memahat namamu pada batu,
melepas kenangan pada lalu,
mendengar hingar - bingar tentangmu,
sembilu bermata satu menusuk di kalbu
kacaukan nurani dan celoteh asa
hiraukan amarah dan nestapa
pada celah - celah kami menatap
yang tak tergenapi mengendap
teriakmu pada mimpi palsu
cita - cita kita hanya omong - kosong
luluh lantak ceraikan pecah bebatuan
magnit hitam pun tak mampu menyatukan
ketika benci menjadi kaldu yang beku
lucu jika pada hari ini katakan lagi tentang cinta
ketika lupa menjadi obat paling berharga
jadi gelak tawa jika kita masih ada rasa
maaf, tidak ....dan sekali lagi tidak
kunci rapat - rapat jeruji hati
sehingga kau dan aku masing - masing melangkah sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H