Mohon tunggu...
Joseph Nicolas Ope Lasaren
Joseph Nicolas Ope Lasaren Mohon Tunggu... Duta Besar - Siswa

CS 112

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setitik Tangis

23 Maret 2024   09:48 Diperbarui: 23 Maret 2024   09:50 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

berkali-kali kepala desa mengetuk pintu rumah udin namun, Udin sedang tidak dirumah. Memang Udin mempunyai kebiasaan untuk keluar negeri satu bulan sekali dan warga di tempat Udin juga tidak tahu apa yang dilakukan Udin di luar negeri. Hari ini kepala desa pulang dengan wajah muram dan sedikit marah karena keberadaan Udin tidak ada seperti suara tangisan juga yang tidak tahu berasal dari siapa.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Berbulan-bulan Udin di luar negeri seperti seseorang yang tidak bertanggung jawab meninggalkan masalah yang membuat orang lain terkena imbasnya. Ada salah satu warga bernama Mohi dan mungkin dia adalah utusan mata-mata untuk memecahkan masalah. Dia melihat udin sedang dalam perjalanan pulang dari kota. Mohi dengan cepat cepat melapor kejadian yang dilihat dengan mata kepala sendiri. Kaki Mohi terus berlari hingga merasa lelah sama seperti telinga warga Udin yang sudah lelah mendengarkan suara tangisan yang setiap hari muncul tanpa sebab. Sesampainya di desa Mohi mulai memasuki kantor kepala desa dan kebetulan kepala desa sedang berada di dalam kantornya

" Uh...uh..uh aku melihat Udin., kepala desa", Mohi berkata dengan nada yang sedikit lelah

" Yang benar kamu Mohi ?" Kepala desa bertanya tanya 

" Benar kepala desa, tadi saya melihat dia turun dari mobil dan sekarang dia berada di dalam rumahnya", ujar Mohi dengan nada percaya dirinya 

"Baik saya akan segera kesana untuk membahas hal sangat membuat resah warga", ujar kepala desa dengan nada tegas seakan ingin bertemu dengan musuh terbesarnya.

Kepala desa mengulang masa lalu yang sudah dia lakukan. Dia pergi ke rumah Udin dengan berjalan kaki dan membawa dua ajudannya. Beberapa warga yang melihatnya cukup penuh dengan keheranan tapi ada yang bahagia karena sebuah musuh ataupun sesuatu hal yang dibenci akan hilang berkat kepala desa tersebut. Awal sebelum kepala desa turun tangan banyak warga bahkan warga pemberani yang melihat isi rumah Udin pernah berniat ingin mendobrak rumah Udin saat pemilik rumah sedang pergi ke luar negeri. Perintah tetaplah perintah. Jadi kepala desa membuat aturan bahwa mendobrak rumah salah satu warga sama saja mendobrak privasi yang ada di dalam rumah tersebut. Akhirnya niatan yang buruk itu segera hilang dan musnah karena warga-warga sangat menaati perintah dan tidak berani melakukan sebuah larangan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 Setelah berjalan cukup lama akhirnya kepala desa dan dua ajudannya sampai di rumah Udin. Suara ketukan di rumah Udin kembali berbunyi seperti tangisan yang berbunyi berkali-kali tanpa sebab.

"Tok...tok ..tok, disini kepala desa", suara kepala desa dari luar pintu rumah Udin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun