Mohon tunggu...
Edy Apriyanto Sudiyono
Edy Apriyanto Sudiyono Mohon Tunggu... -

peacekeeping.......

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahasa Menunjukan Bangsa #235: Tata Krama Bahasa

18 Juli 2010   11:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:46 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menjunjung tinggi tata krama bahasanya

Apakah arti bahasa?? Apakah hanya sebuah permainan kata atau kalimat yang keluar dari mulut seseorang?

"Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memilki arti" (wikipedia)

Arti apa?? Apakah harus dengan tidak bertata krama??

Ini sedikit kisah bertata krama dalam berbahasa.......

*****

Tepat tiga bulan dari batas waktu pengurusan tetek benget yang berbau skripsi hampir berakhir. Edy, nama panggilan gw di kampus laknat itu. Tidak perlu diceritakan panjang lebar tentang bentuk atau seberapa besar kampus itu. Pertama, semua bahan skripsi telah selesai, dan yang berhubungan dengan tata keuangan sudah beres.

Selanjutnya, hal yang paling pamungkas adalah minta tanda tangan pembimbing untuk segera ujian kompre. Harus diketahui, pembimbing skripsi gw yang juga merangkap Kajur di kampus itu adalah orang paling berengsek dalam sejarah hidup gw. Brengseknya mengalahkan sifat-sifat arogan VOC jaman dulu.

Dialog dan perdebatan itu terjadi diruangan sempitnya.

Kajur: ada apa lagi kamu kesini??
gw: mau minta tanda tangan biar besok bisa kompre sir
Kajur: kamu tau, skripsi kamu acak-acakan, dari segi grammar dan pembahasannya rancu
Gw: kan sebelumnya anda sir yang mengoreksi sekaligus menyetujui
Kajur: itu kemarin, sekarang model penulisan skripsi diubah

Tiga bulan gw menyiapkan skripsi dan bimbingan mencapai tigapuluh kalian berakhir tragis. Cuma dia yang paling brengsek. Selama ini dia yang membimbing gw dalam penulisan skripsi, gak terhitung lagi berapa duit udah abis buat pengurusan dan segala macamnya.

Dialaog selanjutnya...

gw: jadi bagaimana sir??
Kajur: gini aja, kamu rombak dari awal skripsi nya
Gw: wah, gak bisa gitu sir, anda tau saya mengerjakan ini berbulan bulan dan uang dah keluar banyak
Kajur: kok kamu ngotot?
Gw: saya gak ngotot, tapi kewajiban saya sudah dilaksanakan, sekarang minta hak saya
Kajur: kamu mengancam!!!!?
Gw: saya gak ngancam sir, tp saya menuntut hak saya untuk kompre
kajur: Kompre aja kamu diluar!!!
Gw: kok mister bilang gitu??

******

Siapa yang disalahkan dan dibenarkan? Sebagai pengajar dan pendidik, tidak sepantasnyalah berkata seperti itu. Kita bangsa yang berbudaya, yang menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Jikalau bahasa Indonesia hanya digunakan untuk menyampaikan ide atau pendapat, semua masalah selesai. Tetapi disini, bahasa Indonesia juga digunakan untuk mempersatukan seluruh rakyat dan bertata krama yang baik.

Selain sebagai penyaluran ide dan pendapat, bahasa juga sebagai suatu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan. Setiap pengungkapan bahasa itu harus melalui konsep dan tata krama, dan tata krama itu yang tidak dimiliki oleh sebagian rakyat.

Tata krama (tingkah laku) dalam berbahasa sebaiknya harus dimiliki seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya sebagai identitas semata, tetapi juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bertata krama, itu bisa diliat dari setiap masyarakatnya dalam bertutur. Inikah yang disebut bahasa yang menunjukan bangsa?? Mungkin iya, bangsa yang bobrok oleh karena tata krama bahasa nya sendiri. Miris.............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun