Mohon tunggu...
Joseph Oris Haryo
Joseph Oris Haryo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Seminaris

Seminaris Medan Utama

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Romo yang Dibutuhkan di Masa Mendatang

28 Februari 2023   21:14 Diperbarui: 28 Februari 2023   21:17 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebagai seminaris, saya pernah ditanyai oleh salah satu formator saya "kira kira kamu ingin menjadi yang seperti apa?" Saya sempat kebingungan untuk menjawab pertanyaan ini karena saya kalau jadi imam hanya ingin mengikuti apa yang menjadi perintah dari superior karena sejatinya keutamaan seorang imam adalah ketaatan. 

Namun, sebenarnya menjadi seorang imam tidaklah hanya sekadar taat pada perintah atasan ataupun menghidupi kedua kaul yang lain yaitu kemurnian dan kesucian maupun janji yang diucapkan ketika seseorang calon imam pertama kali masuk kedalam formasi novisiat ataupun tahun orientasi rohani. Seorang imam atau romo memeliki berbagai tugas yang harus di emban. Salah satu tugas seorang imam adalah pelayanan pastoral dan kerasulan kepada umat. Seiring berjalannya waktu, pelayanan pastoral dan juga kerasulan juga mengalami  perkembangan. 

Tentunya sebagai seorang imam harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan juga teknologi. Kemampuan, sikap, serta moralitas seorang imam pun secara otomatis diuji melalui dinamika pastoral dan kerasulan seiring perubahan zaman. Tujuannya adalah menebarkan imam dan mewartakan kerajaan Allah lewat pelayanan pastoral dan kerasulan. Teknologi dan kemampuan lain merupakan sarana bagi seorang untuk mewartakan iman katholik kepada umatnya. Lalu apa saja yang dibutuhkan oleh seorang imam untuk menjalankan pelayanan pastoral di masa mendatang?

Menjadi imam tidak hanya bertugas untuk memimpin misa saja, tetapi juga melayani umat. Pelayanan umat oleh imam merupakan salah satu tugas kerasulan imam. Maka dari itu kemampuan dan kelebihan dari setiap pribadi masing-masing imam menjadi modal utama dalam menjalankan tugas kerasulan. Kemampuan utama yang harus dimiliki seorang imam untuk melayani umat adalah kemampuan berkomunikasi. 

Kemampuan berkomunikasi yang baik diperlukan karena seorang imam pasti akan berinteraksi langsung dengan umat. Kehadiran seorang imam di tengah umat sangatlah berpengaruh, terutama dalam menyampaikan pesan atau meneguhkan umat. 

Perkataan yang diucapkan seorang imam memiliki pengaruh yang besar karena imam merupakan tokoh masyarakat dan sumber kekuatan rohani bagi umatnya. Seorang imam ibarat sebagai "dokter rohani" karena beberapa umat jika memiliki masalah ataupun beban hidup memilih berkonsultasi kepada seorang romo atau imam. Seorang romo juga harus dapat memengaruhi umat, terutama dalam menyampaikan ajakan-ajakan dari bapa paus ataupun bapa uskup. Untuk itu kemampuan berkomunikasi harus dimiliki oleh setiap romo atau imam.

Selain kemampuan berkomunikasi, seorang romo harus memiliki sikap ataupun kepribadian yang baik. Hal ini ditunjukkan dari kecerdasan emosi dan juga kecerdasan sosial. Kecerdasan emosi adalah kemandirian untuk mengatur emosi dan perasaan. Hal ini akan memengaruhi perilaku dan  cara berkomunikasi seorang imam atau romo dalam bertindak dan berelasi dengan umat. 

Emosi seseorang akan terlihat dari bagaimana cara dia berkomunikasi ataupun berbicara. Seseorang yang memiliki emosi stabil akan lebih tenang membawakan diri dan terlihat lebih elegan dalam menyampaikan pesan sehingga umat dapat menangkap maskud dari pembicaraan romo. 

Namun jika seorang romo tidak memiliki emosi yang stabil dan harus berbicara dihadapan umat maka cara dapat dilihat dari cara berbicara yang meledak-ledak, terbata-bata, dan kehilangan kata-kata.  Umat juga akan menaruh steorotip negatif kepada romo tersebut karena cenderung memiliki sikap yang terbawa emosi. Perilaku dan kepribadian hidup seorang imam atau romo haruslah asertif dan memperlihatkan ketulusan seorang imam melayani umatnya. 

Ketulusan hati dari seorang romo akan memberikan sudut pandang bahwa seorang imam memiliki niat untuk merangkul umatnya dan menyambutnya secara hangat serta memberikan inspirasi rohani dalam pelayanan pastoral. Selain memiliki kecerdasan emosi dan juga menaruh sikap yang sepantasnya di hadapan umatnya, seorang romo juga harus memiliki kecerdasan sosial. 

Kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang dalam membaca perasaan orang lain dan juga berempati terhadap orang lain disekitarnya. Seorang romo yang diutus ataupun ditugaskan disebuah paroki ataupun karya pelayanan sosial harus dapat mengetahui apa yang dibutuhkan dan diperlukan di empat perutusan tersebut sehingga seorang romo dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal. 

Untuk dapat mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam kerasulan di tempat perutusan, seorang romo harus memiliki kerendahan hati untuk mau mendengarkan umat. Tidak serta-merta ketika seorang romo diutus kedalam suatu tempat ia langsung memerintah sesuai apa yang dia bisa dan dia inginkan, seolah-olah seorang romo lebih tahu dan lebih paham daripada umatnya apa yang harus dikerjakan. Hal ini akan membuat umat merasa tidak nyaman untuk berkerja bersama romo tersebut. 

Selain mendengarkan, seorang romo harus dapat menjalin relasi yang baik antara romo dengan umatnya supaya terjadi kolaborasi yang baik antara imam/romo dengan umatnya, terutama saat ini kita sudah memasuki era kolaborasi. Kemudan, seorang romo harus memiliki rasa empati kepada orang lain. 

Hal ini diperlukan untuk melihat kebutuhan dan keprihatinan yang terjadi di kalangan umatnya sehingga seorang romo dapat membuat karya-karya pastoral ataupun kerasulan untuk mengatasi aneka ragam persoalan yang terjadi di tempat perutusan tersebut, entah dalam paroki ataupun karya-karya sosial dan pendidikan. Kedua hal tersebut diperlukan bagi seorang romo dalam menjalankan kerasulannya. 

Seorang imam juga merupakan role model bagi umatnya. Kepribadian dan sikap hidup yang dimiliki oleh seorang imam akan menjadi panutan bagi umatnya. Selain menjadi panutan bagi umat, seorang romo akan berhadapan langsung dengan umat. Profil seorang romo yang dibutuhkan

Seorang imam tidak hanya memiliki kemampuan mengatur diri sendiri saja, tetapi juga harus memiliki kemampuan lain, terutama dalam menguasai teknologi. Seiring perkembangan zaman, kebutuhan teknologi dalam rangka pelayanan pastoral dan kerasulan pun semakin tinggi. Sebagian besar karya kerasulan saat ini memanfaatkan media digital, seperti mengelola akun media sosial milik paroki, webinar, dan acara seminar-seminar lainnya. Karya-karya sosial yang bergerak di bidang teknologi adalah Komsos atau Komisi sosial. Komisi sosial adalah karya kerasulan Gereja yang bertujuan menyampaikan informasi ataupun berita-berita seputar keusukupan melalui media digital. Media digital ataupun sosial yang digunakan Komsos antara lain Youtube, website, dan Instagram. 

Saat ini, Komsos sudah tersebar di seluruh keuskupan di Indonesia. Selain Komsos, pelayanan Gereja yang berbasis digital lainnya adalah PusKat. PusKat merupakan kependekan dari Pusat Kateketik, yaitu kerasulan Gereja Katolik yang dimiliki oleh Serikat Yesus dan bergerak bidang pelayanan kateketik berbasis. PusKat menyampaikan informasi seputar berita-berita terbaru ataupun ajaran Gereja Katolik dengan menggunakan media digital. Saat ini PusKat berada di bawah binaan Romo F.X. Murti Hadi Wijayanto S.J. yang merupakan seorang Yesuit dan cukup mahir di bidang digital dan juga perfilman. Romo Murti juga merupakan sutradara dari film Soegija. Adanya pelayanan dan kerasulan Gereja Katolik berbasis digital juga merupakan wujud Gereja Katolik yang mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkan teknologi sebaik mungkin.

Selain di kemampuan di bidang digital, Gereja juga membutuhkan imam atau romo yang mampu memberikan terobosan terhadap masalah pemerataan pendidikan. Gereja Katolik ikut serta dalam karya pendidikan sebagai wujud kepedulian Gereja Katolik untuk menciptakan generasi-generasi yang berkompetensi dan berbudi luhur. Salah satu karya pendidikan Gereja Katolik adalah sekolah alam yang didirikan oleh Romo Mangunwijaya Pr. Sekolah alam yang didirikan oleh Romo Mangun ini merupakan sekolah yang berada di tengah Hutan Mangunan Yogyakarta dan berada di alam terbuka. Sekolah alam ini terbilang sangat unik karena sekolah ini tidak menekankan pendidikan pada teori, namun lebih mengajari para siswanya untuk berekperimen di alam secara langsung. Saat ini beberapa romo-romo Projo yang diutus ke daerah misi domestik juga membuat yayasan karya pendidikan untuk menyekolahkan anak-anak daerah pedalaman supaya mendapatkan pendidikan yang layak dan dikirim ke Jawa untuk bersekolah. Seperti contohnya GOTAM atau Gerakan Orang Tua Asuh Misioner yang didirikan oleh Romo Bondan Pr ketika bermisi di Kalimantan. Ia mendirikan yayasan tersebut untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak pedalaman Kalimantan dan mengirim mereka untuk bersekolah di Jawa.

Dalam mengatasi permasalahan keluarga dan kerumahtanggaan umat, Gereja membutuhkan romo yang dapat mendirikan ataupun melakukan pembinaan pelayanan kategorial untuk memberikan konsultasi  terkait permasalahan psikologis, dan keluarga. Saat ini ada beberapa pelayanan kategorial untuk memberikan pelayanan bimbingan pra-pernikahan, pembinaan keluarga, dan bimbingan konseling bagi umatnya, seperti contohnya SKK atau Seksi Kerasulan Keluarga, ME atau Marriage Encounter, KEP atau Kursus Evangelisasi Pribadi, dan masih banyak lagi. Biasanya pelayanan kategorial seperti ini dibina oleh romo paroki setempat. Namun ada beberapa romo yang memang fokus menangani pelayanan kategorial, seperti contohnya Romo Erwin MSF dan Romo Andang Lisya Binawan SJ yang ikut memberikan pelayanan pada Seksi Kerasulan Keluarga untuk Keuskupan Agung Jakarta.

Seiring berkembangnya zaman, tuntutan kebutuhan dan kemampuan seorang romo pun menjadi meningkat. Maka untuk menjadi seorang romo tidak hanya sekadar terpanggil dan ingin menjadi seorang imam tetapi juga harus memiliki kemampuan tertentu untuk menjalani kerasulan sesuai kebutuhan Gereja. Maka menjadi seorang romo tidak hanya mempersembahkan apa yang menjadi kemampuannya tetapi menawarkan diri terhadap apa yang bisa dilakukan untuk pelayanan dan kerasulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun