Mohon tunggu...
Josephine Winda
Josephine Winda Mohon Tunggu... wiraswasta -

membaca itu candybar dan menulis itu lollypop, yummy !.... googling me windascriptease ;)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Begini Rasanya Melepas ABeGe Gaul

19 Januari 2014   16:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Mom, nanti aku mau pergi ya sama Lita dan Lisa.”

“Okay,” Jawabku. “Asal ponsel menyala ya jadi bisa dikontek Mom kapan saja.”

Siangnya datang dua gadis lain. Lita dan Lisa. Yang satu tampak lebih “matang” ketimbang yang lain. Matang, tapi jelas bukan Manggis (minjem istilah Pakde Ganteng).

“Hai Tan,….apa kabar Tan??… Lola kami ajak jalan dulu ya…Bye Tan, kalo Oom ada di rumah salam juga ya Tan, buat Oom-nya.” Sapaannya riang, cepat dan seolah sudah biasa bergaul diantara orang - orang dewasa. Barangkali juga pernah memimpin konferensi entah apa?

Kepalaku pusing. Pengen komplen, berasa tante - tante sosialita yang melepas anak jadi manja. Padahal cuma kasih kesempatan saja. Namanya anak sudah akan tumbuh dewasa, ada wadah dan komunitasnya sendiri. Tidak bisa selalu dirantai dan dicekoki. Harus mampu menyalakan filter dalam dirinya, kalau tidak akan selalu jadi buta dan dituntun emboknya. Anak, harus menjadi adventurer dalam dirinya sendiri.

Tentu harus ada batasan, tapi tidak berarti kaku. Permainan disini sedikit rancu, pasalnya masa remajaku dan anakku tentu beda. Dulu aku tinggal di kota kecil. Ibuku kenal dengan ayah - ibu teman-temanku. Beberapa bahkan teman sekolahnya juga. Nah ini? Anakku berteman dengan anaknya siapa?

“Mom, mamahnya Lita kan ngerokok.” Aku diam dan kujawab, “Ya ngga apa, Mom kan juga temenan dengan Tante Lisye, dia kan ngrokok juga! Pasalnya Mom cuma mau pesan, nggak usah ikut ngrokok nanti batuk. Soalnya Mom pernah coba dan terbatuk - batuk.” Ujarku sedikit bohong.

Jam lima sore ia menilpon, “Mom, aku, Lita, Lisa, Edison dan Calvin pulang naik taksi yaaa..”

Dalam hati aku mengeluh lagi. Tadi bilangnya pergi dengan dua gadis? Kok sekarang nambah ada dua pemuda?? Tapi kutahan rasa hatiku yang kesal dan ingin protes.

Suaraku mulai sedikit kesal, “Boleh naik taksi tapi selalu berlima ya! Jangan ada yang di taksi sendiri! Berlima turun dirumah Lisa nanti Mom dan Dad jemput!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun