjadi kabar baik. Begitu juga dengan materi yang sangat beragam. Apapun kita bisa pelajari dari manapun itu medianya.
Tapi diluar itu, kembali lagi dengan arti dari belajar yaitu dari tak tahu jadi tahu, dari tak bisa jadi tak bisa. Jadi apapun itu perubahan positif yang kita lakukan/ dapatkan berarti kita sudah belajar. Jadi jika di sekolah yang kita pelajari adalah hard skill, yaitu ilmu pengetahuan. Sedangkan dari kehidupan sehari-hari kita belajar banyak tentang soft skill seperti ; sopan santun, kepercayaan diri, Â rendah hati, Â mengendalikan emosi, dll.
Setiap orang mungkin memiliki pengertian tentang passion itu sendiri berdasarkan persepsi masing-masing. Ada yang bilang passion adalah hal yang paling kita sukai. Ada yang bilang juga passion itu hal yang bikin kita lupa waktu. Pendapat lain bilang kalau tanda sesuatu adalah passion adalah kita tak keberatan kalau saat melakukan sesuatu tanpa bayaran.
Tapi saya suka dengan arti passion itu sendiri, yaitu gairah. Gairah dapat disamakan dengan semangat yang datang dari dalam diri. Apa itu dorongan, sensitifitas, ataupun keinginan yang kuat untuk sesuatu. Menurut  saya berarti bisa sensitif dengan masalah umum yang terjadi di sekitar kita.Â
Bukan berarti mempersulit diri. Tapi di sinilah maksud dari sensitif, yaitu mau menyelesaikan masalah yang menjadi persoalan dan pertanyaan banyak orang. Tak harus sesuatu yang baru, masalah secara global yang sangat banyak dan sulit terpecahkan membutuhkan banyak orang untuk menyelesaikannya, begitu juga dengan kerja sama yang harus dijalin.
Melihat contoh perusahaan besar di Indonesia yang masih berjaya sampai sekarang, walaupun itu di dalam pandemi. Gojek yang tadinya berupa bisnis online kecil sekarang menjadi besar dan masih bisa bejuang. Begitu juga dengan dengan Tokopedia. Keduanya adalah milik anak bangsa. Dua perusahaan itu sebenarnya berdasar dari penyelesaian masalah yang ada di masyarakat. Gojek yang membuat ojek online yang memudahkan orang melewati macetnya jalan dan menonjolkan sisi kebersihan yang menjadi keluhan dari transportasi umum konvensional. Begitu pula dengan Tokopedia yang membuat berbelanja lebih mudah dan dapat dilakukan dari rumah saja. Keduanya memang sama-sama harus melewati tantangan yaitu membangun kepercayaan masyarakat
Tiga hal tersebut memang tak serta merta membuat kita tak akan menghadapi masalah di hari depan. Yang paling penting kita dapat mempersiapkan diri dengan apapun yang akan terjadi. Seperti halnya saat kita akan menghadapi wawancara kelulusan, kita tak akan tahu hal apa saja yang akan dipertanyakan oleh penguji, yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan diri dengan apapun itu kondisinya.
Berharap masa depan akan baik itu sangat baik, karena harapan akan ada bagi dia yang mau berharap. Tapi usaha yang dilakukan akan mengurangi rasa kecewa, karena setidaknya kamu sudah berusaha. (':
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H