Pesan pendek masuk lagi, “Iyaaa….”
Jam tujuh malam tidak ada kabar. Perasaan tadi pergi sekitar jam makan siang. Masa jelang jam tujuh malam tidak ada kabar?? Dengan kesal kupaksa ayahnya menemaniku menjemput ke rumah Lisa.
Benar saja, ia sudah ada disana dan langsung berlari keluar, masuk ke dalam mobil yang menjemput. Mulailah rekaman radio rusak disetel oleh kami.
“Tidak menghormati orang - tua! Tadi nilpon bilang jam lima sudah akan pulang?! Bisa - bisanya dua jam tidak ada kabar dan HaPe mati?? Dikasi kepercayaan kok dibengkokkan? Besok - besok tidak ada acara gaul dengan teman - teman lagih!! Tidak tahu diri, tidak tahu waktu!! Kamu tahu tidak, orang tua cemas?? Harus selalu berkirim kabar ke rumah! Lain kali kalo pergi Mom ikut!!..”
Dia diam saja duduk di pojokan dan menikmati hasil foto - foto yang tadi dijepret bersama kawan - kawannya. Lesu, tapi sudah terbiasa dengan siaran radio rusak yang menjadi makanan sehari - harinya.
“Ayo, bilang apa…” Ujarku kesal.
“Sorry Mom,….Sorry Dad!”
“Good…” ujarku puas, serasa sukses mentraining anjing pudel kecil.
Kami kemudian makan malam, aku melihat foto -foto yang dihasilkannya. Khas remaja, ramai - ramai nongkrong didepan sebuah pusat perbelanjaan, tertawa ceria. Wajah mereka berlima segar dan bahagia. Tidak ada beban apapun juga kecuali menikmati sore itu. Bahkan ada videonya. Kuteliti wajah para pemuda..(hmmm,…culun…ujarku lega dalam hati).
“Nice photosss…” komentarku.
Lalu ia dengan gembira bercerita tentang acara mereka. Makan di sebuah restoran Jepang dengan judul makanan yang aneh, lalu bermain tebak - tebakan dengan judul others no others. Yang dari ceritanya sedikit mirip permainan ‘lakukan apa yang kukatakan.’ Bagaimana mereka main game di anuzone dan Lola memenangkan dua boneka kecil. So sweet,…