Jazz Festival 2023 di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (2/6/2023). Semua hadirin yang ada di situasi tersebut yang mayoritas merupakan Gen Z mulai berdiri dan meneriaki namanya dengan gema suara dari segala arah, muncullah sang bintang yang telah diberkati kepada kami selama masa pandemi ini yang telah membuat bahkan Gen Z masyarakat Indonesia yang sedang mengalami penurunan dalam penggemar genre Jazz pada masa 2010 hingga 2020 mulai memasuki kembali ke dalam adegan kebangkitan Jazz ini. Dalam beberapa jam itu, semua terasa seperti sebuah perjalanan kembali ke jalur kenangan dengan konser para legenda Jazz seperti Chet Baker, Ella Fitzgerald, dll. Laufey, meletakkan gitar elektriknya yang berongga. Dengan tangannya yang bebas, dia mulai menyanyikan "Street by Street," lagu yang memulai segalanya. Saat dia bergerak melintasi panggung, dia melakukan pose baru untuk setiap baris: membungkuk ke depan di pinggang, seolah ingin berbagi sedikit gosip; kaki lurus, pinggul ditekuk; kepala menoleh ke samping, seolah-olah sedang menghela nafas. Sebuah pengalaman yang klasik dan ikonik dari setiap konser Laufey yang telah dibuktikan dari "Bewitched: The Goddess Tour" nya yang telah terjual habis hampir di setiap lokasi tampil.
Menit - menit pembukaan terhadap acaranya pada tahun lalu di Jakarta International BNI JavaSiapakah bintang jazz yang sedang merubah struktur jazz ini?
Hal tersebut tentu akan membawa berbagai pertanyaan bagi publik, siapakah Laufey ini dan mengapa beliau yang lagu - lagunya saja jarang ditampilkan di radio dapat menggemparkan dan menjadi sebuah muka dari sebuah genre dalam menghadapi era yang baru. Semua perjalanan tentu memiliki permulaan dan untuk Laufey(dieja LAY'-vay) , semua mulai dari lagunya "Street by Street," yang dia rekam dengan bantuan jurusan produksi musik saat meninggalkan kampus Berklee selama lockdown. Lagu ini mendapatkan popularitas di Islandia dan online, akhirnya muncul di EP-nya "Typical of Me" pada tahun berikutnya.Â
Mengambil inspirasi dari jazz dan bossa nova, musiknya menangkap rasa kerinduan yang penuh harapan, ditegaskan oleh suara mesin drum yang sederhana dan getaran yang mengingatkan pada Corinne Bailey Rae. Semua tersebut dibantu dengan cuplikan dan suasanan musiknya yang memiliki campuran antara Jazz dengan Pop yang memiliki sebuah hubungan yang menarik pada masa kekuasaan TikTok atas penemuan musik baru saja terjadi dan Laufey merupakan salah satu artis yang beruntung dengan lagunya "From The Start" yang terinspirasi dari bossa nova, menjadi hit besar dengan 313,1 juta streaming resmi global on-demand, menurut Luminate. Jadi dapat dikatakan bahwa TikTok merupakan tempat di mana kepribadian dan daya tarik diperhitungkan, tetapi genre tidak ada konsekuensinya --- platform sempurna untuk artis seperti Laufey di mana dia dapat mendefinisikan musik pop yang dipengaruhi jazz bukan hanya sebagai suara tetapi juga sebagai estetika, perasaan, gaya hidup yang abadi dan tak lekang oleh waktu. sangat penting saat ini.
Bagaimana Laufey menjadi jembatan bagi jazz antar generasi dan dampak yang beliau bawa?
Pada saat Laufey merilis EP berjudul "Typical of Me" pada tahun 2021 dan album debutnya, "Everything I Know About Love," pada tahun 2022. Dia bertujuan untuk membuat musik jazz dan klasik menarik bagi audiens yang lebih muda, dengan mengatakan, "Saya benar-benar ingin memastikan kami menjangkau audiens yang lebih muda." Laufey percaya pada faktor keterhubungannya, dengan menyatakan,Â
"Yang dibutuhkan Gen Z adalah keterhubungan. Saya ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa saya hanyalah salah satu dari mereka. Saya ingin bentuk seni ini bertahan, namun saya juga menyadari bahwa agar mereka dapat bertahan, diperlukan darah baru, kehidupan baru." Dia menerima identitasnya sebagai individu Gen Z dan berkata, "Saya adalah anak-anak tahun 2022." Kata beliau  di media sosialnya yang beliau kelola secara pribadi
Serta, walaupun terdapat beberapa gugatan
Serta, ketika pengikut online Laufey bertambah menjadi lebih dari tiga juta di TikTok dan dua juta di Instagram, platform media sosialnya berevolusi menjadi saluran langsung untuk berinteraksi dengan penggemar. Berkolaborasi terutama dengan rekan komposer Spencer Stewart, Laufey mendengarkan saran pengikutnya untuk topik dan cover lagu. Misalnya, ketika diminta untuk menulis tentang pengalaman menjadi pilihan kedua dalam cinta, dia menulis lagu yang menyentuh namun menarik "Second Best" dari albumnya "Bewitched", yang mengungkapkan perasaan tidak sepenuhnya dihargai dalam suatu hubungan. Jadi dapat dikatakan dengan percaya diri setelah kemenangan GRAMMY untuk "Best Pop Traditional Album" nya dan "The Goddess World Tour" nya yang meliputi 46 negara dengan sebagian besar negara yang sudah terjual habis bahwa Laufey merupakan sebuah muka atau salah satu artis paling vokal yang mampu menggapai segala audiens dari berbagai negara dan generasi dengan "cult like" fanbase nya yang tak terhitung untuk penggemar baru yang ingin memasuki dan mempelajari genre yang terhilangkan ini yaitu Jazz melalui perpaduan bossa nova, jazz, dan unsur lainnya dari mata beliau yang ia telah sesuaikan dengan selera generasi terkini.
Apa berikutnya untuk Laufey dan bagaimana kita dapat berkontribusi terhadap kebangkitan genre musik ini?
Dalam sebuah wawancara dengan "The Today" pada tanggal 22/11/22, beliau mengatakan
"Saya selalu mengatakan bahwa saya berada di bagian terbaik dalam karier saya saat ini, karena segalanya membuat saya sangat bersemangat. Semuanya baru, keren, dan menakjubkan dan saya harap saya bisa mempertahankannya,"
Serta, dalam sebuah wawancara dengan Variety setelah pernyataan adanya "Bewitched : The Goddess World Tour" pada tanggal 9/12/23, beliau memberikan beberapa pemikiran atau visi mengenai apa yang beliau ingin lakukan untuk kedepannya dengan pernyataan sebagai berikut:
"Semoga. Sekarang saya telah memanfaatkan penonton Gen Z... Saya senang melihat banyak orang membawa orang tua mereka ke konser, dan mereka tampaknya juga sangat menikmatinya, dan saya mendapat banyak DM dari orang tua seperti, "Ini mirip dengan musik yang saya dengarkan saat tumbuh dewasa, dan saya sangat bangga dengan anak saya yang mendengarkan musik ini, dan kami akan datang ke konser Anda bersama." Itu membuatku sangat bahagia. Menurut saya saat ini banyak sekali perpecahan antar generasi -- seperti generasi boomer vs. Gen X vs. Gen Z vs. Gen A sekarang -- dan saya ingin menyajikan sesuatu yang dapat menjadi faktor pemersatu antar generasi. Tapi menurut saya budaya pop dimulai dari generasi muda, jadi itulah alasan saya memulainya di sini."
Jadi, dapat dikatakan bahwa masa depan Jazz berada di tangan yang aman dan walaupun mungkin Jazz tidak akan muncul dengan bentuk yang sama seperti pada zaman Chet Baker dsb pada saat memasuki era musik modern dengan tuntunan tangan Laufey, kita harus tetap merangkul bentuk baru ini dan tidak menjadi "genrephobic"dikarenakan dunia akan selalu berputar dan segala sesuatu akan berubah seiringnya zaman seperti perkembangan zaman film memasuki era penggunaan suara dalam film dsb. Dikarenakan segala hal baik pasti membutuhkan pengorbanan dan kita semua harus melakukan pengorbanan kami masing - masing agar Jazz dapat terangkul kembali relevan di masa  modern ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H