Mohon tunggu...
Joselynn Evangeline
Joselynn Evangeline Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

49%

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perkembangan Kepercayaan Manusia dari Masa Pra-Aksara

15 November 2022   10:24 Diperbarui: 15 November 2022   13:33 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERKEMBANGAN KEPERCAYAAN MANUSIA DARI MASA PRA-AKSARA

Kepercayaan yang dianut oleh umat manusia sangatlah bervariasi. Kepercayaan-kepercayaan tersebut telah berkembang sejak masa pra-aksara. Para peneliti memercayai bahwa kepercayaan telah berkembang sejak zaman mesolithikum dan terus berkembang hingga masa sekarang. Pada zaman paleolithikum, zaman sebelum zaman mesolithikum kepercayaan belum terlalu berkembang karena manusia sibuk berburu untuk bertahan hidup. Kepercayaan-kepercayaan yang awalnya dimiliki oleh manusia pada masa pra-aksara antara lain adalah kepercayaan roh nenek moyang, animisme, dinamisme, totemisme, hingga monoteisme yang umumnya ditemui di zaman ini. Di zaman ini, kepercayaan-kepercayaan diatur dalam undang-undang dan terkadang menyebabkan konflik. Kepercayaan yang dianut dan dosa yang dilakukan oleh manusia juga terpengaruh oleh apa yang terjadi pada masa pra-aksara. 

Kepercayaan roh nenek moyang merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap makhluk memiliki jiwa atau roh dan roh tersebut dapat bertindak sesuai keinginannya.  Hal ini yang membuat mereka menyembah dan memuja-muja jika ada pemimpin atau leluhur mereka yang sudah meninggal. Animisme merupakan kelanjutan dari kepercayaan roh nenek moyang. Animisme percaya atas keberadaan roh dan bahwa roh tersebut yang mengatur dan menyebabkan fenomena-fenomena yang terjadi di alam. Sementara itu, dinamisme merupakan kepercayaan yang memercayai bahwa benda-benda memiliki kekuatan gaib (Mutsani, 2019). Lalu ada juga kepercayaan totemisme yang memercayai keilahian dari makhluk-makhluk selain manusia seperti hewan dan tumbuhan. Kepercayaan-kepercayaan tersebut berkembang hingga monoteisme yaitu kepercayaan keberadaan suatu entitas yang memiliki kekuatan melebihi manusia dan yang menciptakan segala sesuatu, yaitu Tuhan Yang Maha Esa (Kresnoadi, n.d.). Namun, kepercayaan yang paling berkembang pada masa pra-aksara adalah animisme dan juga dinamisme.

Pada zaman paleolitihkum yaitu zaman batu tua yang berlangsung sekitar 600.000 (enam ratus ribu) tahun yang lalu, kepercayaan mulai berkembang di beberapa tempat dan belum di beberapa tempat lainnya. Pada zaman paleolithikum, kepercayaan dan pemujaan bukanlah prioritas yang dimiliki para manusia karena, mereka lebih sibuk berburu untuk mencari makanan dan bertahan hidup. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil-hasil budaya zaman paleolithikum yang berupa kapak genggam, kapak perimbas, alat-alat dari tulang binatang, dan lainnya yang berfungsi untuk mencari makanan. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia pada zaman paleolithikum hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan.

Selanjutnya pada zaman mesolithikum, kepercayaan-kepercayaan lebih berkembang dibandingkan pada zaman paleolithikum. Kepercayaan pada masa pra-aksara dapat dilihat melalui beberapa hasil budaya dan peninggalan. Salah satu bentuk hasil budaya yang paling umum adalah lukisan di gua-gua. Contoh lukisan gua berbentuk cap tangan yang dipercayai merupakan satu bagian dari ritual keagamaan yang dianggap memiliki kekuatan magis. Bentuk dari cap tangan tersebut memiliki simbolisasinya masing-masing, contohnya cap jari tangan yang berwarna merah diperkirakan sebagai bentuk simbol kekuatan dan perlindungan, sedangkan cap tangan dengan jari yang tidak lengkap diperkirakan merupakan simbol untuk mengungkapkan kedukaan (Feby, 2020). Pada zaman ini, bisa dilihat bahwa belum ada peraturan yang mengatur kepercayaan manusia.

Pada zaman neolithikum atau zaman batu muda, kepercayaan yang dimiliki manusia tidak jauh berbeda dengan zaman mesolithikum, namun cara berpikir, ilmu pengetahuan, dan juga keterampilan manusia lebih berkembang dan memungkinkan mereka untuk mengolah batu-batuan dengan lebih baik. Manusia pada zaman ini sudah mulai untuk menetap dalam tempat tinggal yang permanen ataupun semi-permanen. Lalu, salah satu hal yang paling menonjol dari zaman ini adalah dimulainya aktivitas food producing atau memproduksi makanan (Yasmin, 2022). Bercocok tanam dan peternakan sederhana sudah mulai ada di zaman ini. Kepercayaan pada zaman ini adalah animisme dan dinamisme. Pada zaman ini belum ada peraturan yang mengharuskan masyarakatnya untuk memiliki kepercayaan. Masyarakat pada zaman ini mengirimkan dan membekali orang yang meninggal dengan benda-benda seperti perhiasan dan periuk. Hal ini dilakukan karena adanya kepercayaan bahwa orang yang meninggal akan memiliki kehidupan di alam lain sehingga mereka mengirimkan barang-barang keperluan agar perjalanan ke dunia arwah dapat terjamin dan aman. Ada juga penggunaan batu-batuan besar seperti dolmen dan menhir untuk mengadakan upacara kematian seseorang di zaman ini.

 Animisme, dinamisme dan totemisme terus berkembang hingga Zaman Megalithikum atau yang bisa disebut sebagai zaman batu besar (Litalia, 2022). Hal ini dapat dilihat dari hasil budaya pada zaman itu. Beberapa hasil budaya zaman megalithikum adalah menhir, monolit, dolmen, punden berundak-undak, trilit, sarkofagus, cist atau kubur batu, dll. Benda-benda hasil budaya tersebut biasanya digunakan dan dibentuk untuk pengadaan ritual-ritual, upacara adat, dan sebagai tempat pemakaman (Rosfenti, 2020, Halaman 10). Hal tersebut dikarenakan animisme yang berkembang pada zaman itu, yaitu kepercayaan bahwa terdapat roh-roh di sekitar manusia yang melindungi manusia (Ananda, 2022).

 Zaman perunggu atau juga disebut masa perundagian adalah bagian dari zaman logam (Maarif, n.d.). Pada zaman ini, manusia sudah mulai memiliki keahlian untuk mengolah logam khususnya perunggu. Kepercayaan yang berkembang pada masa ini salah satunya adalah animisme yang dapat dilihat dari hasil budaya seperti nekara dan moko yaitu semacam tambur dari perunggu yang diyakini digunakan sebagai alat untuk upacara untuk mendatangkan hujan maupun upacara kematian (Rosfenti, 2020, Halaman 15). Selain itu, pada zaman perunggu manusia sudah menetap, sudah mengenal sistem pembagian kerja dan status kekayaan.

Kepercayaan yang dianut oleh manusia berkembang hingga masa sekarang. Pada masa sekarang, kepercayaan lebih berkembang dan juga diatur dalam undang-undang. Di dunia ini ada banyak agama dan kepercayaan namun, di Indonesia, hanya ada 6 (enam) agama yang diakui yaitu, Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Kong Hu Cu. Agama-agama tersebut berlandaskan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat Indonesia memiliki kebebasan untuk memilih dan memeluk agama yang diyakini oleh pribadinya. Namun, masih ada beberapa masalah dalam mencapainya.

Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa yang berarti bahwa di Indonesia ini masyarakatnya harus beragama dan melandaskan hidupnya pada Tuhan. Adapun pada UUD 1945 Pasal 28E Ayat (1) menegaskan bahwa  "Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali." (Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, n.d.). Meskipun begitu, masih banyak permasalahan dalam kehidupan beragama. Contohnya, ketika ada seseorang yang terlahir dari keluarga dengan agama tertentu ingin pindah ke agama yang lain, biasanya anggota keluarga lainnya tidak akan menyetujui dan mendukungnya. Hal tersebut merupakan salah satu masalah yang masih harus diperbaiki untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan beragama.

"Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama." adalah bunyi dari Pasal 29 Ayat (2) UUD 1945 (Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, n.d.). Sangat disayangkan, masih ada pimpinan di negara ini yang tidak menjalankan tugasnya untuk memberikan kemerdekaan beragama pada penduduknya. Masih saja ada pemerintah yang melarang pembangunan rumah beribadah, padahal kemerdekaan dan kebebasan beragama merupakan salah satu hak asasi manusia yang bersifat dasar. Sebaliknya, pemerintah seharusnya memberikan jaminan yang konkrit dengan mewujudkannya secara nyata dengan membiarkan setiap umat agama untuk dapat beribadah di rumah ibadahnya masing-masing tanpa harus terhambat karena larangan pembangunan rumah ibadah tersebut.

Selain kemerdekaan beragama, kerukunan umat beragama juga adalah hal yang penting. Trilogi kerukunan umat beragama yaitu; kerukunan antar umat beragama, kerukunan intern umat agama, dan kerukunan antar umat beragama dan pemerintah. Ketiganya harus dipenuhi secara bersamaan untuk mencapai suatu kerukunan beragama di Indonesia. Untuk mencapainya, dapat dimulai untuk menghargai saudara-saudara yang seiman tanpa memandang denominasi ataupun hal-hal lainnya. Berikutnya adalah dengan menghargai orang-orangnya yang tidak seiman dengan tidak mengganggu mereka saat beribadah, tidak merendahkan kepercayaan mereka, tidak memaksakan untuk menganut agama tertentu, dan juga tidak membeda-bedakan orang berdasarkan agama yang mereka anut. Setelah itu, kerukunan dengan umat beragama lain dapat terbentuk dengan toleransi, tidak merendahkan, tidak merasa paling benar, dan egois. Kerukunan umat beragama juga dapat terwujud dengan keikutsertaan pemerintah, jika pemerintah menunjukkan perilaku yang tidak memperlihatkan kerukunan antar umat beragama, hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya pecah-belah dan pertikaian. Oleh sebab itu, pemerintah yang tidak membatasi agama-agama tertentu dan tidak memaksakan umat agama adalah tindakan yang sangat penting untuk mewujudkan kerukunan beragama. Pemerintah yang membatasi agama-agama tertentu merupakan suatu wujud dari perbuatan yang tidak terpuji dan merupakan dosa.

Ada 7 (tujuh) jenis dosa mematikan yaitu; kesombongan, ketamakan, iri hati, kemarahan, hawa nafsu, kerakusan, dan juga kemalasan. Dosa-dosa tersebut adalah akar dari dosa-dosa lainnya. Iri hati, kesombongan, dan juga ketamakan termasuk ke dalam doa yang ada dalam ketidakrukunan beragama. Dalam ketidakrukunan, orang-orang biasanya merasa paling benar dan sombong, merasa bahwa hanya kepercayaannya yang benar dan berhak untuk mendapatkan fasilitas dan kesempatan untuk beribadah, dan juga terdapat rasa iri hati pada umat agama lain. Hal-hal tersebut tidak baik karena merupakan bentuk dari dosa mematikan.

Selain dari itu, menurut pandangan Kristiani, penyembahan roh nenek moyang ataupun penyembahan terhadap benda-benda dan makhluk hidup lainnya yang dilakukan oleh manusia purba juga merupakan bentuk dosa karena merupakan suatu bentuk penyembahan berhala. Penyembahan berhala merupakan pelanggaran dari hukum taurat yaitu perintah Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Penyembahan berhala merupakan pelanggaran dari hukum taurat yaitu perintah Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Perintah tersebut adalah “Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku” yang tertulis di Keluaran 20:3. Penyembahan berhala merupakan sebuah dosa karena melanggar perintah dari Tuhan dan adalah perilaku yang berpaling dari-Nya. Penyembahan berhala adalah salah satu bentuk dari kesombongan manusia yang membayangkan sebuah tuhan menurut kemampuan dan imajinasinya, menjadikan hal yang tidak nyata sebagai Tuhan (Christian Library, n.d.). Selain dari penyembahan berhala, banyak juga manusia yang tidak percaya kepada Tuhan, hal ini juga merupakan bentuk dari dosa. Kepercayaan animisme, dinamisme, dan juga totemisme merupakan beberapa bentuk dari penyembahan berhala dan kebenaran satu-satunya hanyalah pada Tuhan.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa kepercayaan yang dianut manusia sudah  banyak berkembang sejak zaman pra-aksara. Kepercayaan terhadap roh nenek moyang, kepercayaan terhadap benda-benda, dan kepercayaan terhadap makhluk hidup lainnya yang dianut oleh manusia purba, merupakan beberapa bentuk dari penyembahan berhala. Penyembahan berhala merupakan salah satu bentuk dosa yang berakar dari 7 (tujuh) dosa mematikan yang masih dapat dilihat hingga masa kini. Kepercayaan yang berkembang membuat manusia memiliki kepercayaan yang berbeda-beda sehingga sering menyebabkan konflik dan pertikaian karena keegoisan manusia. Untuk mencegah pertikaian dan menjaga kerukunan beragama maka setiap pihak harus bekerja sama untuk mencapainya dengan saling menghargai sesama dan toleransi. Karena sejatinya perbedaan itu harusnya membuat keragaman yang indah dan dapat membuat kehidupan yang sejahtera. Meskipun untuk selalu damai tanpa pertikaian bukanlah hal yang mudah, Tuhan telah memberikan Roh Kudus untuk menuntun kehidupan mengarah pada hal-hal yang baik dan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Sebagai orang-orang yang memercayai Tuhan, menghargai dan menghormati kepercayaan orang lain adalah suatu kewajiban. Hal ini adalah bentuk toleransi yang dapat mencegah terjadinya pertikaian dan konflik. Pertikaian juga biasanya terjadi karena dosa-dosa mematikan yang ada di dalam diri manusia. Manusia tidak sebaiknya sombong, iri hati dan juga tamak agar dapat mewujudkan kerukunan beragama dengan sesama umat agama, antar umat agama, dan juga dengan pemerintah. Selain para masyarakat, pemerintah juga harus berusaha untuk mewujudkan kerukunan beragama. Dapat disimpulkan bahwa kerukunan dan kemerdekaan beragama hanya dapat dicapai dengan kerja sama semua pihak dengan tidak egois. Dengan itu kerukunan dapat dicapai dan dosa dapat dihindari dengan menuruti perintah Tuhan dan melakukan tindakan yang menunjukkan toleransi dengan sesama.

Daftar Pustaka

Ananda. (2022, August 23). Zaman Megalitikum: Pengertian, Karakteristik, dan Benda Peninggalan. Gramedia Literasi. https://www.gramedia.com/literasi/zaman-megalitikum/

Biro Administrasi Registasi Kemahasiswaan & Informasi - Universitas Medan Area. (2022, May 28). BARKI Universitas Medan Area. https://bakai.uma.ac.id/2022/05/28/zaman-neolitikum-pengertian-sejarah-ciri-ciri/

Budhiman, I. (2021, August 8). 7 Dosa Besar Mematikan dalam Ajaran Kristen yang Harus Dihindari. 99 Berita Properti. https://berita.99.co/7-dosa-besar-dalam-ajaran-kristen/

Feby. (2020, July 10). Periodisasi Zaman Praaksara Berdasarkan Arkeologi. Gramedia Literasi. https://www.gramedia.com/literasi/zaman-praaksara-berdasarkan-arkeologi/

Hasil Kebudayaan Masa Perundagian - Materi Sejarah Kelas 10. (2022, August 1). https://www.zenius.net/blog/hasil-kebudayaan-masa-perundagian

Itsrur. (2020, April 3). Seven Deadly Sins, Tantangan Generasi Muda Indonesia di Era Digital. ITS News. https://www.its.ac.id/news/2020/04/03/seven-deadly-sins-tantangan-generasi-muda-indonesia-di-era-digital/#:~:text=Seven%20deadly%20sins%20terdiri%20atas

Kresnoadi. (n.d.). Sistem Kepercayaan Manusia Purba Masa Prasejarah | Sejarah Kelas 10. Www.ruangguru.com. https://www.ruangguru.com/blog/sistem-kepercayaan-manusia-purba

Litalia. (2022, June 3). Zaman Megalitikum, Pengertian, Ciri-Ciri, Peninggalan dan Hasil Kebudayaannya [Lengkap]. Jurnalponsel. https://www.jurnalponsel.com/zaman-megalitikum/

Maarif, S. D. (n.d.). Sejarah Zaman Perunggu: Ciri-ciri, Hasil Kebudayaan, & Peninggalan. Tirto.id. https://tirto.id/sejarah-zaman-perunggu-ciri-ciri-hasil-kebudayaan-peninggalan-gr6K

Mengenal Kehidupan Manusia Praaksara pada Masa Perundagian, Materi Ilmu Pengetahuan Sosial - Bobo. (n.d.). Bobo.grid.id. Diakses 14 November, 2022, dari https://bobo.grid.id/read/083488879/mengenal-kehidupan-manusia-praaksara-pada-masa-perundagian-materi-ilmu-pengetahuan-sosial?page=all

Mutsani, H. (2019, December 3). Zaman Paleolitikum : Pengertian, Ciri, Kehidupan, Kebudayaan, Kepercayaan, Dan Peninggalannya Lengkap. Forbes.Id. https://forbes.id/zaman-paleolitikum-pengertian-ciri-kehidupan-kebudayaan-kepercayaan-dan-peninggalannya-lengkap/

Ningsih, W. L. (2021, April 6). Zaman Megalitikum: Peninggalan, Sejarah, Ciri, dan Kepercayaan Halaman all. KOMPAS.com. https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/153756379/zaman-megalitikum-peninggalan-sejarah-ciri-dan-kepercayaan?page=all#:~:text=Kepercayaan%20zaman%20megalitikum&text=Masyarakatnya%20percaya%20bahwa%20arwah%20nenek

Ningsih, W. L. (2022, October 12). Sistem Kepercayaan Masyarakat pada Masa Neolitikum Halaman all. KOMPAS.com. https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/12/103000779/sistem-kepercayaan-masyarakat-pada-masa-neolitikum?page=all#:~:text=Masyarakat%20pada%20masa%20Neolitikum%20percaya

Perlindungan terhadap Kebebasan Beragama | Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. (n.d.). Www.mkri.id. https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11505#:~:text=Konstitusi%20Indonesia%2C%20yakni%20UUD%20

Pride and Our Idol Factories: The Disturbing Relationship between Pride and Idolatry | Christian Library. (n.d.). Www.christianstudylibrary.org. Diakses 14 November , 2022, dari https://www.christianstudylibrary.org/article/pride-and-our-idol-factories-disturbing-relationship-between-pride-and-idolatry

Rosfenti, Veni. 2020. Modul Pembelajaran SMA Sejarah IndonesiaBekasi: Kemendikbud. 

Sudarno, J., & M.Si. (2017, June 21). Tri Kerukunan Umat Beragama. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu. Diakses 15 November, 2022, dari https://bengkulu.kemenag.go.id/artikel/42737-tri-kerukunan-umat-beragama

Toleransi Barometer Umat Beragama. (2022, March 21). Kemenag Salatiga. https://kotasalatiga.kemenag.go.id/penyelenggara-zakat-dan-wakaf/toleransi-barometer-umat-beragama/#:~:text=Lebih%20lanjut%20Taufiq%20menambahkan%20salah

Yasmin, P. A. (2022, March 31). Zaman Neolitikum: Pengertian, Ciri-ciri, Manusia Pendukung dan Peninggalannya. INews.ID. https://www.inews.id/news/nasional/zaman-neolitikum-pengertian-ciri-ciri-manusia-pendukung-dan-peninggalannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun