Mohon tunggu...
Joseph Edwin
Joseph Edwin Mohon Tunggu... Penulis lepas -

Melukis kita dengan kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Setelah Jazz, Bromo Digempur Ribuan Pelari Maraton

4 September 2016   08:45 Diperbarui: 6 September 2016   09:42 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Seribu peserta menguji fisik dan mental di Bromo Marathon 2016 (4/9). Ini adalah tahun keempat Maraton dilaksanakan. Balap lari ini bukan saja disambut baik oleh para pelari, tetapi juga oleh warga setempat.

"Ya, Bromo Marathon ini membantu segala lapisan masyarakat," tutur Santi, seorang relawan asli Desa Tosari. Ujaran Santi senada dengan misi Bromo Marathon yaitu menyokong perbaikan tingkat kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan warga setempat.

Relawan Bromo Marathon 2016 dari desa Tosari. Foto oleh Joseph Edwin
Relawan Bromo Marathon 2016 dari desa Tosari. Foto oleh Joseph Edwin
Dari tenaga relawan dan pemilik homestay hingga ke tukang ojek dan penyuplai persediaan dari Tosari, efek tumpahan dari kehadiran Bromo Marathon sangat dirasakan masyarakat.

Lomba diikuti pelari tanah air dan mancanegara seperti China, Amerika Serikat, Kenya dan India. Total sebanyak 1250 pelari berpartisipasi dalam ajang tersebut.

Bagi pelari asal Singapura Scott dan Graham, ini adalah pertama kali mereka menelusuri rute khas Pasuruan. Keduanya hadir untuk menantang diri di kategori half-marathon (21 Km).

"Saya mendengar Bromo Marathon dari kawan yang tahun lalu mengikuti. Ia merekomendasi karena pengalaman lalu yang berkesan," tutur Scott dengan ramah.

Graham dan Scott dari Singapura. Foto oleh Joseph Edwin
Graham dan Scott dari Singapura. Foto oleh Joseph Edwin
Selain half-marathon, jarak yang juga diperlombakan adalah 10 Km dan maraton penuh (42 Km).

Meski diperuntukkan bagi pemula dan profesional, medan yang ditawarkan Bromo Marathon tidak dapat dikatakan mudah. Lintasan pada ajang ini membutuhkan komitmen para pelari. Rute yang tersedia merupakan kombinasi antara jalur tanah dan aspal yang jarang mendatar.

Ketika lomba dimulai, pelari segera disambut oleh jalan menurun panjang yang disambung dengan jalur mendaki yang ampuh membuat kebanyakan hanya berjalan.

"Jalur berat sekali. Hampir setengah rute menurun dan sisanya menanjak!" Ivan, seorang finisher 10K dengan waktu satu jam 14 menit, mengaku.

Ivan menyelesaikan 10k dengan waktu 01:14. Foto oleh Joseph Edwin
Ivan menyelesaikan 10k dengan waktu 01:14. Foto oleh Joseph Edwin
Memang banyak yang menyetujui Ivan. Peserta yang kembali berlari di Bromo Marathon disuguhkan jalur lari segar yang berbeda dengan tahun lalu: bahkan mungkin dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun